Zanet pov
Hati gue merasa berbunga-bunga di kala melihat Ranti yang jalan kaki sendirian setelah keluar dari gerbang sekolah.Gue menatap kearah jam tangan berwarna silver yang tengah terpasang apik ditangan kiri milik gue,ternyata sudah jam empat kurang.
"Untung kemaren lo udah gue cuci jab,jadi gue nggak malu kalo lo bersih."gue bergumam sambil ngelus spion sukijab senang.Kemarin hujan jadi gue biarin sukijab di guyur air hujan.
Gue manghampiri Ranti yang jalannya lambat banget."Hey."
Hanying,hati gue bergeter sendiri pas nyadar nada bicara gue barusan sok di kerenin.Ranti noleh kearah gue dan tetap jalan.Persis banget kayak scen di film dilan,cuma bedanya dilan bawa motor gede kalo gue bawa motor bebek warna biru muda.
Sialnya,motor gue oleng sebentar pas gak sengaja nabrak batu kecil bikin Ranti noleh lagi kearah gue."Yang bener bawa motor begok.Gak usah banyak gaya,lo bukan Dilan."
"Emang iya?"gue senyum terus merhatiin mukanya yang diterpa sinar matahari sore.
tiiiinnnn!
"Bawa motor yang bener woy!pelan banget ngalangin lo!"
"Bacot monyet!"gue natap pengemudi tadi sinis.
"Ranti,kalo gue bukan Dilan 1998.Lo bisa nganggap gue Dilan 2023."jelas gue sambil noel lengan kanannya pelan.
"Diem Net!Dilan ganteng lo pas-pasan."
Dasar cewek manding fisik."Ternyata lo mandang fisik ya..."
Ucapan barusan ternyata bikin dia noleh cepet kearah gue yang tengah tersenyum manis."Emang tipe gue banget,lo perduli sama keturunan kita nanti.Dan lo beruntung karna gue yang bakal sama lo nantinya."
"Sebenarnya di dunia ini nggak ada yang jelek.Tapi sekarang,gue bakal selalu ngerasa menjadi yang paling terbaik dan sempurna cuma untuk lo doang."lanjut gue.
Dia memalingkan wajahnya kearah lain,ternyata Ranti tersipu malu sama kata-kata barusan yang gue ambil dari google.
"Lo masih mikirin Jake yang akhir-akhir ini nggak mau berinteraksi sama lo kan--
Gue mengatupkan bibir ini sebentar dikala Ranti menatap gue sengit.
--ternyata bener karna Jake.Ran..."
Gue memberhentikan laju motor kemudian menarik nafas pelan sembari memejamkan mata.Tangan gue terkepal naik keatas udara dengan jari telunjuk menunjuk kearah langit kemudian mata gue terbuka dan menatap Ranti.
"Konsonan langit yang akan menjadi takdir cinta kita-
plak
-Bekas gila lo Net?!"Ranti nepuk bahu gue keras,matanya menukik tajam.
Gue tersenyum cerah,lantas langsung membuka pijakan kaki pada kursi penumpang motor bebek.Gue bermaksud mempersilahkan Ranti naik ke motor kebanggan ini.
"Lo mau konsultasi nggak sama gue soal Jake?gue siap."setelah bertanya gue merapikan helm yang sudah miring kekiri.
"Nggak usah-
-Jangan ngebesarin gengsi disaat lo butuh temen cerita.Udah gue bilang,Riru tipe orang yang nggak mau dengerin curhatan orang lain."jelas gue bikin Ranti merengut kesal.
Kata gue barusan salahkah teman-teman?
"Kok lo bisa tau tentang Riru?"
Oh ternyata bidadari ini cemburu perihal Riru."Riru mantan Zanet.Zanet sahabat gue,dulu pas dia putus sama Riru nangisnya selalu ke gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLANG KALING [tahap revisi]
TerrorBEBERAPA CHAPTER ILANG SETENGAH AKU JUGA NGGA TAU KENAPA MALAH NGGAK NYIMPEN CADANGAN ALUR NYA HUHU SEDIH TAPI GWENCHANA "Ini yang lagi jomblo siapa sih?lagi pengen jodohin orang nih gue,gabut banget sumpah!" "Sadar diri Net!lo jomblo terus-- --baco...