"YESA." Yesa mempercepat langkah nya, lari sebisa dan sekuat mungkin.
Yesa yakin itu adalah teriakan dari salah satu lelaki yang memperkosanya tadi malam. Yesa menggeleng lalu meneteskan kembali air mata nya, Yesa tidak mau mengingat kejadian itu, Yesa kesal Yesa ingin marah, hancur hati Yesa hancur sehancur hancur nya.
Karna lokasi gudang penculikan Yesa lumayan jauh dari pemukiman bisa di bilang hampir di tengah hutan, Yesa sangat prustasi dengan langkah yang akan ia ambil.
Rasanya Yesa hanya berputar putar saja di area itu.Yesa terjatuh, melutut lalu menangis semenjadi nya, menatap langit yang cerah, namun tidak dengan ke adaan nya, Yesa ingin membunuh diri nya sendiri, Yesa ingin mencakar.
"Gua benci benci!!!" Ucap Yesa sembari menarik narik rambut nya kencang karna prustasi.
Yesa kembali berdiri mencoba berjalan kembali, mencari jalan keluar. Akhir nya Yesa keluar dari hutan yang paling menyeramkan menurut Yesa.
Yesa menyegat salah satu orang yang lewat sana, lalu Yesa bertanya ada di mana diri nya sekarang. Orang orang menatap Yesa aneh, karena Yesa sangat berantakan, alas kaki pun Yesa tidak memakainya. Beberapa luka dan darah kering juga sangat terlihat jelas Yesa sedang tidak baik.
Salah satu warna di sana mengantarkan Yesa ke pangkalan ojek, untuk mengantar Yesa pulang, tapi Yesa tidak mau di antar ke rumah melainkan kantor polisi.
_____
"Yesa kabur bos." Ucap Nunuk yang khawatir bos nya akan marah besar.
"Gapapa biarin aja. Walaupun dia hidup dia gabakal tenang, biarin dia hidup dengan rasa trauma, dan mental yang hancur." Ucap nya santai lalu meminum kopi yang masih berasap dengan perlahan lalu menikmatinya.
_____
"Saya ga bohong pa." Ucap Yesa kepada salah seorang polisi di depan nya.
"Saya di culik, lalu di perkosa." Ucap nya pelan.
"Mana ada psikopat di jaman kaya gini neng, ngarang kamu." Ucap nya sempele.
"Liat saya pak, saya korban nya." Ucap Yesa sembari menunjuk nunjuk pipi nya yang terluka.
"Kamu keliatan kaya anak gangguan mental neng." Celetuk nya.
Yesa berdiri sambil menggebrak meja di depan nya, lalu memberi tatapan kesal ke arah polisi di depan nya.
"Polisi ga guna! Rakyat rendahan kaya gua gabakal kasus nya di lirik, giliran kaus kecil doang di lirik karna itu orang berada, makan uang haram kan Lo." Ucap Yesa dengan latang lalu menunjuk polisi di depan nya.
"Keluar kamu." Ucap polisi itu.
Yesa masih terdiam di tempat enggan menuruti keinginan polisi itu. Polisi itu berdiri lalu menarik lengan Yesa dan menyeret nya keluar.
Yesa tidak menyangka polisi menyempelekan kasus nya begini, dengan alasan gapunya bukti.
Kartor polisi yang Yesa datangi tidak begitu jauh dari daerah tempat Yesa menyewa kos nya, Yesa berjalan gontai tak memperdulikan diri nya menjadi pusat perhatian orang orang.
Yesa sampai di rumah nya lalu segera Yesa masuk dan menatap diri nya di depan cermin full Pace di kamar mandi sempit milik Yesa, ia menatap diri nya sendu, lalu meludah ke arah cermin.
Cuih-!
Bolehkan Yesa membenci diri nya sendiri? Yesa sangat benci kepada diri nya sendiri, ingin rasanya memecahkan kaca di depan nya lalu pecahan kaca ia gunakan untuk mengayat seluruh tubuh nya, air mata Yesa menetes tidak menahan perih hidup nya.Luka di pipi, perut dan pergelangan tangan Yesa tidak terasa sakit sama sekali, tapi hati nya terasa begitu linu, Yesa melemas lalu terduduk, di pukul pukul dada Yesa agar sesak di dada nya sedikit mereda, isakan terus membawa nya sampai sesak di dadanya begitu menyelimutinya.
"Hiks... Hiks... Ha... Ibu, ayah, Yesa hancur.... Hiks.." ucap nya dengan sudah payah karna isakan.
"Wuaaaaaa!!!!! ANJINGGGG!!!' teriak Yesa prustasi.
_____
"Qil Yesa masuk ga?" Tanya Ghava pada Qila.
"Udah jam 9, gaada ya gamasuk, kalau ke siangan dia ga bakalan Dateng jam segini juga." Jawab nya lalu duduk di kursi nya.
"Yesa gabakal masuk sekarang, beberapa hari lagi dia pasti masuk." Ucap Zora tampa mengalihkan atensi nya dari kuku kuku cantik yang sedang ia cat.
Ghava menghampiri mereka lalu duduk di meja Qila. "Gua kemarin main sama Yesa, kata nya dia bakalan masuk hari ini." Ucap nya.
"Ko bisa?" Ucap qila, Zora yang sedang Meng ngecat kuku nya pun langsung pokus ke arah Ghava.
"Iya sengaja gua mau ngehibur dia, gua kulineran di salah satu pasar di bandung, gatau gua nama nya apa." Jelas nya.
"Yesa beneran bilang mau sekolah hari ini?" Tanya Zora, Ghava mengangguk.
"Tapi gaada tuh." Lanjut Zora.
"Makanya gua tanya qila tadi Yesa masuk apa engga." Ucap nya lalu berdiri hendak kembali duduk di kursinya.
"Bentar ghav, sebener nya ada hubungan apa antara Lo sama Yesa?" Tanya qila.
"Temen, niat nya hari ini gua mau nembak dia, kemarin udah simulasi." Ucap Ghava lalu pergi meninggalkan mereka yang masih mencerna kata kata Ghava.
"Si Ghava suka sama Yesa?" Tanya qila, Zora mengangkat bahu nya tak tahu.
"Hak Ghava mau suka sama siapapun." Ucap Zora. "Udah ah si Arita mana si ngambil buku doang lama." Lanjut zora.
_____
Ghava menatap rumah Yesa bingung, rumah Yesa terlihat kosong, dan tidak terurus. Biasanya rumah Yesa akan terus terlihat rapih, tapi sekarang banyak sekali daun kering yang menumpuk di sana beberapa daun kering juga berterbangan ke sana ke sini, Ghava sengaja pulang sekolah langsung ke rumah Yesa untuk memastikan keadaan Yesa.
Ghava menekan tombol bel di rumah Yesa, sudah hampir menekan 8 kali tapi Yesa tak kunjung keluar, di telpon pun tidak di angkat.
Ghava bertanya ke seorang wanita yang sedang menyapu di samping rumah Yesa. "Bu maaf Yesa ada di rumah?" Tanya nya.
"Neng Yesa udah gapernah kelihatan selama 2 atau 3 harian, ibu juga kurang tau." Jawab nya.
Ghava mengerutkan kening nya bingung. "Yaudah makasih ya bu, mari." Balas Ghava.
Ghava memakai helm nya lalu menyalakan motor nya, berniat mencari Yesa yang hentah ada di mana.
Ghava melajukan motor nya dengan kecepatan pelan, siapatau Yesa ada di sekitaran sana, sudah hampir 1 jam Ghava mencari Yesa, tapi tak kunjung Ghava temui.
"Lo dimana si sa." Monolog nya.
Ghava melihat sekantung keresek box sepertinya tak asing dengan box itu, Ghava memberhentikan motornya lalu menghampiri box itu, itu box martabak yang Ghava belikan semalam, dengan isi nya yang masih utuh di sana.
Jleb
Perasaan Ghava tidak enak, ga mungkin sesuatu terjadi sama Yesa kan?Ghava cepat cepat menyalakan kembali motor nya dan langsung pergi dengan kecepatan tinggi.
_____
Tok
Tok
Tok
KAMU SEDANG MEMBACA
LN.05 Boarding house
Teen FictionREVISI Tersesat di kegelapan sudah tidak aneh bukan lantas bagaimana dengan seorang gadis yang yang tersesat di keterangan? Bagaimana mimpi bisa terjadi sedangkan tidur saja tidak. 7 kegelapan datang menghampiri menciptakan gelap untuk gadis itu, me...