"ini nih surabi yang sering gua beli sama keluarga gua dulu, lu mau yang saus durian?" Ucap Yesa, Ghava mengangguk.
"Gua toping coklat, Lo durian kita sharing biar ga dua dua nya rasa nya sama gimana?" Tanya Yesa, Ghava hanya mengangguk kan kepala nya untuk membalas ucapan Yesa.
Tak tunggu lama pesanan mereka datang, 2 porsi surabi panas yang terlihat sangat lezat. "Abis ini Lo mau ngenalin makanan apa lagi ke gua?" Tanya Ghava, lalu memasukan surabi yang sudah ia potong kedalam mulut nya.
"Udah si, rekomendasi dari gua itu doang, buat selanjut nya kita beli makanan tertentu aja, itu pun kalo Lo belum kenyang." Jawab Yesa.
"Sa ini beneran enak banget, padahal gua ga terlalu suka sama durian, tapi ini enak banget sa." Ucap Ghava, lalu memakan kembali surabi milik nya.
"Mau coba yang gua ga rasa coklat juga enak." Ucap Yesa. Lalu Ghava mengambil lalu menyuapkan surabi rasa coklat ke mulut nya.
"Enak, tapi ya rasa coklat pada umum nya, ini si yang durian enak banget." Ucap Ghava, Yesa tersenyum lalu melanjutkan makan nya.
Setelah selesai memakan surabi khas bandung, mereka langsung berjalan kembali, Ghava mengambil handphone nya di saku celana, lalu memencet tombol kamera. "Sa cepet gaya gua Poto." Ucap Ghava.
Yesa menurut lalu berpose dengan kedua jari nya membentuk huruf V disana.
Ghava mendekat lalu menyodorkan hasil jepretan nya.
"Gimana bagus ga?" Tanya Ghava, Yesa mengangguk lalu tersenyum ke arah Ghava.Ghava mengangkat handphone nya dan berpose.
Cekrek
Ghava Selvie dengan Yesa yang belum siap di samping nya, Yesa yang menyadari itu pun langsung mengambil handphone milik Ghava, namun tertahan karena Ghava mengacungkan ke atas handphone nya, Yesa yang tidak tinggi pun sulit untuk menggapai nya, karna prustasi handphone nya tak kunjung ia dapatkan Yesa menginjak kaki Ghava.
"Aduhh!"
"Hapus Poto gua." Ucap nya.
"Gamau wlee!"
"Hapus Ghava!!!!!!"
Ghava menyalakan kamera hp nya kembali lalu mengajak Yesa untuk pose dengan benar. "Ayo kali ini pose yang bener." Ucap Ghava, Yesa menurut, beberapa Poto tercetak di galeri nya.
Ghava melihat tukang ice cream dan segera ia menghampiri nya, Ghava membeli 2 ice cream cone, dengan rasa coklat, satu ice cream ia makan, dan yang satu nya ia berikan kepada Yesa.
"Abis ini pulang ya, takut kemaleman." Ucap Yesa.
"Sebelum pulang beli martabak dulu ya buat Lo, biar ga kurus." Celetuk Ghava.
"Kurus kurus gini juga gua kuat." Jawab Yesa tak mau kalah.
"Makanya sering sering makan makanan yang berlemak." Ucap Ghava.
"Udah ah males." Ucap Yesa yang langsung jalan mendahului Ghava.
_____
"Bener nih gausah gua anterin sampe ke rumah?" Tanya Ghava.
"Iya ghav gapapa sampe sini aja, sono duluan." Ucap Yesa.
"Yaudah iya gua duluan ya, sampe rumah istirahat, mandi juga, dimakan martabak nya." Ucap Ghava lalu memakai kembali helm nya.
"Iya Ghava bawel."
"Oh iya sa." Ucap Ghava membuka kembali helm yang sudah terpasang sebelum nya.
"Gua suka sama Lo dari pertamakali gua liat Lo, mau jadi pacar gua?" Ucap nya enteng.
"Gamau, Lo ribet." Jawab nya lalu pergi begitu saja.
Ghava turun dari motor nya untuk mengejar Yesa lalu menahannya. "gimana bagus kan ekting gua? Sumulai mau nembak cewe besok." Ucap nya.
"Anjing Lo! Siapa cewe nya?" Tanya Yesa.
"Pokonya besok di sekolah ko bakal tau." Ucap Ghava yang lengsyng menaiki motor nya dan segera pergi dari sana.
"Jangan sampe salah satu temen gua ya, gua ga Sudi!" Teriak Yesa.
Hentah kenapa ada sedikit rasa kecewa di hati nya karna Ghava akan menembak cewe besok, siapa? Danielle, atau ah setarah.
Yesa menunggu angkot untuk pulang, sudah hampir setangah jam Yesa berdiri menunggu angkot namun tak kunjung lewat, sembari menunggu angkot lewat Yesa memilih sambil berjalan, menyusuri setiap jalanan gelap di sana sesekali Yesa memegangi pipinya yang terasa dingin.
Yesa jadi teringat ucapan Ghava yang bakal nembak cewe besok, siapa si? Yesa terus merasa penasaran dengan orang itu. Hati Yesa sedikit sakit sebenar nya mendengar semua itu, tapi Yesa bisa apa? Lagian Ghava musuh nya.
Ah tidak, musuh yang sudah jadi teman?
Yesa berperang dengan pikiran nya. Sesekali melihat ke arah jalanan masih menunggu angkot lewat di sana.
"Ah mana si angkot lama banget, ga aneh si udah jam setengah 11." Monolog nya.
"Coba aja ayah masih ada, kalo lagi ini bisa minta jem-
GREBB
Seseorang membekap yesa, lalu kepala Yesa di tutup dengan kain hitam, Yesa merasa tangan nya kini sedang di ikat oleh tali, sebungkus martabak yang yesa pegangpun jatuh ke tanah. Ada apa?
Yesa meronta ronta, mencoba melepas cekalan seseorang di sana, sesekali Yesa mendorong, menjerit. Yesa di dorong sangat kenjang di tuntun untuk masuk, ke dalam yang Yesa yakini itu mobil, Yesa asuk kedalam mobil.
Seseorang menarik kain hitam yang menutupi kain hitam di kepala nya, dan melepas pekaman kain di mulut Yesa.
"Halo Yesa."
"Lo siapa?! Lepasin gua!" Ucap Yesa kepada pria tinggi besar di depan nya, dengan napas yang menggebu.
"Santai dong santai." Jawab nya.
"Lo siapa si? Ngapain mau culik gua?" Tanya Yesa kembali.
"Jalanin mobil nya cuy." Ucap lelaki itu mobilpun berjalan sedikit kencang.
"Lepasin gua anjing!"
PLAKKK
Satu tamparan melayang di pipi kanan Yesa, perih seketika, mata sebalak kanan Yesa pun menggelap karna tamparan dari pria di depan nya ini.
"Berani kami bentak saya?" Ucap nya lalu mencolek dagu Yesa.
"Najis!" Ucap Yesa yang jijik akan hal yang di lakukan lelaki di depan nya ini.
PLAKKK
Tamparan kembali melayang di pipi kanan milik Yesa, sebenar nya dia siapa dan mau apa?
"Mau Lo apa?" Ucap Yesa gemetar.
"Mau kamu sayang." Ucap pria itu lalu tersenyum mesum. Yesa sangat takut, tapi mencoba untuk kuat dan mencari cara agar keluar dari sini.
Tangan Yesa takbisa berbohong, tangan nya gemetar di belakang sana dengan ikatan yang sangat kencang hingga terasa sedikit perih.
Pria di depan nya ini melurus kan tubuk nya kedepan, sekarang pria itu duduk bersebelahan dengan Yesa, mengambil sesuatu di saku celana nya hetah apa, tapi Yesa jelas tau dia mencari sesuatu di sana.
"Tara!!!" Ucap pria itu.
Suntikan?? Untuk apa? Yesa membulatkan mata nya, dan menelan Saliva nya berat, itu suntikan mati seperti yang ada pada film?? Yesa sangat takut. Apa yang harus Yesa lakukan sekarang. Yesa ingin mengumpat dan mencaci pria di samping nya ini, tapi ia yakin pria ini tidak akan diam, bisa saja Yesa di bunuh oleh nya.
"Kamu tau ini apa?" Tanya nya, Yesa mencoba untuk tidak menjawab. "Ini obat buat kamu."
Jelbbb
Suntikan itu tertancap di teler Yesa, Yesa takut ingin rasanya menjerit, namun percuma walaupun menjerit tidak akan ada yang mendengar nya.
Cairan di dalam suntikan itu perlahan masuk ke dalam tubuh Yesa, hingga semua nya benar benar masuk.
Mata Yesa memberat, mata nya terpejam, gelap semua gelap. Kesadaran nya Masi terkontrol hingga 1 menit berlalu Yesa sudah benar benar tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LN.05 Boarding house
Teen FictionREVISI Tersesat di kegelapan sudah tidak aneh bukan lantas bagaimana dengan seorang gadis yang yang tersesat di keterangan? Bagaimana mimpi bisa terjadi sedangkan tidur saja tidak. 7 kegelapan datang menghampiri menciptakan gelap untuk gadis itu, me...