10 : Khawatir Seorang Suami

22.1K 874 14
                                    

Jangan lupa vote dan komen💐

🦋

Sultan keluar dari lift khusus petinggi perusahaan, tatapan tajamnya terus menatap ke depan. Kedua kakinya melangkah lebar keluar meninggalkan bangunan besar yang dipimpinnya. Ia masuk ke dalam mobil miliknya, tadi pak Andre sudah memberi kabar Sultan bahwa Laurenza akan pergi ke cafe miliknya.

Sedari tadi Sultan terus berusaha menghubungi istrinya namun tidak ada jawaban sama sekali. Mobil Sultan berhenti didepan bangunan sedang dengan cat dinding berwarna vintage, Sultan turun dari mobil dan masuk ke dalam cafe yang sedang tidak ramai pengunjung.

Kedua matanya yang ditutupi kacamata hitam melirik seluruh penjuru bangunan cafe lalu dia menghampiri kasir.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya seorang gadis yang berjaga dikasir saat ini.

Sultan mencopot kacamata hitamnya dan berdehem sebelum membalas ucapan gadis didepannya. "Saya mencari Laurenza."

Gadis itu mengerutkan dahinya. "Mbak Laurenza tadi baru saja pergi dengan temannya. Kalau boleh tahu ada perlu apa ya pak? Biar saya nanti yang menyampaikan kepada beliau."

Garis didahinya tampak jelas, Sultan menatap tajam gadis muda didepannya.

"Temannya? Laki-laki atau perempuan?"

Gadis itu takut-takut saat melihat tatapan tajam Sultan. "L-laki-laki pak."

Sultan memutar balik tubuhnya keluar dari cafe dan segera masuk ke dalam mobil, ia tidak mau jika meluapkan emosinya didepan umum. Sultan melempar kacamatanya pada dashboard mobil nafasnya berhembusan tak teratur, rasa khawatirnya pada Laurenza semakin besar. Sultan segera membuka handphone- nya saat terdengar notifikasi pesan dari seseorang masuk, dia berharap Laurenza yang memberikannya pesan tetapi harapan hanya harapan, ternyata yang mengirimkannya pesan sekretarisnya.

|Jagat (sekretaris)|

|Assalamualaikum pak, maaf mengganggu. Saya melihat istri bapak di resto Kemuning yang ada disebrang kantor bapak

Waalaikumsalam, terimakasih informasinya Jagat|

Sultan melajukan mobilnya menuju restoran kemuning yang sudah diberitahu oleh sekretarisnya, setelah sampai Sultan pun turun dan duduk dibangku restoran yang kosong. Restoran kemuning ini memang memiliki dua ruangan yairu indoor dan outdoor. Sultan memilih outdoor karena dia melihat Laurenza yang duduk berhadap-hadapan diluar ruangan bersama laki-laki yang mungkin seumuran dengan Laurenza.

Dengan mata tajamnya Sultan terus memerhatikan setiap gerak-gerik istrinya, Sultan mengerutkan dahinya ketika ia melihat wajah dari pemuda laki-laki itu yang tak asing baginya.

"Gue antar lo pulang ya?" tawar laki-laki itu dengan wajah penuh harap.

Laurenza tidak langsung menjawab dia pun menyalakan handphonenya yang sengaja dimatikan daya, mulutnya menganga ketika melihat banyak pesan serta panggilan tak terjawab dari suaminya, Laurenza memang sedang kecewa dengan Sultan. Tetapi dia jadi merasa bersalah karena telah membuat Sultan khawatir.

"Mau kan?" tanyanya sekali lagi.

Laurenza menyimpan handphonenya dimeja. "Yau-

Hadirnya Kamu | Tamat (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang