02 - [ Jangan Banyak Overthinking ]

198 24 40
                                    

Kami pulang ke kosan tepat pukul 15.30. Lalu Bang Jeno menyuruhku untuk membuat teh untuk para tamu yang terhormat, katanya. Aku yang biasanya mengedepankan protes ketika disuruh, sekarang hanya mengangguk tanpa berargumen sedikitpun.

Bang Jaehyun dan yang lainnya berkumpul di ruang tamu. Mengobrol hal-hal random. Aku yang mendengar suara mereka dari arah dapur, sibuk ber overthinking. Ingin rasanya aku bertanya, "Kenapa nggak ada yang kasih tahu aku, kalau kalian keluar dari grup NCT?". Tapi lagi-lagi aku menggelengkan kepala. Merasa tidak perlu bertanya hal itu. Tapi kalau tidak bertanya juga aku penasaran.

Aku menghela napas. Sendok yang ku pegang kuletakkan di samping gelas yang berisi teh panas. Badanku yang sedikit membungkuk, aku luruskan. Kemudian mataku tak sengaja berpapasan dengan Bang Lucas yang baru saja keluar kamar mandi. Aku hendak menghadangnya, tapi.....dia malah tersenyum ke arahku dan tidak menghentikan langkahnya. Aku kembali menghela napas.

Membuang jauh-jauh pikiranku yang plin-plan, aku langsung membawa nampan ke depan. Lalu menaruh gelas satu persatu di meja ruang tamu. Kemudian aku ikut duduk di sofa samping Bang Jaehyun, di dekat pintu.

Bang Jaehyun sempat memperhatikanku beberapa detik, kemudian tersenyum dan mengalihkan pandangannya ke Bang Yuta yang sedang berbicara...sepertinya serius.

Beberapa detik kemudian, Bang Jaehyun kembali menoleh ke arahku, "Udah sholat, dek?" aku mengangguk kaku, menjawab pertanyaannya dengan aneh. Emm...sejak kapan dia memanggilku dengan sebutan "Adek" ? Biasanya juga "Bocil", "Icung", atau bahkan "Alien". Sumpah! Bang Jaehyun tidak sekali dua kali memanggilku dengan sebutan "Alien", hingga membuatku beberapa kali melemparkan kacang butir ke arahnya, dulu.

"Abang mau nginep disini?" tanyaku pelan, yang dijawab gelengan, "Nggak, nanti malam pulang. Soalnya besok ada bimbingan sama Dosen." aku hanya membulatkan mulut. Kemudian aku mengalihkan pandanganku ke Bang Yuta.

"Jadi mulai sekarang kita harus terbiasa." aku mengerutkan kening, tidak paham dengan maksud Bang Yuta. Selain karena aku tertinggal cerita karena tadi membuat teh, aku juga sempat mengabaikan dia karena mengobrol dengan Bang Jaehyun.

"Apanya yang harus terbiasa?" tanyaku membuat Bang Lucas dan Bang Ecan menoleh ke arahku.

"Terbiasa buat nggak bergantung sama orang lain." Bang Yuta menjawab. Entah benar atau tidak, dia menjawab dengan tampang menyebalkan. Aku hanya mengangguk-angguk.

Aku kembali melirik Bang Jaehyun yang meminum teh buatanku. Sesekali dia terkejut, mungkin kepanasan. Kemudian aku melirik mereka satu persatu yang sibuk dengan dunianya masing-masing. Aku kembali membatin. Apakah aku harus bertanya sekarang? Atau bertanya kepada Bang Jeno, Bang Ecan, dan Bang Nana saja?

Aku mengusap mukaku sedikit brutal. Bingung.

"Kenapa, dek?" Aku berjengit. Ternyata ada yang menotice tingkah brutalku. Bang Jaehyun. Dia menatapku dengan kedua alisnya yang dinaikkan, seolah penasaran denganku. Aku hanya menggeleng.

"Ngomong aja." lantas aku menoleh cepat ke dia. ehh?? Bagaimana...Bang Jaehyun bisa tahu isi pikiranku?

"Emm...bang...mau nanya nih," mataku fokus menatap ke bawah, menatap kedua tanganku yang saling bertautan.

"Nanya apa?"

"Emm...." sialan, mulutku rasanya mulutku sekali mengeluarkan kata-kata.

"Kenapa?" Bang Jaehyun kembali menegaskan. Dan karena suara dia sedikit lebih keras dari sebelumnya, atensi Bang Yuta dan yang lainnya jadi teralihkan. Kini mereka semua menatapku.

"Kenapa, Cung?" mendengar suara Bang Jeno barusan, aku sedikit mendongak menatap mereka. Sedikit terkejut juga saat aku menyadari bahwa mereka menatapku dengan serius.

STORY OF MY LIFE [PARK JISUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang