Semua kembali seperti semula. Haidar tetap berada dirumah sederhana itu setelah melalui drama panjang.
"Mana Haidar?" Tanya Jidan, mata lelaki jangkung itu masih sedikit tertutup, menandakan bahwa ia baru saja terbangun dar tidur.
"Main bola sama Chanan." Jawab Rian, fokus pada acara televisi yang terlihat begitu menarik untuk ditonton.
"Ah elah kenapa gak bangunin gue sih? Gue juga pengen main." Jidan membanting tubuhnya disofa empuk yang ukurannya panjang, sehingga kerap dialih fungsikan menjadi kasur.
Rian mengendikkan bahu pertanda tidak mengerti, "Mana tau gue, tanya noh ke Haidar sendiri."
Kembali keduanya sibuk menikmati aktivitas masing-masing. Rian yang kembali menonton televisi dan Jidan yang kembali ke alam mimpi.
"SELAMAT PAGI ALAM SEMESTA."
Teriakan Jerico menggema diseluruh penjuru ruangan, tak ayal mendapatkan geplakan manja dari Mark yang berada dibelakang Jerico.
"SAKIT ANJENG." Keluh Jerico, tangan kekar itu beberapa kali mengelus kepalanya yang menjadi sasaran empuk kejahatan Mark.
"Lo berisik." Jawab Mark santai lalu ikut duduk disebelah Rian. Mengambil snack yang terpampang didepannya, sangat menggoda untuk dimakan.
"Haidar mana?" Tanya Jerico yang akhirnya ikut duduk dengan Rian dan Mark.
Belum sempat Rian menjawab, sudah ada satu makhluk yang bertanya dengan pertanyaan yang sama.
"Gue gak liat Haidar, kemana dah tuh bocah?"
Tebak siapa yang baru saja bertanya seperti itu.
Yup benar, suara itu berasal dari pangeran kampus atau bisa disebut Juan.
"Lo pada ngapa dah baru sampai yang dicari Haidar mulu."
"Iri lo?" Canda Mark.
"Gak ya anjing." Rian melempar bantal sofa berbentuk kotak yang mengenai wajah tampan Mark.
"Gue heran aja, bukannya istirahat atau ganti baju dulu, eh ini malah pada langsung nyari Haidar."
"Ya gimana ya, Haidar itu poros kehidupan gue." Jerico berbicara sambil melipat tangan didada, wajah nya sangat tengil, pas sekali untuk ditabok massal.
"Homo lo?"
"BANGSAT GAK GITU JUGA ANJING." Jerico merinding seluruh badan. Tidak bisa membayangkan semua itu.
"Berisik, sana pada ganti baju. Jidan sama Juan bantu gue masak buat makan malem ya."
"Yakin lo nyuruh Jidan?" Riyan memastikan.
"Kapan lagi dapet babu yang nurut. Lo tenang aja, tuh bokem gak bakal gue suruh pegang kompor."
"Anjing." Umpat Jidan yang entah sudah keberapa kali menjadi babu Mark.
.....
"Woy Haidar, habis ini langsung cabut ke kopian yok."
"GASKEUN BABYHHHH." Teriak Haidar bersemangat, sudah lama tidak keluar berdua dengan Chanan.
Mungkin selama ini yang terlihat hanyalah Haidar yang dekat dengan Juan, Jidan dan Jerico, bahkan cenderung tidak pernah terlihat bersama dengan Chanan. Namun dibelakang, Chanan adalah orang pertama yang Haidar cari ketika dirinya mengalami sesuatu yang membuatnya resah.
Chanan adalah tempat terbaik bagi Haidar untuk berkeluh kesah, deeptalk, dan menceritakan semuanya.
Perihal sakit hati nya, perihal masa jaya hidupnya, perihal baik dan buruk hari yang dijalaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Cahaya Pulang
JugendliteraturBagaimana jika 6 pemuda yang hidupnya hancur dipertemukan dengan laki-laki somplak dengan segudang lawakan yang bisa membuat semua orang terpingkal? Bagaimana jika akhirnya ketujuh pemuda tersebut memutuskan untuk tinggal bersama dan memulai hidup d...