Bab 21 - Don't Call me Pak!

318 19 1
                                    

Yeay! 10k views! Ku double update ya hari ini. 

Ini pencapaian dan milestone Jemma yang pertama sejak nulis di Wattpad. 

Terima kasih atas dukungannya ya. 

Grateful and feel blessed. 

Lotsa love, 

Jemma

***


'Gengsimu tak akan bisa membawamu maju, Giselle! Sudah terima saja!'  Begitu logikanya berbisik, mencoba menentang hatinya yang masih terselimuti gengsi.

"Ayo cepat, saya nggak ada waktu seharian untuk mendengarkan jawabanmu," Akira mengetuk jam tangannya tak sabaran. 

Dan gestur menyebalkan itu! Ugh! Menaikkan sebelah alisnya seraya menanti jawaban dari mulut Giselle!

"Kapan dan apa yang harus saya siapkan untuk pertemuan dengan Pak Darius nanti?" 

Secara implisit Giselle akhirnya menyetujui ajakan bosnya ini. Tiga koneksi konglomerat jelas jauh lebih baik dibanding dua kontak konglomerat yang telah dia dapatkan sebelumnya.

"Okay, good!" Akira bangkit dari duduknya, memberikan selembaran kertas ke tangan Giselle, dan membawa kembali ipad-nya ke meja kerjanya.

"Coba cek laporan singkat yang saya buat tentang rencana proses akuisisi bisnis antara Danudihardjo Enterprise dengan Sudibyo Corporation," ujar Akira sambil menunjuk kertas yang kini telah berpindah tangan di jemari Giselle. 

Satu lembar kertas yang dirinya terima memuat informasi kompak yang begitu rapi disusun, sampai-sampai Giselle tak kuasa berceletuk kagum tanpa sempat mengeremnya. 

"Kok Pak Akira bisa punya datanya?" tanya Giselle dengan keheranan. 

Dia tahu bahwa gosipnya kedua perusahaan ini akan melakukan merger, tapi itu semua masih sekadar kabar burung di kalangan pegiat bisnis dan stakeholders VIP. Tak banyak yang tahu bagaimana keadaan yang sebenarnya di lapangan. 

Ditambah lagi kedua keluarga itu bukanlah keluarga yang 'berisik' dan suka berkoar-koar lewat media sosial. Sudibyo adalah keluarga konglomerat yang membumi meskipun bisa dibilang kekayaan mereka masuk dalam jajaran new money sebab Diraja Sudibyo, managing director yang pernah bersinggungan secara profesional dengan Giselle adalah generasi kedua in terms of how Sudibyo family ammased their wealth. Tapi secara garis keturunan, Nyonya Sudibyo masih berkaitan dengan keluarga kesunanan di Solo, sehingga yeah... bisa dibilang new money with the old money blood lineage.  

Pun dengan keluarga Danudihardjo. Meskipun nama Danudihardjo adalah baru dalam lingkungan konglomerat, namun sang putra makhota, Darius Danudihardjo yang kini memegang kendali penuh atas grup tersebut merupakan keturunan totok old money dari pihak ibunya. Kakeknya merupakan kepala keluarga Sastrowilogo yang namanya hampir selalu memegang kendali pada setiap bisnis penting di Indonesia. 

Tak heran berita merger kedua konglomerasi tersebut begitu tertutup dan jauh dari media. Sulit menembus pertahanan lingkaran mereka. Wajar saja jika Giselle mengungkapkan kekagumannya secara spontan atas informasi-informasi yang disediakan Akira di atas lembaran yang dipegangnya. 

Akira hanya tersenyum sekilas, dua lesung pipinya tercetak singkat sebelum akhirnya menghilang kembali. Sepertinya bosnya itu memilih tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Giselle.

"Kita punya waktu sekitar satu jam setengah sebelum kita prepare untuk mengadakan lunch meeting dengan Darius Danudihardjo. Bisa ya siapkan materi presentasi untuk nanti dipaparkan? Just clean those graphs and table, also put some key takeaways untuk dipaparkan kelak," tembak Akira dari kursi empuknya.

Kursi Panas di KantorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang