16: Selamat Pak Prabu

20.3K 886 32
                                    

Halo lagi kalian, selamat membaca 💝💝

🦋

Tok! Tok! Tok!

Laurenza dan Sultan menoleh bersamaan ke arah pintu kamar hotel yang diketuk.

"Siapa mas?" Tanya Laurenza pada Sultan yang tengah berbaring disampingnya.

"Jagat kayanya, coba kamu bukain."

Laurenza turun dari ranjang dan berjalan menghampiri pintu utama kamar hotelnya, ternyata benar orang yang mengetuk pintu adalah sekretaris Sultan yang membawa plastik hitam berukuran sedang di tangan kirinya.

"Maaf mengganggu bu, saya mau mengantarkan sate ayam pesanan pak Prabu." Ucap Jagat sembari mengulurkan plastik hitam berisi sate ayam itu kepada Laurenza.

Laurenza menerimanya. "Terima kasih pak."

Jagat tersenyum seraya menganggukkan lalu berpamitan untuk kembali ke kamar hotelnya, Laurenza pun kembali masuk ke dalam dan menuju dapur untuk mengambil piring. Laurenza letakan sate ayam yang masih hangat tersebut diatas piring.

"Ini mas," Laurenza menyodorkan piring dihadapan Sultan yang sedang duduk bersandar pada kepala ranjang sembari menonton TV.

Sultan menerimanya lalu dia menghirup dalam-dalam aroma sate ayam yang sangat menggiurkan, setelahnya Sultan memberikan kembali piring tersebut kepada Laurenza yang baru saja duduk disampingnya.

"Sudah."

Laurenza bingung saat melihat Sultan kembali memberikan piring berisi sate ayam tersebut padanya.

"Udah apanya mas? Orang masih banyak gitu."

"Mas cuman mau nyium baunya aja," balas Sultan yang membuat Laurenza menganga, penyakit apa sebenarnya yang diderita suaminya.

Laurenza menatap sate ayam yang belum dimakan satu pun itu diatas tangannya.

"Terus ini kemanain?"

"Kamu gak suka?"

"Suka, tapi aku kenyang mas tadi baru aja makan."

"Kalau gitu simpan kulkas saja, biar nanti masih bisa dimakan" balas Sultan yang kembali merubah poisinya menjadi berbaring, badan Sultan masih terasa lemas bahkan tadi dia kembali muntah-muntah.

Laurenza menghembuskan nafasnya pasrah dia berjalan menuju kulkas, dia membuka kulkas lalu menyimpan piring yang berisi sate ayam tersebut ke dalam kulkas.

"Aneh, kaya orang lagi ngidam aja" gumam Laurenza pelan.

Tiba-tiba Laurenza menghentikan niatnya saat dirinya ingin menutup kulkas. "Ngidam?"

Laurenza melirik perut ratanya lalu dia mengusapnya pelan, jika memang benar Laurenza akan sangat bersyukur. Tetapi Laurenza tidak mengalami tanda-tanda kehamilan, dia tidak mau berharap terlalu tinggi takut jika hasilnya tidak sesuai ekspetasi.

Laurenza kembali duduk diatas ranjang dengan punggung yang bersandar pada kepala ranjang, merasakan ada pergerakan disampingnya Sultan mendekat dan merebahkan kepalanya di paha Laurenza.

Hadirnya Kamu | Tamat (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang