Gue pindah kota anjayyyy.
Ini jawa tengah emang sepanas itu kah????? 36 derajat cooook.
Tapi gak papa, yang penting keterima dikampus impian ahayyyy.
Memulai S2 dengan "Ya Allah, semangat semangat, yok bisa yok."
doain gue gak stress yaaaa.
.....
Pagi-pagi sekali, rumah ini sudah di hebohkan oleh sesosok manusia yang sejak tadi merengek ingin ikut menemani Haidar ke kampus.
"Sumpah mending lo tidur aja disini."
Jerico berdecak keras, merenggut sebal ketika keinginannya ditolak mentah-mentah oleh Haidar.
"Waktu itu Jidan lo bolehin ikut kelas, kenapa giliran gue gak boleh?"
Oh God, bukan maksud Haidar pilih kasih, Haidar hanya mengantisipasi terjadinya keributan.
Bagaimana Haidar tidak khawatir jika nanti Jerico harus dihadapkan dengan kedua teman masa kecilnya yang paling Jerico benci?
Haidar yakin Jerico akan menyalakan sumbu dan berujung terjadi perang adu mulut antara Jerico, Sena dan Haru.
"Bukan gitu, tapi kan Jidan wak-"
"TAU AH GAK USAH NGOMONG SAMA GUE LAGI." Potong Jerico sembari membalikkan tubuh, tangannya meraih kasar remot televisi dan membanting tubuhnya disofa dengan raut wajah yang ditekuk.
Riyan yang ada disana meringis melihat perdebatan dua anak kembar itu.
"Udah turutin aja kenapa siih? Lagian kan lo juga sering ikut kelasnya Jerico." Bisik Riyan.
Haidar menghembuskan napas pelan, "Lo gak lupa kan gue sekelas sama siapa?"
Riyan menggeleng polos.
"Ada Haru sama Sena. Gue gak mau mereka cekcok cuma karna hal kecil."
Riyan mengangguk paham, bingung juga kenapa Jerico begitu tampak membenci teman Haidar yang itu?
Ya meskipun Riyan juga sedikit kesal mengetahui Haru dan Sena berada dijajaran atas prioritas Haidar, tapi Riyan tak begitu memperlihatkan kekesalannya.
Sangat berbeda dengan yang Jerico lakukan.
"Terserah lo sih kalo gitu, gue cuma bisa ngasih tau, kalau Jerico udah pundung tuh anak susah banget diajak baikan." Riyan menepuk pelan bahu Haidar, semacam memberi semangat lalu pergi menuju kamarnya kembali.
Mendengar perkataan dari Riyan membuat Haidar sadar, mengingat kembali ke masa-masa kesalahpahaman antara dirinya dengan Jerico, yang menyebabkan mereka putus kontak hingga beberapa minggu.
"Ayo dah ikut gue kelas hari ini." Pasrah Haidar, masih memberikan senyum paling manis untuk Jerico.
Jerico yang mendengar segera menolehkan kepalanya cepat, "Bener nih?"
"Iyaaaa, lo udah siap kan? Kita berangkat sekarang aja, gue masih pengen ngumpul bareng circle gue."
Jerico mengernyit, "Circle lo kan kita?"
Haidar menghela napas lelah, "Jangan mulai deh."
"Iya iyaa si paling extrovert, beda tempat beda circle."
(geu banget plisss, cirle di kampus, circle krs-an, circle tongkrongan, pokoknya tiap tempat, beda circle)
Perdebatan panjang ini akhirnya dimenangkan oleh Jerico.
Jika selama ini Haidar selalu menjadi nomor satu yang paling terdepan untuk adu mulut, namun jika dihadapkan sama Jerico, maka Haidar akan kalah.
"Gue harus bawa apa nih?" Ucap Jerico kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Cahaya Pulang
Teen FictionBagaimana jika 6 pemuda yang hidupnya hancur dipertemukan dengan laki-laki somplak dengan segudang lawakan yang bisa membuat semua orang terpingkal? Bagaimana jika akhirnya ketujuh pemuda tersebut memutuskan untuk tinggal bersama dan memulai hidup d...