1: Dijodohkan dengan om-om?

36.9K 1K 22
                                    

Jangan lupa vote dan komen teman-teman💐

Selamat membaca‼️

🦋🦋🦋🦋

"Papa ini gimana si, Papa gak mikir ya? Apa nanti kata orang kalau aku menikah sama laki-laki lebih cocok jadi ayah aku!"

Gadis dengan rambut dikuncir kuda itu tampak menatap kesal Papanya, setelah pria itu bilang padanya jika dia-Laurenza Tamara akan dijodohkan dengan rekan bisnis sang Papa. Mungkin jika yang dijodohkannya seumuran dengan dirinya, Laurenza juga akan menerimanya dengan senang hati. Mengingat jika Laurenza tidak suka berpacaran dan memilih langsung menikah saja, tetapi diluar dugaan. Laki-laki yang akan menjadi suaminya itu seumuran dengan sang Papa, bagaimana dia tidak menolaknya?

"Untuk apa juga kamu mendengarkan omongan orang? Memangnya dia yang memberi kamu nafkah?" jawab Gunawan, dia duduk bersebrangan dengan Laurenza. Sedangkan disampingnya ada Dini, istrinya.

"Ya tapi kan Pa... Papa tau kan om Sultan itu umurnya berapa? Dia udah tua Pa! Sedangkan umurku jauh di bawah dia."

"Papa hanya menginginkan kamu untuk menikah Enza, Papa gak nyuruh kamu buat manjat tebing atau menangkap ular berbisa" Gunawan menatap tajam putri bungsunya.

"Iya Pa, Enza tau. Enza juga mau menikah, Enza juga mau dijodohin. Tapi gak sama om Sultan juga Pa!"

"Kenapa? Pak Sultan itu baik, dia orang yang penyayang kalau kamu belum tau."

Laurennza menghembuskan nafasnya, dia pun menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan sang ayah. Memang yang dikatakan Gunawan benar adanya, tetapi tetap saja Laureza tidak mau. "Dia ketuaan Pa."

"Umur hanyalah angka" balas Gunawan.

"Iya memang, tapi angka om Sultan kebanyakan!"

"Enza gak mau Pa... Masa anak gadis Papa nikah sama om-om sih?" Laurenza menghentak-hentakan kakinya.

"Ma, bilangin Papa dong! Batalin aja perjodohannya!" adu Enza.

Dini hanya bisa menggelengkan kepalanya saja, dia pun tak habis pikir dengan sang suami. Bisa-bisanya Gunawan ingin menjodohkan putri bungsunya dengan pria yang hampir seumuran dengan dirinya sendiri.

Flashback:

"Terima kasih pak Sultan karena telah membantu banyak untuk perusahaan saya yang hampir saja bangkrut."

"Iya pak sama-sama, saya ikhlas membantu."

"Sebagai balas budi, apakah bapak mau menikah dengan putri bungsu saya?"

Disitu Sultan tampak terkejut, benarkah Gunawan bicara seperti itu?

"Memangnya putri bapak mau dengan saya yang seumuran sama bapak?"

"Saya akan membicarakannya nanti, dia pasti setuju kok."

Sultan tampak tertarik akan tawaran yang diberikan oleh Gunawan, dia pun sepertinya harus memiliki pendamping untuk menemaninya dimasa tua nanti. Dan semoga dia masih mempunyai harapan untuk memiliki anak.

Flasback off.

Jika sudah begini mau bagaimana lagi? Dini sudah bicara dengan Gunawan, tetapi suaminya itu benar-benar tidak mau dibantah.

Hadirnya Kamu | Tamat (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang