Bulir-bulir air itu menghujam dengan kencang, tiada celah. Sedangkan itu, Sasuke terus menghindarinya sejak tadi. Sedangkan itu, Izumi tetap belum menghentikan jurusnya. Dia tampaknya sangat menikmati ini. Ketika setelah sekian lamanya, dia akhirnya bisa menggunakan jurus sesuka hatinya.
Jika ada seseorang yang mendengarkan ceritanya mungkin mereka akan tertawa. Sesuatu hal yang membentuk dirinya menjadi seperti ini. Dia adalah seorang shinobi yang memiliki keahlian berupa genjutsu, dan bukan hanya itu, dia memiliki satu kemampuan langka. Selain genjutsunya yang bisa mempengaruhi orang, membuat mereka menyerang tidak tentu tujuan bahkan meningkatkan kekuatan dan kecepatan mereka, cakhra mereka akan terserap cukup banyak sebagai gantinya. Tapi selain itu semua, dia juga bisa menjaga jiwanya untuk tetap ada bahkan ketika dia mati, hanya untuk beberapa saat saja sebelum dia benar-benar akan menghilang. Tinggal mencari tubuh pengganti maka dia bisa hidup seperti semula, tapi untuk mencari seseorang yang cocok bukanlah hal yang mudah. Jurusnya ini takkan berhasil untuk laki-laki. Selain itu, butuh seseorang dengan cakhra yang banyak dan kuat untuk bisa berhasil. Itulah mengapa dia berusaha untuk terus mencari seseorang yang dirasa cocok sebagai wadahnya. Tapi, itu hanya bisa terjadi sekali. Jika dia terbunuh lagi setelah mendapatkan tubuhnya, maka dia akan benar-benar mati.
Ini bukanlah jurus yang terdengar mati dengan damai, bukankah begitu? Dan, kenyataannya memang benar.
Dunia shinobi, seperti biasa kejam, dan dia ikut pula hidup di sana. Sempat merasakannya. Ketika dia menjadi salah satu shinobi dengan kemampuan yang disegani sekaligus ditakuti membuatnya sedikit sekali di dekati orang. Tapi, tidak dengan seseorang yang tiba-tiba mengakui dirinya sebagai teman. Dia percaya itu. Percaya dengan kata-katanya.
Tapi, perasaan percayanya waktu itu menjadi bahan kebenciannya yang sekarang.
Dia ditipu oleh temannya sendiri. Yang sangat dia percaya. Dijadikan sebagai umpan? Kenapa tidak, supaya temannya itu kembali dari misi dengan selamat dan mendapatkan banyak sanjungan dari warga desa.
Kata percaya musnah.
Dia benci dengan itu dan memutuskan untuk tak pernah mempedulikannya lagi. Tidak percaya pada sesuatu hal yang memintanya untuk percaya. Dia tidak pernah percaya dan tidak ingin menjadi orang yang dipercaya.
"Tampaknya kau melamun sekarang!" Ucapan Sasuke di tengah suara hujaman air memecahkan lamunannya pada masa lalu yang dia benci. Dia bisa melihat pria itu selesai dengan menghindari bulir-bulir airnya. Dia berdiri tegap tanpa satupun rasa lelah atau terluka. Dia masih baik-baik saja.
"Aku akan mengatakannya sekarang. Jika kau ingin mengalahkanku, kau perlu lebih kuat atau setidaknya setara dengan Naruto," Sasuke mengatakan dimana kemustahilan Izumi untuk bisa mengalahkannya.
Izumi mendengus dengan tidak peduli.
"Yah, aku tahu. Tapi, aku punya satu hal yang mungkin bisa mengalahkanmu," Dia balik bicara. Membalas ucapan Sasuke. Sasuke diam untuk menunggu dan mendengar.
"Tubuh ini," Dua kata itu membuat alisnya terangkat.
"Jika aku harus melukai atau membunuhmu untuk mengalahkanmu, kau juga harusnya melakukan yang sama denganku untuk bisa mengalahkanku. Dan, kuakui aku bisa dibunuh. Tapi, itu sama saja dengan melukai tubuh ini. Efek yang diterima pun sama. Dengan kata lain, jika kau membunuhku otomatis kau juga akan membunuh gadis ini." Izumi menjelaskan apa maksud kata-katanya, masih dengan senyum kemenangan di bibirnya.
"Dan, aku sangat yakin bahwa kau bukanlah orang yang tega melukai orang lain. Terlebih ini temanmu kan?" Wajah Sasuke mengeras. Walaupun dia masih menunjukkan ekspresi datarnya, tampak sekali ada sesuatu hal yang dia khawatirkan. Izumi melebarkan senyum sinisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushed
FanfictionKonoha tiba-tiba dihantam oleh sebuah teror aneh. Lagi? Bahkan setelah perang dunia shinobi keempat? Iya. Ini adalah satu-satunya masalah yang harus dipikirkan jawabannya oleh semua orang, tapi tidak untuk Haruno Sakura. Selain teror ini, dia juga...