9: Kecewa di Hari Merah

21.2K 918 10
                                    

Jangan lupa tekan bintangnya💝

🦋

Sultan merasa bingung setelah tadi mendengar ucapan Laurenza bahwa ia ingin mereka pulang malam ini juga. Padahal saat diperjalanan menuju kota Laurenza terus merengek meminta menginap selama beberapa hari dirumah orangtuanya, tetapi sekarang gadis itu meminta untuk segera pulang ke rumah Sultan.

"Besok aja pulangnya" ucap Sultan yang kini sedang duduk disofa ruang TV dengan Laurenza disampingnya.

Laurenza mendengus. "Aku maunya sekarang!"

Sultan menghembuskan nafas pasrah, yasudahlah ia akan menurut saja. Pada pukul 8 malam Sultan dan Laurenza kini tengah memasukkan barang-barang yang semulanya sudah dikeluarkan. Kedua orangtua Laurenza pun heran setelah mendengar anak dan menantunya akan pulang ke kediamannya malam ini juga.

"Gak apa-apa Za, besok aja pulangnya" ucap Dini, dia tahu apa penyebab Laurenza dan Sultan ingin pulang malam ini.

Laurenza menggelengkan kepalanya. "Aku maunya sekarang ma, gak apa-apa."

Laurenza menciun punggung tangan kedua orangtuanya, Gunawan tampak menggelengkan.

"Kamu ini menyusahkan suami saja, kasihan dia baru menyelesaikan pekerjaannya harusnya kamu biarkan dia istirahat sejenak" ucap Gunawan yang membuat Laurenza kembali merasa bersalah.

Dia pun tidak membalas ucapan sang papa melainkan langsung masuk ke dalam mobil meninggalkan Sultan yang baru saja ingin bersalaman.

"Papa berharap kamu sabar menghadapi Laurenza" Gunawan menepuk pundak Sultan.

Sultan tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. "Pasti pa, jangan khawatir."

Sultan masuk ke dalam mobil, dan mobil pun berjalan membelah jalanan malam yang tidak terlalu ramai. Sultan menoleh menatap Laurenza yang sedari tadi tidak melihat ke arahnya, gadis itu memilih untuk melihat ke luar jendela. Satu tangan Sultan menggenggam tangan Laurenza yang membuat gadis itu terkejut dan akhirnya menoleh ke arah Sultan.

"Mas punya salah ya sama kamu?"

"Atau gara-gara masalah tadi kamu jadi seperti ini? Maaf—

"Enggak, aku lagi gak mood aja."

"Apa penyebabnya?"

"Gak tahu."

Sultan melirik Laurenza yang kini sedang memainkan cincin pernikahan yang melingkar dijari manisnya.

"Aku nyusahin kamu mas?" tanyanya mengingat ucapan sang papa tadi.

Sultan menggelengkan kepalanya. "Kenapa tanya gitu?"

"Soalnya aku ngerasa gitu."

"Gak usah mikirin hal-hal yang membuat kamu sakit hati, mending kamu mikirin mas aja" katanya dengan senyuman genit.

Laurenza menoleh ke arah Sultan dahi mengerut. "Males banget, apa faedahnya coba."

"Lagian gak salah juga mikirin suami, yang salah mikirin suami main dibelakang."

Hadirnya Kamu | Tamat (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang