4

126 90 18
                                    

Yesa pulang ke rumah menggunakan angkutan umum, angkutan dengan warna dan nomor tertentu untuk menuju tujuan yang akan di tuju, Yesa sengaja tidak meminta ayah nya untuk menjemput, Yesa ingin mencoba hidup mandiri, karna Yesa tau ibu nya pasti ing...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yesa pulang ke rumah menggunakan angkutan umum, angkutan dengan warna dan nomor tertentu untuk menuju tujuan yang akan di tuju, Yesa sengaja tidak meminta ayah nya untuk menjemput, Yesa ingin mencoba hidup mandiri, karna Yesa tau ibu nya pasti ingin Yesa mendiri dan lebih di siplin.

Saat Yesa membuka pintu rumah nya sudah ada ayah nya sedang duduk di sopa dengan Yuza yang membaca novel anak, tapi ada yang asing di sana, siapa wanita dengan setelan coklat hitam itu?

Rambut nya bergelombang, baju panjang dan celana panjang, jika Yesa tebak mungkin orang itu berusia 29-30 tahunan??

Yesa mendekat ke arah ayah nya untuk Salam, lalu Yesa juga juga menyalami wanita yang hentah siapa ini.

"Yesa duduk." Ucap sang ayah yang langsung menunjukan ekspresi serius.

"Kenapa yah?" Tanya Yesa.

"Kenalin ini Tante Maya." Ucap sang ayah.

Yesa melirik sebentar lalu tersenyum tipis. Yesa menatap ayah nya dan memberikan ekspresi seolah 'siapa'

"Ayah mau nikah lagi." Ucap nya terdengar sedikit berat.

"Hah? Ayah serius? Ibu meninggal baru 1 Minggu loh yah." Ucap Yesa yang kaget akan keputusan ayah nya.

"Ayah gabakal nikah sekarang sekarang, mungkin 2 bulan ke depan ayah makan nikah sama Maya." Jelas sang ayah.

"Sekarang aku ngerti yah, kenapa ibu bisa kena serangan jantung, ayah bilang ke ibu kalo ayah mau nikah lagi?" Ucap Yesa menggebu gebu, ingin rasa nya ia berteriak sekarang juga.

"Yuza kamu ke kamar dulu, Kaka mau ngomong sama ayah, dan Tante ini." Ucap Yesa melirik jijik ke arah wanita di sebelah ayah nya.

"Yuza udah tau semua nya ka, jadi apa lagi yang harus Kaka omongin dan sembunyiin." Ucap nya santai tanpa memalingkan pandangan nya dari novel anak yang ada di tangan nya.

"Yuza ke kamar sebentar." Ulang Yesa.

"Mau segimanapun Kaka larang ayah, ayah gabakal nurut sama omongan Kaka." Ucap yuja yang langsung berdiri dan pergi menuju kamar nya.

Memang aneh anak seusia nya bisa merasa santai di saat seperti ini.

"Yesa gamau ayah nikah lagi." Celetuk Yesa.

"Yesa, mamah bakalan jagain kamu dan ngerawat kamu seperti anak mamah sendiri, jadi jangan takut ya?" Ucap perempuan yang sedari tadi Yesa ingin tendang muka nya.

"Mamah? Inget ya Tante aku cuma punya 1 mamah yaitu ibu, kamu jadi mamah aku? Ga Sudi." Ucap Yesa dengan nada cukup tinggi.

"YESA!" Bentak sang ayah, Yesa terdiam.

"Aku gamau yah, mau gimanapun juga aku gak akan Sudi." Ucap Yesa lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Yesa masuk kedalam kamar nya, menutup pintu sekencang kencangnya agar ayah nya mendengar bahwa Yesa sedang marah saat ini, Yesa pun terduduk di kursi belajar nya melihat Poto yang sangat tidak asing di depan sana. "Gila kali, Bu kenapa ngumpetin semua ini dari Yesa? Ayah ternyata sebrengsek itu. Benerkan ibu kena serangan jantung karna ayah kan? Pembunuh." Yesa berbicara dengan Poto di depan nya, poto sang ibu.

Tok tok tok

Pintu kamar Yesa di ketuk, Yesa melirik sebentar lalu diem di tempat malas membuka pintu.

"Kamu mau ikut makan siang sama kita ga Yesa?" Tawar sang ayah dari balik pintu.

"Gausah peduliin Yesa." Jawab Yesa.

"Ka, ini aku Yuza buka dulu dong pintu nya." Kali ini Suara imut yang berucap.

"Buka aja, pintunya." Ucap Yesa.

Yuza masuk dan menutup pintu kembali, Yuza duduk di sisi ranjang tempat tidur milik Yesa, Yesa menatap Yuza heran, lalu menghampiri nya dan ikut duduk di sebelah Yuza.

"Aku tau kaka kesel sama ayah, tapi percuma ka, mau gimanapun kaka gabakal bisa hentiin keinginan ayah, aku tau 2 bulan kebelakang ini ayah Deket sama Tante Maya, aku mau coba bilang sama ibu dulu, tapi aku takut salah berasumsi kalo ayah selingkuh." Ucap nya dengan nada yang pelan dan lirih. "Tapi sekarang gelas pecah gabakal bisa balik utuh ka, mau gimana pun semua udah terjadi, dan terlanjur." Lanjut nya.

"Kami kenapa ga bilang sama Kaka dari awal?" Tanya Yesa.

"Sekarang aku mau ikuta makan siang sama mereka. Pilihan Kaka mau ikut atau engga, aku ikut." Ucap Yuza menghiraukan ucapan Yesa.

"Za kami kaya nya emang dewasa sebelum waktu nya deh, Lo bisa profesional di keadaan kaya gini ya?" Tanya Yesa lagi.

"Ikut atau engga?" Yuza balik bertanya.

Yesa menggeleng, lalu mengangkat sebelah alis nya. "Ga Sudi. Lo kalo mau pergi Sono, gua ga ikut." Jawab nya yang langsung berdiri dan membuka pintu untuk adik nya.

Yuza menatap sebentar ke arah Yesa lalu keluar meninggalkan Yesa di sana.

_____

Yesa merapihkan Hoodie yang sedikit melipat di bagian lengan nya, Hoodie unggu dengan celana training hitam di gunakan nya, Yesa berniat pergi dari rumah dan pergi bertemu arita di rumah nya, tidak berniat sedikit pun untuk bercerita hanya ingin sedikit menghibur diri dengan melihat barang barang mewah yang tak asing di rumah Arita.

Arita adalah Adak seorang CEO di jakarta, tapi Arita memilih tinggal di Bandung dengan ibu nya, sedangkan ayah nya pulang 2 Minggu 1 kali.

Rumah dengan nuansa mengah di hiasi benda benda berwarna emas, tak lupa bangunan bangunan sedikit bercandi samgan cocok di pajang di setiap sudut, memang aura Bali yang di miliki rumah ini sangat kuat, padahal ini di bandung, tapi jika memasuki rumah ini semua nuansa akan berubah seketika. Arita dan kedua orang tua nya memang asli dari Bali, hentah bagai man ceritanya Arita tinggal di Bandung dan ayah nya menjadi CEO di salah satu perusahaan Jakarta.

Yesa menekan nekan bel rumah Arita, dengan sedikit berlari Arita membuka pintu rumah nya. "Lebay amat biasanya juga langsung masuk, kaya yang gatau password nya aja." Celetuk Arita.

"Males, lupa dadakan." Jawab Yesa malas.

"Lu mau ngapain ke sini?" Tanya Arita.

"Numpang tidur."

"Si anjir."

Arita menelpon teman teman nya yang lain, merekapun kumpul di ruang tengah rumah Arita dengan beberapa biskuit dan minuman disana. Memang rumah arita bisa di bilang adalah tempat berkumpul nya mereka.

_____

Yesa berjalan gontai menyusuri jalanan, angin malam menusuk kulit putih nya, rambut kuncir kuda yang sudah menjadi ciri khas nya terlihat sedikit kusut dan kasar. 

Angin malam semakin menusuk kulit nya, kedua tangan nya ia masukan kedalam saku Hoodie,
Dan beberapa kali mengembung ngembungkan pipinya yang terasa mati rasa karna dingin.

CKIKKKK

BRUKKK

Terlihat lelaki tinggi jatuh di depan Yesa dengan motor ninja hitam yang di kendarai nya, Yesa mematung kenapa tiba tiba ada motor jatuh di depan nya? Sedangkan sedari tadi Yesa tidak mendengar ada suara motor.

Cepat cepat Yesa menghampiri seseorang di depan nya, Yesa membantu nya berdiri, setelah nya tangan Yesa di cekal kencang oleh lelaki itu, dan di tarik untuk berlari bersama lelaki itu, Yesa tidak mengerti. Yesa sesekali menepis tangan lelaki yang menyekal nya itu, tapi nihil tenaganya tak setara dengan orang yang sedang berlari di depan nya ini.

"Apa apaan si lepasin gua!!" Ucap Yesa sambil ikut berlari.

"LEPASIN." Bentak Yesa.

Lelaki di depan nya membawa Yesa masuk kedalam gang yang sangat sepi dan sunyi, hanya terdengar suara jangkrik dan kibasan angin malam di sana.

"Lepasin gua."

"Sutttttt--

LN.05 Boarding house Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang