Bab 22 - Presentasi Pertama

251 22 8
                                    

Gaes, 

Minta vote dan komennya dong biar nggak jomplang gitu antara views dan votenya. 

Makin banyak vote treshold yang tercapai, bakal makin sering juga aku double (or maybe triple?) update. 

Happy reading all!

***


Giselle dan Akira tiba di restoran The Opulent yang berada di Hotel Royal Ruby Senayan.

Pemilik hotel ini tentu saja Danudihardjo Enterprise. Dan pria yang memegang kendali atas Danudihardjo Enterprise tak lain dan tak bukan adalah pria tampan bernama Darius Danudihardjo.

Dia adalah tipikal konglomerat pengusaha muda yang rajin bertengger di dalam daftar Forbes Asia. Acuannya adalah kepemilikan aset tak berseri yang entah siapa bisa–dan berani menghitungnya. Ditambah lagi dengan wajah tampannya yang menjadi pujaan para wanita. Tipikal pria yang menjadi inspirasi para penulis novel roman dalam menggambarkan pria berkuasa pemilik kekuatan dan pengaruh yang menjadi magnet para pemujanya.

Media cetak maupun media elektronik menjadikan pria ini sebagai tokoh idaman–nyaris mengkultuskannya seperti pangeran yang hidup di dunia nyata, atau dalam kasus ini–pangeran yang hidup dan tinggal di Jakarta.

Giselle tentu saja sudah pernah melihat pria tampan ini berseliweran di media massa, dan terkadang ketika ada acara penghargaan atau forum pengusaha. Tapi dia tak pernah berkontak secara langsung karena tidak memiliki akses orang tersebut.

Secara berat hati, Giselle harus mengakui kalau dia perlu berterima kasih kepada Akira karena bisa mengenalkannya kepada pria kharismatik yang berdiri di hadapannya kini.

"Ah, Akira! Senang sekali bisa bertemu kamu akhirnya," ujar Darius penuh dengan antusiasme.

Akira tersenyum lebar disapa dengan hangat oleh Darius dan membalas jabat tangannya dengan penuh semangat.

"Begitu pula dengan saya, Pak Darius," jawab Akira hangat.

"Oh ya Pak, kenalin nih partner kerja saya di kantor baru, namanya Giselle," Akira mendorong punggung Giselle dengan pelan agar dirinya bisa berkenalan dengan Darius Danudihardjo.

"Oh, halo, selamat pagi Giselle. Senang bertemu denganmu," ujar Darius singkat dan ramah. Meskipun tidak ada senyum yang terukir di wajahnya.

"Ayo, saya sudah order dan nanti tinggal tunggu hidangan masuk aja," Darius mempersilakan mereka masuk ke dalam ruangan privat restoran The Opulent.

Minggu lalu Giselle baru saja dari sini bersama keluarga Sastrowilogo atas rencana 'abal-abal' ayah dan mama dalam upayanya menjodohkan dirinya dengan Kelana Sastrowilogo.

Ternyata di dalam ruangan sudah ada tiga orang lainnya yang sudah duduk di tengah ruangan mewah ini.

Satu perempuan muda yang rambutnya begitu menarik perhatian Giselle, serta dua orang pria yang Giselle taksir seumuran dengan Darius.

"Saya bawa rombongan nggak masalah ya?" Darius bertanya seraya terkekeh ringan.

"Ah iya Pak Darius, udah lama juga saya tidak bertemu dengan Pak Raka dan Pak Nero," tambah Akira yang ikut membebek tertawa juga.

Dan tak dinyana Darius menghampiri perempuan muda yang sedang duduk dan menyeruput teh panasnya, lalu meraih jemari lentik sang peremuan untuk dikecup dengan penuh kasih.

"Are you good, baby? Masih mual?" tanya Darius pelan dan penuh perhatian.

"Kenalin, ini istri saya, Amira Danudihardjo," Darius tersenyum lebar penuh kebanggaan mengenalkan istrinya kepada Akira dan Giselle.

Kursi Panas di KantorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang