GISELLE
Giselle langsung kabur begitu dia mendengar denting lift menandakan mereka telah sampai di lantai 20 tempat restoran Jepang kesukaannya berada.
Pertanyaan singkat yang Akira lontarkan sebenarnya membuat Giselle kelabakan.
Kenapa dia membenci Akira?
Sebenarnya kata membenci terlalu kuat untuk menjelaskan emosi yang Giselle rasakan jika dia berhadapan dengan Akira.
Dia tidak membencinya, hanya saja dia merasa perasaannya menjadi campur aduk ketika bertemu partner ONS yang ternyata kini menjadi bos barunya, terlebih lagi mengambil posisi yang sudah Giselle incar untuk kenaikan jenjang karirnya.
"Bu Giselle, berarti nanti kerja bareng Pak Akira dong ya?" Rindi bertanya kepada Giselle di sela-sela waktu mereka menunggu untuk mendapatkan ruang khusus di restoran ini yang mengakomodir rombongan The Converge yang mencapai sekitar sepuluh orang.
Giselle hanya tersenyum rikuh. Ya memang dia akan bekerja bersama lelaki itu.
Dan itu pula sumber bad mood-nya sejak tadi pagi.
"Kok bisa ya ada orang seganteng itu?" tanya Rindi pelan dipenuhi kekeguman, yang tentu saja tak digubris oleh Giselle.
Pelayan memberitahukan kalau ruangan sudah siap dan semua mulai masuk ke dalam ruang beralaskan tatami dengan meja panjang berkaki rendah yang digunakan untuk mengakomodasi tim The Converge.
"Silakan pesan suka-suka kalian, ini saya yang traktir ya ... sebagai tanda perkenalan juga," ucap Akira. Sontak para staf bertepuk tangan riuh rendah dan bersiul girang karena ditraktir oleh salah satu bos baru mereka.
"Wah! Terima kasih banyak Pak Akira ... kita senang sekali loh Pak Akira bisa bergabung sama kita di The Converge! Punya bos muda itu seru juga sih," celetuk salah seorang staf laki-laki muda yang jika ditaksir umurnya pasti belum genap dua puluh lima tahun.
"Bos kita termuda kan Bu Giselle! Keren sih umur baru 26 tahun tapi jabatannya udah bagus di sini!" tambah lelaki tersebut yang membuat Giselle tersenyum tipis.
Dia sudah biasa dipuji seperti ini, dan memang sebenarnya itu fakta, bukan? Jadi tidak perlu merendah dan menyangkal prestasi baiknya tersebut.
"Thanks a lot , guys!" jawab Giselle sambil tersenyum ke arah stafnya.
"Tapi makan siang kali ini nggak order sake dulu ya ... kurang etis rasanya makan siang pertama kita pakai alkohol segala," ucap Akira saat dia melihat cangkir minum mereka diisi ocha refill oleh para pelayan.
Beberapa staf mengangguk setuju.
"Iya dong, Pak ... masa siang-siang udah diajak tipsy, bisa-bisa Bu Giselle ngamuk kita nggak bisa tetap fokus untuk menjawab pertanyaan klien nanti," Rindi membalas sambil tertawa geli.
Menu makan siang mereka akhirnya tiba juga, beragam menu khas Jepang, mulai dari sushi, sashimi, tempura, hingga beberapa hidangan nabe serta daging panggang khas Jepang terhidang di atas meja mereka.
"Silakan, nggak usah sungkan-sungkan ya. Langsung aja dimakan." Akira melepas sumpitnya dan memulai makan hidangan yang tersedia. Tak lama mereka mengikuti dan mulai menyantap hidangan makan siang bersama-sama.
Giselle tidak banyak berkata-kata. Dia senang ketika diajak Rindi makan siang ke restoran kesukaannya. Katanya akan makan siang bersama dengan staf lain. Maka dari itu dia mengiyakan ajakan RIndi.
Tapi dia tidak menyangka kalau ternyata mereka akan pergi bersama si bos baru, Akira Hangga Aryanto. Rasanya ingin menghindar pun tidak bisa, karena dia sudah terlanjur menyetujui untuk makan siang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kursi Panas di Kantor
ChickLitBlurb: Giselle Putri Natapradja, gadis cantik ambisius - seorang konsultan senior yang mengidamkan posisi Partner yang sedang kosong di kantornya The Converge. Bosnya mengatakan jika posisi itu terbuka baik untuk para konsultan The Converge yang m...