15. berantem

8.2K 1.1K 590
                                    

MASA YANG CHAPTER SEBELUMNYA CUMA 60 KOMEN????

......




Setelah mengantar Jerico kembali ke tempat tinggal mereka, Haidar memutuskan untuk pergi ke sebuah cafe, sekalian mengerjakan tugas kuliah yang belum Haidar sentuh sama sekali.

"Bang temenin gue nugas." Ucap Haidar sambil menempelkan ponselnya ditelinga kanan sedang tangan kirinya sibuk mengendalikan stir mobil.

"Ogah, pasti lo nyuruh gue bantu ngerjain."

"Sory, tapi otak gue lebih elit ketimbang otak lo."

"Sianying, mau marah tapi bener."

"Bacot bang bacot, pokoknya lo dateng ke cafe biasanya. Gue yang bayar." Final Haidar langsung mematikan sambungan.

Haidar tiba di cafe dalam waktu kurang lebih 25 menit, memilih bangku pojok dekat jendela. Spot paling disukainya selama ia berkunjung ke cafe langganan.

"Kek biasa ya bang, gue pesen 2."

"Rakus amat lo, sapi." Hardik barista yang akrab dengan Haidar.

Lagian orang mana yang belum kenal dan akrab dengan sosok Haidar? Jefrey kerap sekali bergeleng kepala saat sang adik selalu disapa atau menyapa orang asing dijalan.

Setahu Jefrey, keluarga Lucien ini semuanya memiliki pribadi introvert, begitu juga dengan Jefrey, teman Jefrey hanya itu-itu saja, Jefrey pun tak suka dengan keramaian.

Namun pengecualian bagi Haidar Afzal Lucien. Bungsu Lucien ini berbeda dengan anggota keluarga yang lainnya, Haidar memiliki julukan "TLPK" Tiap Lewat Punya Kenalan.

Memang sebanyak itu teman Haidar, Jefrey sampai takut sendiri jika Haidar dijahati oleh orang lain. Anak ini benar-benar berteman dengan siapa saja tanpa memilih serta menyaring mana yang baik dan mana yang kurang baik untuk dijadikan teman terlebih dahulu.

"Monyet, gue kesini sama abang, yakali gue ngabisin 2 gelas sekaligus." Balas Haidar tak kalah sengit.

"Abang Jef?" Tanya barista yang satunya lagi.

"Iyalah, abang gue cuma dia bego."

"Nyantai, anjing." Jefrey datang sambil mendorong kepala Haidar kedepan.

"GAK SOPAN." Nyalak Haidar galak. Matanya melotot sebab kesal.

"Bodo." Singkat Jefrey langsung menyeret pinggang Haidar untuk kembali ke tempat duduk yang sempat Haidar booking sebelumnya.

Haidar yang belum siap dengan pergerakan Jefrey sontak mengalungkan kedua tangannya pada leher putih milik Jefrey.

"Pelan anjing, gue kaget."

"Udah lo duduk yang manis, gue temenin sampe lo selesai nugas."

Haidar patuh, takut diseliding Jefrey jika ia banyak omong.

"Bang." Panggil Haidar lirih, matanya masih fokus pada layar macbook.

Jefrey berdecak keras, "Selesaiin dulu anjing, baru ngomong."

Sungguh Jefrey ini lelah, pulang kuliah bukannya istirahat malah harus menemani adik kesayangannya nugas.

Jefrey hanya ingin tidur dikasur nyamannya.

Ya kembali lagi, Semua yang dikatakan Haidar tidak akan pernah bisa Jefrey tolak.

Haidar menggerutu, sepanjang mengerjakan tugas bibir nya tak berhenti untuk mengomel dikarenakan Jefrey yang tidak menggubris perkataan nya.

Satu Cahaya PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang