"Hobi banget buru-buru pulang sekarang.." Goda Reino jahil ketika Bima menyeretnya ke parkiran begitu mereka selesai meeting yang terakhir.
Masalahnya Bima nggak bawa mobil, nebeng sama Reino tadi. Jadi nggak bebas mau pulang duluan.
"Gue ninggalin Tian dari siang di Runaway bangsat!" Timpal Bima ngegas. Udah nggak bisa santai.
"Biasanya juga dia disana mas, nggak usah lebay! ----Malah pernah double shift, dari pagi ampe tengah malam." Sergah Reino geli.
"Ya tapi.." Bima mengacak rambutnya kasar, susah mau ngejelasin gimana.
"Bilang aja udah kangen pengen ketemu. Dasar pengantin baru!" Tembak pria yang lebih muda sembari terbahak geli.
"Bodo amat! Pokoknya ayo balik! Nggak tau kenapa gue kuatir. Mana mendung gini." Bima mengungkapkan kecemasannya.
Ia langsung masuk mobil begitu bunyi 'beep' terdengar, tanda kunci telah terbuka.
"Buruan Rei, bentar lagi malem." Ujarnya tak sabar.
"Sabar bos!"
Tak ada balasan lagi, Bima membiarkan Reino fokus membawa Aston Martin DBS Superleggera-nya keluar dari tempat parkir.
"Lu beneran jatuh cinta sama Tian ya mas?" Reino memupus keheningan ketika mobil sudah membelah jalanan.
"Maybe.." Bima menjawab singkat.
"Mulutnya nggak yakin, tapi kepalanya dari tadi isinya Tian doang." Cibir Reino, tidak melewatkan sedikitpun kesempatan untuk meledek.
"Lu ngejekin gue mulu dari tadi, bangsat!" Bima memaki jengah.
"Hahaha.."
Hampir semua orang yang berada dekat dengannya, termasuk Reino, tak ada yang takut setiap kali Bima memaki atau berteriak. Malah pada ketawa.
"Mau join club nggak mas? Gue juga gabung disana." Tawar Reino, out of the blue.
"Club apaan?" Bima melirik sebentar, curiga. Sejak kapan Reino jadi anak club?
"Club BBB. ----Bapack Bapack Bucin." Jawab yang lebih muda, cengengesan.
"Njir.."
"Udah ah, ayok buruan gas! Nggak tenang perasaan gue kalo belum ketemu Tian." Bima memaksa Reino mempercepat laju kendaraan. Nyetirnya kek keong, dari tadi lambat.
"Gue juga punya bini mas. Dan emang kangen biasanya seharian nggak ketemu Bintang, tapi nggak kek elu begini!" Reino mengejek disertai kekehan.
"Ketawa aja teros.." Bima mendengus kesal. Biasanya padahal dia yang tim bully, sekarang jadi dia yang sering diejek.
"Gimana ceritanya lu jadi pindah haluan dari Niel ke Tian mas?" Reino bertanya kepo.
Tumben, padahal dari kemarin dia nggak pernah nanya apapun terkait keputusan Bima tiba-tiba menikah dengan si bocil.
"Gue sama Tian sebenernya udah mulai deket lumayan lama. Deket jalur keributan." Bima bercerita.
"Awalnya gara-gara godain dia yang susah move on dari elu. Trus abis itu jadi sering curhat-curhatan berdua. ----Terutama gue, yang curcol tentang Niel."
"Gue nggak curhat ama elu, ya karena udah ada temen galau lain."
"Dari sana kita makin deket. Trus sepakat jalin hubungan. Gue ngajak nikah sekalian, eh anaknya mau." Ada sedikit ngeles bagian ini karena Bima tidak ingin bercerita tentang rahasia Tian tanpa seijin sang suami.
"Dari yang awalnya cuma pengen sama-sama move on. Tapi sekarang gue malah jadi galau beneran sama dia. ---Manis banget anaknya." Nah yang ini jujur, ceritanya sekalian curcol.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING AGREEMENT S2 (ON GOING)
Romance[SIDE STORY THE WEDDING AGREEMENT] Bimasena Adrian Russel membutuhkan seseorang untuk dijadikan pendamping hidup secepatnya, agar pemuda cantik yang diam-diam dicintainya tidak tahu perasaan yang ia miliki. Sabdayagra Tiandaru Ariacitta membutuhkan...