Berawal dari tujuh pemuda yang bertemu karena ospek, bukan tidak disengaja, pertemuan mereka adalah akal-akalan dari seorang Haidar yang ingin membentuk circle keren pada masa itu. Butuh waktu 3 hari untuk menyeleksi siapa saja yang akan Haidar tarik menjadi geng nya. Intinya hanya laki-laki yang bermuka tampan dan bening yang menjadi sasaran empuk Haidar.
Haidar memang seperti itu, dirinya sangat eksis dalam berteman, tidak pilih-pilih namun pandai memilah. Bahkan belum ada satu minggu melakukan ospek, Haidar sudah mendapat banyak kenalan kating serta teman sebaya.
"Lo siapa? Gue Haidar cowok paling ganteng di kampus ini." Ucap Haidar percaya diri, tangannya terulur berniat menjabat tangan pemuda didepannya.
"Gue gak nanya, pergi jauh-jauh sono."
Haechan tersenyum licik, yang seperti inilah yang Haidar cari, "Lo gak ada hak buat nyuruh gue ngejauh, gue udah ambil keputusan kalau hari ini lo adalah sahabat gue." Ucap Haidar antusias membuat laki-laki yang bernama Juan itu melongo sebal, "Lo regu 6 kan? jam istirahat gue susul lo buat makan di kantin." Sambung Haidar sambil berlari dari sana.
Haidar tak menggubris tatapan aneh yang Juan keluarkan, sebenarnya Haidar tahu siapa nama anak laki-laki yang baru saja ia ajak berkenalan. Siapa sih yang tidak mengenal Juan? Sejak hari pertama ospek pun nama Juan sudah tersebar luas dikalangan maba wanita karena ketampanannya.
"Tadi gue liat ada yang menarik perhatian gue, tapi kemana perginya tuh anak?" Gumam Haidar pada dirinya sendiri.
"Dar lo ngapain disitu?" Teriak salah satu kating yang sudah kenal dekat dengan Haidar.
"Kepo bae lu tong." Ucap Haidar tak sopan.
"Sialan lo." Cibir kating itu.
Haidar tak merespon lagi, matanya sibuk bergulir ke kanan dan ke kiri guna mencari target selanjutnya, "Nah itu dia." Kata Haidar riang lalu berlari menuju kearah tujuannya.
"Gue Haidar, lo pasti Marklee kan?" Sapa Haidar tanpa basa-basi.
Tidak ada respon dari pemuda yang bernama Mark, Mark hanya sibuk memandangi Haidar dengan tatapan aneh.
"Mulai sekarang lo sahabat gue, nanti istirahat gua susul lo ke kantin, okey? Gue gak nerima penolakan." Kata Haidar sepihak.
Setelah mengatakan seperti itu, Haidar kembali melanjutkan pencariannya, ia tak punya waktu banyak dikarenakan sebentar lagi ospek akan dimulai.
"Hei Jerico." Teriak Haidar sambil melambai kearah Jerico. Jerico yang merasa terpanggil pun hanya bisa menunjuk dirinya sendiri seolah memastikan kebenaran.
"Lo Jerico kan? Gue Haidar."
Respon Jerico sangat berbeda dengan Marklee dan Juan. Jerico menyambut senang uluran tangan Haidar.
"Gue tau lo, lo orang yang pernah manggung dibandung itu kan?" Kata Jerico membuat Haidar kegirangan.
"Wah bro gue gak tau kalau ternyata gue seterkenal ini." Ucap Haidar sambil membusungkan dadanya sombong. Tanganya melipat kedada. serta bibir yang entah sudah maju beberapa sentimeter.
Jerico yang melihatnya langsung memukul pelan belakang kepala Haidar, "Mimpi lo ketinggian. Kebetulan waktu itu gue gak sengaja liburan di Bandung, gak taunya lo juga manggung." Jerico memberikan penjelasan karena tidak ingin Haidar semakin besar kepala.
"Si anjing ini kenapa gak bisa banget liat gue bahagia?" Cibir Haidar.
Jerico yang mendengarnya pun terbahak, "Dasar anak setan, btw tujuan lo manggil gue apaan?"
Seolah baru saja ingat apa tujuan Haidar memanggil Jerico, "Gue nyari temen nih, lo mau nggak jadi sahabat gue?"
"Jadi ceritanya lo nembak gue?" Goda Jerico sambil menaik-naikkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Cahaya Pulang
Teen FictionBagaimana jika 6 pemuda yang hidupnya hancur dipertemukan dengan laki-laki somplak dengan segudang lawakan yang bisa membuat semua orang terpingkal? Bagaimana jika akhirnya ketujuh pemuda tersebut memutuskan untuk tinggal bersama dan memulai hidup d...