8

86 63 9
                                    


"Benar anda saudari Yesa? Putri dari bapak Dimas?" Tanya seseorang yang membuyarkan lamunan Yesa. Siapa dia? Badan tinggi dan berisi, baju serba hitam termasuk dasi nya, teman ayah?

"Iya ada apa?" Jawab Yesa bingung.

"Bisa bicara sebentar?" Ucap seseorang di depan nya lalu menyodorkan kartu nama, tertulis nama Reno Aryanto disana, mungkin benar teman ayah nya.

"Boleh, mau bicara apa?"

"Boleh kita kerumah kamu Yesa? Ini obrolan penting." Jawab nya, Yesa mengangguk lalu ikut pulang bersama mobil yang hentah siapa pemilik nya, dan apa tujuan nya.

Sesampai di rumah mereka langsung Yesa persilahkan masuk dan duduk di sofa rumah nya, Yesa juga menyuguhkan beberapa kue dan 3 teh manis untuk tamu nya.

Yesa kira akan hanya ada pak Reno yang akan berbicara kepadanya, ternyata di dalam mobil tadi ada rekan pak Reno yang lain nya, huft.. sebenar nya apa yang akan mereka bicarakan?

Yesa tidak berani bertanya lebih dulu, Yesa hanya terdiam menunggu seseorang membuka percakapan, sebenar nya Yesa juga mengantuk, karna malam Yesa tidak tidur, lelah pun sangat amat menyelimutinya sekarang.

"Yesa baca ini." Ucap seseorang di depan nya, menyodorkan map warna kuning, cepat cepat Yesa membacanya.

Yesa mengerutkan alis nya tak begitu mengerti dengan beberapa lembar kertas di tangan nya, sebenar nya yesa tau ini sertifikat rumah tapi kenapa?

"Ayah kamu meminjam uang pada kami, dan menjadikan rumah ini sebagai jaminan untuk mengganti hutang hutang ayah kamu." Ucap seseorang di depan nya.

"Hah? Maksud nya rumah ini mau di ambil bapak?" Tanya Yesa Masi bingung dengan semua ini.

"Iya, saya mau besok rumah ini sudah kosong ya Yesa, sesegera mungkin kamu pindah, cari rumah lain selain rumah ini, mobil dan 2 kendaraan lain nya saya ambil juga, untuk membayar bunga nya, saya permisi." Ucap nya lalu berdiri dan pergi keluar rumah Yesa.

Yesa mengerjap ngerjap kan mata nya bingung, dimana ia akan tinggal? Rumah ini satu satu nya tempat berteduh Yesa, tidak ada lagi siapapun di sekeliling nya, ah ya bibi Yasmin.

Yesa cepat cepat meraba raba kantong baju nya lalu mengeluarkan handphone nya dan menelepon bibi yasmin keluarga Yesa satu satu nya.

Tutt tutt tuttt tidak ada jawaban, mungkin bibi nya sibuk, Yesa pun mengirimkan beberapa pesan di sana. Lalu Yesa merebahkan tubuh nya di sofa panjang depan tv yang besok bukan menjadi milik nya lagi.

"Hufft... Sebener nya ini apa? Uang? Gua tau ayah naro uang nya di lemari mungkin ga banyak semoga cukup buat cari kontrakan, gua besok mulai cari cari tempat deh, pake uang ayah seadanya dulu, buat kedepan nya gua ga ngerti." Monolog nya sembari menatap ke langit langit rumah nya, Yesa sangat merasa sedih sebenar nya, tapi dengan sedih yang sudah banyak Yesa lalui semua nya akan kembali? Nangis pun percuma rasanya.

Beberapa detik kemudian Yesa tertidur.


_____


Yesa membuka sedikit mata nya lalu duduk menatap kosong ke depan, jam berapa sekarang? Yesa melirik sebentar ke arah jam ternyata Masi pukul 04.05 pagi, Yesa berjalan ke arah kamar nya, berniat untuk tidur kembali, tetapi tidak bisa mata nya sudah tidak mengantuk, rasa pegal di lehernya begitu menyiksa, mungkin karna semalam tidur di sofa.

Yesa menatap ke arah jendela sembari bergelut dengan pikiran nya, dan apa yang akan terjadi selanjut nya, rumah ini, dan semua seisi nya bukan lagi milik Yesa, Yesa benar benar sudah tidak punya apa apa selain diri nya sendiri.

Bagaimana nasib Yesa kedepan nya? Apakah dirinya bisa menghadapi pahit nya dunia sendirian?

Yesa merapihkan baju baju nya untuk pindah besok, buku buku dan beberapa barang Yesa yang sekira nya penting bagi Yesa, tak banyak barang yang Yesa bawa, sepatu yang menumpuk di rak pun tidak Yesa bawa semua, Yesa hanya membawa 3 pasang sepatu yang benar benar Yesa pikir itu berguna.

1 koper dan 2 tas besar sudah rapih tersusun di sudut kamar Yesa, sesekali Yesa cek kembali bawaan nya ada yang tertinggal atau ada barang yang tidak Yesa perlukan terbawa, karna jujur semua ini pasti sangat berat, apakah Yesa bisa membawa semua ini sendiri?

Jam 06.12 Yesa langsung keluar rumah dan berjalan sambil beberapa kali memperhatikan kontrakan kontrakan kecil yang ada di sekitar rumah nya, tapi seperti nya semua sudah penuh, Yesa mencari ke luar daerah nya menggunakan ojek, cukup jauh dari rumah Yesa, begitupun dengan sekolah.

Akhir nya Yesa menemukan kontrakan kecil dengan 3 ruangan, kamarmandi, dapur dan tempat untuk diri nya tidur, ini terlihat begitu kecil jujur. Hanya ruangan di depan yang sepertinya lumayan besar namun ruangan ke 2 terlihat kecil, tapi sepertinya cukup untuk memasak.

Yesa langsung menyewa rumah itu, dengan harga yang lumayan murah 400ribu 1 bulan, rumah yang sangat cukup untuk Yesa tinggali sendiri.

Yesa pun pulang terlebih dahulu, untuk mengambil barang barang yang sudah Yesa siapkan sebelum nya.

Barang barang Yesa sudah terkumpul di luar semua, mata nya menatap sedih ke arah rumah yang akan ia tinggali, berat rasanya meninggalkan rumah yang sangat penuh kenangan bagi Yesa, di mana dia di besarkan bercanda bersedih di rumah yang ada di hadapan nya ini. Apa lagi membayangkan ketika ibu nya masih hidup, ibu nya tidak akan absen untuk menyiram tanaman halaman rumah di pagi hari, bunga warna warni sangat cantik persis seperti sang pemilik.

Satu tetes air mata Yesa mengalir begitu saja tanpa ijin kepada sang pemilik,  dengan berat hati Yesa berbalik lalu melangkah keluar gerbang, Yesa membawa kunci rumah nya, ia berharap sang pemilik rumah ini nanti tidak mengganti pintu nya, agar Yesa bisa masuk ke rumah ini jika merindukan keluarga nya.

"Gua ikhlas sama semua yang udah gua laluin." Ucap nya lalu tersenyum dan pergi memasuki mobil yang sudah ia pesan menggunakan aplikasi online sedari tadi.

Sesampai nya di rumah baru, Yesa langsung merapihkan barang barang nya yang tidak begitu bannyak,  kasur lantai yang sudah ada di sediakan di sana, beberapa alat makan, dan kompir listrik sudah di sediakan di sana.

Hacuhh

Debu debu di rumah kontrakan nya ini sangat berdebu dan kotor, mungkin sudah lama tidak di tinggali. Jarak antara rumah nya yang sekarang dengan sekolah lumayan jauh, sekarang harus menaiki 2 angkot dengan tujuan berbeda untuk menuju sekolah nya.

"Huh.. akhir nya beres juga, Kaya nya gua gak bakal bilang temen temen dulu deh, tapi besok gua Uda mulai sekolah kaya nya." Ucap nya lalu merebahkan tubuhnya di kasur tipis yang sudah di lapisi spray.

Kriningg kriningg kriningg

LN.05 Boarding house Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang