"Dar, gue mau pulang bentar deh kayaknya." Kata Jerico saat mereka sedang berjalan bersama menuju tempat parkir mobil mahasiswa.
"Yaudah bareng, kan tadi pagi lo juga berangkat bareng gue." Jawab Haidar sambil memasukan satu persatu cimol ayam ke dalam mulutnya. Cimol yang Haidar beli sembari menunggu sosok Jerico keluar dari kelas.
"Pulang ke rumah gue maksudnya." Jelas Jerico.
Haidar mengangguk, "Berarti nanti gue balik sendiri?"
"Yah, Sory banget, Dar."
"Tau gitu tadi gue berangkat pake motor, Jer." Ucap Haidar acuh.
Sebenarnya tidak ada yang mengetahui apa yang sedang Haidar pikirkan, mengingat cerita yang sudah Jerico sampaikan membuat Haidar takut setengah mati untuk membiarkan teman baiknya ini kembali ke lingkuan keluarga yang toxic.
Haidar takut terjadi sesuatu yang tidak mengenakan pada Jerico.
Terlebih ibu nya kerap membuat Jerico terluka.
Jika sampai itu terjadi, Haidar orang pertama yang akan membalas semuanya.
"Hehe sory, lagipula ini juga mendadak, Dar."
"Naik apa lo ke rumah?"
"Gue udah pesen ojol sih. Dar gue titip tas sama hp ya, gue kebelet banget ini."
Haidar mengangguk, "Sono cepet, ojol lo aman sama gue."
Jerico dengan tergesa meninggalkan parkiran dan berlari menuju kamar mandi yang letaknya tak jauh dari tempat Haidar berdiri.
Haidar bukan orang yang bodoh, dengan segera Haidar mengatur share location ponsel Jerico agar menyambung pada ponselnya, "Selama ada gue, lo aman, Jer."
Terhitung sudah hampir 10 menit Jerico di kamar mandi, bahkan ojol yang Jerico pesan sudah sedaritadi sampai.
"Lama amat lo anjing, kasian nih abangnya." Teriak Haidar kencang sedangkan bapak ojek tadi hanya bisa tersenyum melihat pertikaian kecil antara Jerico dengan Haidar.
"Gak papa kok mas, ini saya juga lagi free jadi gak papa nunggu bentar."
Jerico datang dengan nafas tersenggal, "Sabar anjir gue mules, abangnya juga santai kok." Sinis Jerico.
Jerico mengambil tas yang tadi sempat ia titipkan pada Haidar, "Gue gak bakalan nginep, paling ntar malem pulang, pintu nya jangan dikunci ya, Dar."
"Lah kan tiap orang udah kedapetan kunci masing-masing. Kunci lo kemana?"
Mendapat pertanyaan yang seperti itu Jerico hanya bisa terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hehe ilang, Dar."
"Haha hehe haha hehe."
"Mas ini jadi gak ya?" Tanya bapak ojek yang merasa jengah dengan keduanya.
Jerico dengan segera menaiki motor sembari memakai helm berlogo merek warna hijau, "Gue duluan, jangan kangen gue yak."
Motor yang ditumpangi Jerico melaju pesat, hilang dipertigaan kampus, Haidar bingung in gin melakukan apa. Rencananya tadi Haidar ingin mengajak Jerico mengelilingin kota sembari nunggu sore untuk pulang.
"Apa gue nyusul Riyan aja ya?"
Langkah kaki Haidar berjalan mendekati fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tempat dimana Riyan menimba ilmu.
"Anjing bening-bening cuyyyyy, Kiw kiwww adek sini temani abang." Goda Haidar pada beberapa wanita yang melewatinya.
Tidak ada yang merasa risih justru godaan dari Haidar membuat mereka semua tersipu malu. Haidar itu sangat tampan, terkenal, humoris, dan pintar. Siapa wanita yang tidak ingin dipinang oleh sosok Haidar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Cahaya Pulang
TienerfictieBagaimana jika 6 pemuda yang hidupnya hancur dipertemukan dengan laki-laki somplak dengan segudang lawakan yang bisa membuat semua orang terpingkal? Bagaimana jika akhirnya ketujuh pemuda tersebut memutuskan untuk tinggal bersama dan memulai hidup d...