Yesa terkaget saat tangan kekar membekap mulut nya, tangan ini sangat besar sampai hampir semutupi semua bagian wajah Yesa, dengan tenaga seadanya Yesa mencoba untuk menari tangan yang membekap mulut nya, orang di depan Yesa membuka kaca helm yang sedari tadi terpasang di sana, Yesa membulatkan matanya.
Orang di depan nya memberi isyarat jangan bersuara kepada Yesa, lalu sedikit sedikit melepas tangan nya dari mulut Yesa, lelaki tersebut menatap Yesa dan sedikit mengangkat Yesa dengan menggapai tangan kanan nya, Yesa hanya menurut dan bingung dengan apa yang terjadi sekarang.
Segerombolan lelaki dengan setelan serba hitam merwati gang yang mereka tempati, tanpa ada yang sadar mereka berdua bersembunyi di gang itu, beberapa menit terlewat akhir nya mereka memberanikan diri untuk keluar gang tersebut dengan hati hati.
"Loh apa apaan si Ghava?" Ucap Yesa dengan nada suara yang sedikit keras.
"Sutttt" balas Ghava yang sembari menutup mulut nya sendiri dengan jari telunjuk.
Ghava membuk helm yang ada di kepala nya lalu menghampiri Yesa yang bingung dengan sesuatu yang telah ia saksikan.
"Sa obatin gua mau?" Ucap Ghava.
Yesa yang melihat muka Ghava tergaget karna muka Ghava di penuhi luka kecil kecil dan lebam di sana.
"Rumah gua ga jauh dari sini, ke rumah gua aja ayo." Ucap Yesa yang langsung menggandeng tangan Ghava dan membawa nya pulang ke rumah nya.
_____
"Aww pelan pelan dong." Renges Ghava karna terasa gesekan kapas di luka nya.
"Lebay lu." Timpal Yesa.
Ghava menatap Yesa, bulu mata lentik Milik Yesa yang terlihat cantik dengan mata bulat di sana, pipi pink natural di kulit nya yang putih, lalu rambut panjang lurus sedikit gelombang sangat cocok dan terlihat cantik.
Ghava tersadar dari lamunan nya langsung saja ia membuang tatapan nya masa Yesa ke sembarang arah.
"Selesai, ada lagi yang luka?" Tanya Yesa.
Ghava menggulumg celana Levis yang sudah sobek di lutut nya, lalu menunjukan nya kepada Yesa.
"Ya ampun, kalo luka nya kaya gini mending ke dokter aja." Ucap Yesa yang langsung memasukan obat obatan nya kembali kedalam kotak p3k.
"Gamau, obatin gua sekarang." Ucap nya lalu menyamankan posisi nya seraya bersardar pada sopa milik Yesa.
Yesa yang melihat itu sedikit jengkel terhadap sikap Ghava, mau tak mau Yesa kembali mengobati Ghava dengan luka yang lumayan besar di lutut nya.
"Ghav bukan nya lu tadi bawa motor ya?" Ucap Yesa di tengah tengah rutinitas nyaengobati Ghava.
"Udah obatin aja gua." Jawab nya
"Apaan si nanya doang gaboleh apa, segini juga gua obatin." Ucap Yesa pelan, namun Masi terdengar oleh Ghava.
Ghava yang mendengar itu pun melirik ke arah Yesa lalu memejamkan mata nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LN.05 Boarding house
Teen FictionREVISI Tersesat di kegelapan sudah tidak aneh bukan lantas bagaimana dengan seorang gadis yang yang tersesat di keterangan? Bagaimana mimpi bisa terjadi sedangkan tidur saja tidak. 7 kegelapan datang menghampiri menciptakan gelap untuk gadis itu, me...