Yesa berjalan malas ke arah kamar mandi, malas sekali mandi pagi, apa lagi cuaca hari ini mendung. "Ka ayo mandi, nanti di tinggal ayah, mau berangkat sekolah nya jalan?" Tanya wanita yang terbilang awet muda dengan umur 40 itu.
"Kaka males mandi bu, sumpah dingin banget, mau tidur lagi." Ucap nya lalu duduk di sopa ruang tengah.
"Kaka malah duduk ayo cepet mandi udah siang juga." Suruh sang ibu, Yesa melirik sebentar lalu menurut.
Sesudah mandi selesai bersiap untuk berangkat sekolah Yesa langsung sarapan, dan berangkat sekolah bersama sang ayah, yang terlihat tampan dengan usia 43 tahun.
Ayah Yesa mempunyai saham di salah satu perusahan terkenal di Bandung, sedangkan ibu nya guru seni, yang mengajar di salah satu SMP di bandung. Yesa mempunya adik berumur 7 tahun, selisih 10 tahun dengan nya, walaupun adik Yesa baru berumur 7 tahun tapi menurut Yesa adik nya cukup dewasa.
Sesampai nya di sekolah Yesa langsung masuk ke kelas, ternyata bukan hanya dia seorang yang menggunakan Hoodie/jaket hari ini, mungkin cuaca memang sangat dingin hari ini.
Untuk tempat duduk yang kemarin di perebutkan, Yesa yang menang, tempat itu di dapatkan kembali oleh Yesa, sedangkan Ghava duduk di depan nya, dan elwan duduk di depan Ghava, beberapa siswa lain berpindah di kursi bagian kanan.
"Gua masih ngantuk, qil nanti kalo ada guru lo yang nyiapin ya, gua mau tidur." Ucap Yesa lalu tidur dengan kedua tangan nya di jadikan bantalan.
Yesa sangat nyaman dengan tempat duduk nya, dia ada di posisi paling belakang ujung kiri, Yesa sangat suka tidur oleh karena itu dia ingin tempat yang tidak begitu terlihat oleh guru, sesekali ketahuan si, maka dari itu Yesa di jadikan KM supaya kebiasaan nya hilang, tapi tetap saja.
Guru datang, pelajaran pertama adalah MTK Selasa yang melelahkan pagi pagi sudah di beri asupan matematika.
Ghava yang melihat Yesa tidur hampir setangal pelajaran sangat geram, ingin rasanya ia mendorong orang di belakmg nya ini agar bangun, tetapi tidak bisa, ide licik terbesit di kepala nya.
"Bu maaf, untuk soal nomor 4 saya kurang paham." Ucap Ghava dengan mengangkat tangan kanan nya.
"Kedepan Ghava." Suruh sang guru.
Ghava memberi tahu sang guru bahwa Yesa tidur, bu indah guru batematika yang terkenal sangat kiler itupun mendekat ke arah Yesa lalu dengan cepat mengebrak meja Yesa.
BRAKK
"Yesa keluar kamu, bersihin toilet sampai kelas saya selesai." Ucap bu indah.
Yesa tersentak kaget, lalu segera ia keluar, tak lupa ia memelototi Ghava yang ada di depan berdiri mematung, lalu menggeleng.
_____
"Gua tau ini pasti yang cepuin si Ghava, tai banget tuh orang." Ucap Yesa sembari menyikat WC yang ada di depan nya.
Yesa menyikat nyikat WC sembari membayangkan Ghava di depan nya. "Andai ini muka si Ghava, puas banget gua." Monolog nya.
Setelah semua nya selesai Yesa kembali ke kelas dengan hati yang menggebu gebu kesal.
Yesa menghampiri meja Ghava lalu menduduki kursi yang ada di depan nya, dengan menghadap ke arah Ghava. "Lo kan yang nyepuin gua tidur tadi?" Ucap Yesa dengan pede.
"Lo punya bukti?" Balas Ghava.
"Jelas lah, orang ibu nyamperin gua pas lo ada di depan." Ucap nya lagi.
Ghava menggeleng lalu tersenyum tanpa arti. "Gua nanya materi, tenaga gua terlalu berharga cuma buat nyepuin lo doang." Ucap nya percaya diri.
Yesa berdiri lalu pergi meninggalkan Ghava dan duduk di tempat nya, dengan hati yang sangat kesal, ingin sekali ia mencekik orang di depan nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LN.05 Boarding house
Teen FictionREVISI Tersesat di kegelapan sudah tidak aneh bukan lantas bagaimana dengan seorang gadis yang yang tersesat di keterangan? Bagaimana mimpi bisa terjadi sedangkan tidur saja tidak. 7 kegelapan datang menghampiri menciptakan gelap untuk gadis itu, me...