3. terkenal

11.4K 1.2K 92
                                    

Minta tolong di vote dan komen yaaa.

komen kalian buat mood nulisku meningkat hehe.

jangan lupa di follow juga.





.....

Matahari muncul telak jauh diatas kepala manusia, menyengat bak orang yang sedang menyuntikkan semangat untuk memulai hari.

Rumah yang dihuni oleh 7 pemuda itu terlihat sangat kacau, dimana ada salah satunya yang sedang menyampaikan emosinya karena lambatnya aksi dari mereka.

"Woy cepet elah, udah jam 7 nih gue gak mau telat." Teriak Rian tak sabaran. Rian adalah salah satu spesies yang paling rajin diantara 5 spesies yang lainnya.

Rian dengan pribadi rajin.

Jerico dengan pribadi sumbu pendek.

Marka dengan pribadi pekerja keras.

Jidan dengan pribadi susah ditebak.

Juan dengan pribadi misterius.

Chanan dengan pribadi kalem.

Haidar dengan pribadi santuy namun seperti preman.

"Sabar anjir." Ujar Mark yang tersulut emosi akibat Rian. Mata setajam pisau itu menyipit sinis.

"Lo mau dihukum hah?" Sengit Rian mengangkat pandangannya, berdiri dihalaman depan, satu tangannya memegang payung dan satunya lagi memegang tas.

"Gue sih yes. Biar muka gue makin dikenal seantero kampus." Ujar Haidar menyahut Rian yang sudah tampak tak sabaran. Mendekat kearah laki-laki yang wajahnya sudah sangat masam untuk dilihat.

"Najis. Terkenal enggak, buronan iya." Jerico menjawab dari dalam rumah lalu berjalan menuju sekumpulan manusia yang tengah saling beradu tatap.

"Tai lo Jer."

"Haidar ngomongnya kasar terus." Chanan menggeleng, hampir semua kalimat yang dilontarkan Haidar 90% mengandung umpatan. 9% mengandung kebohongan, dan 1% mengandung kebaikan.

Wajar Chanan terkejut, pasalnya dari keenam anggota ini hanya Chanan yang sangat jarang mengumpat.

"Hambar kalau gak ngumpat." Sekaan tersadar dengan apa yang dilakukan Chanan, Haidar buru-buru menunjuk muka Chanan dengan jari telunjuknya, "Lo ngapa jadi ngurusin gue deh?" Sewot Haidar sinis. Memberikan lirikan mautnya khusus untuk Chanan.

"Diurusin salah, didiemin jadi gelandangan." Juan berjalan mendekat sembari menenteng tas warna hitam nya dipundak.

"Tas lo mana? Cuma lo doang yang gak bawa tas disini." Juan bertanya pada Haidar saat langkahnya sudah berhadapan dengan anak manis itu.

Haidar dengan percaya diri mengangkat tinggi-tinggi kantung kresek lecek berwarna hitam yang ada ditangan nya, sudah sangat bisa dipastikan bahwa kantung kresek itu didapatkan oleh Jerico saat berbelanja di warung depan, "Ini dia tas gue." Ucap Haidar berbangga hati.

"Monyet. Lo pake tas kresek?" Teriak Jidan tak habis pikir dengan pemikiran Haidar. Haidar ini masuk kampus jalur prestasi tapi otaknya hanya digunakan jika ada keperluan saja.

"Dar ganti Dar. Malu gue anying."

"Apasih lo pada? Gue yang make kenapa lo yang malu hah?" Haidar merotasikan matanya melihat respon teman-temannya yang berlebihan.

Tidak ada yang bisa mengalahkan perdebatan Haidar, anak itu selalu menang.

"Udah-udah ayo masuk, udah telat banget ini kita." Mark melerai dan memutuskan untuk masuk kedalam mobil terlebih dahulu.

Satu Cahaya PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang