17

53 28 2
                                    

Ghava membuka pintu kamar Yesa, terlihat Yesa yang sedang tertidur meringkuk di kasur nya, Ghava menghampiri Yesa lalu duduk di tepi ranjang.

Di elus nya rambut panjang Yesa yang sedikit kusut, lalu sedikit merapihkan nya agar tidak meenghalangi wajah Yesa.

"Ghava." Ucap Yesa tiba tiba, Ghava tersentak kaget, karna Yesa tiba tiba membuka matanya lalu memanggil nama nya.

"Sa, lo ngagetin tau." Ucap Ghava.

Yesa duduk lalu tertawa, melihat Ghava yang kaget karna ulah nya. "Jadi cowo ko kagetan." Celetuk Yesa.

"Berisik lo, barang barang lo udah gua bawain semua, ada di depan sana, Bu Tuti, ibu kos lu sebelum nya itu nanyain alamat rumah sewa ini, mau gamau gua kasih, katanya dia khawatir juga sama lo." Ucap Ghava, Yesa mengangguk paham.

"Oh iya gua bawa nasi Padang, ayo makan." Ucap Ghava, lalu berdiri keluar kamar, Yesa hanya menurut mengikuti Ghava ke dapur lalu duduk di kursi meja makan.

Ghava mengambil dua piring dan dua sendok, setelah nya Ghava menuangkan nasi yang di bungkus ke piring, lalu ia suguhkan kepada Yesa.

"Sendok buat apa?" Tanya Yesa.

"Buat makan lah." Jawab Ghava.

"Makan nasi Padang tuh pake tangan biar nikmat." Ucap Yesa, saat Yesa hendak mengambil nasi menggunakan tangan nya Yesa terlihat seperti berpikir. "Tapi karna gua lagi pengen pake sendok, jadi pake sendok aja deh." Lanjut nya.

Ghava menatap datar ke arah Yesa. "Gajelas loh." Celetuk Ghava.

"Gajelas juga lo suka kan?" Tanya Yesa lalu menyuapkan satu sendok nasi Padang ke mulut nya.

"Oh ya sa, lu pacar gua ya mulai hari ini." Ucap Ghava santai lalu menyendok nasi Padang nya, dan memasukan ke dalam mulut nya.

"Ga deh." Jawab Yesa cepat.

"Gua ga Nerima penolakan."

"Lo ga berhak ngatur gua." Ucap Yesa.

"Gua pacar lo ya berhak lah." Balas Ghava.

"Kata nya lo mau nembak cewe, lu kan simulasi dulu lewat gua malam itu." Ucap Yesa.

"Cewe nya ga sekolah pas itu, jadi ga jadi gua tembak." Jawab Ghava.

"Cih dasar cowo."

Ghava mencekal pergelangan tangan Yesa yang duduk di depan nya, lalu setengah berdiri. "Cewe nya ada di depan gua sekarang, jadi lo mau kan jadi pacar gua?" Bisik Ghava pas di telinga Yesa.

Yesa langsung mendorong Ghava sekuat tenaga nya. "Apaan si ga jelas lo." Ucap Yesa kesal dengan apa yang sudah Ghava lakukan sampai Yesa merinding mendengarnya.

"Ga jelas juga lo suka kan?" Tanya Ghava yang membalikan ucapan Yesa sebelum nya.

"Anjir, ga ya!" Ucap nya lalu pokus kembali ke nasi yang sedang ia makan.

"Sa, pipi lo merah." Goda Ghava, Yesa yang mendengar itu pun langsung menutup pipi nya, gusar.

"Temen Lo sepulang sekolah mau pada kesini." Ucap Ghava.

"Jangan kasih tau apa yang terjadi sebenarnya ya ghav, bilang aja gua begong sampe ga sengaja pipi kena benda tajem pas jatoh." Pinta Yesa.

"Lu yang jelasin, gua gabakal ngomong apapun ke mereka tentang lo." Jawab Ghava, Yesa hanya mengangguk paham.

_____

"Kira kira Yesa ngapain ya sama Ghava di rumah sewa?" Tanya Qila.

"Ya istirahat lah di kamar masing masing." Ucap Danielle.

LN.05 Boarding house Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang