Kayaknya sih nggak yambung ya?
But it's oke, maybe?Ethan
I told you
Kayle di bar
Udah mabuk berat deh kayaknyaJake
Kayle disini
📍'Hhhhh'
Jean meremas rambutnya kasar. Lagi-lagi Kayle bertindak bodoh. Sekarang udah jam satu pagi. Jean mendengus.
Ayolah, gimana bisa Kayle sampai bar. Padahal tadi katanya mau hirup udara sebentar. Sebenarnya sih nggak masalah. Cuma, Kayle baru aja keluar rumah sakit kemaren. Magh, sama anemianya kambuh lagi. Tapi sekarang udah sampe bar aja.
Jean raih jaket denimnya yang tergantung, ganti celana lalu kantongi dompet dan ponsel. Dibawanya kunci mobil beserta pasang topi dikepalanya. Keluar apartemen dan tancap gas menuju bar yang sering dikunjungi.
Jean sipitkan matanya buat melihat sekitar. Katanya minus dan lupa bawa kacamata. Ughh bodoh sekali.
Disana, dia lihat Jake yang melambaikan tangannya. Disamping lelaki itu ada Ethan yang sedang meneguk minuman haramnya.
Tanpa basa-basi lagi, lelaki Amerika itu hampiri mereka.
Ethan terbatuk pelan ketika pria Amerika itu menepuk keras punggungnya.
"Apa sih?! Rese banget jadi orang! " pukul balik Jean.
Bisa Jean lihat, Jake-pacar Ethan sedang berusaha menjauhkan botol minuman haram tersebut dari Kayle.
"Ihh nggak boleh Kayle, kamu udah mabuk! " Jake berbicara keras.
"Mau-hik minummmm, " Kayle cuma meracau.
Jean mendengus.
"Thank's udah jagain Kayle. Gue nggak tau gimana bisa sampe sini, " lelaki itu berdiri buat gestur Jake supaya lepaskan tubuh Kayle.
"Baru keluar rumah sakit kan? " tanya Ethan yang cina dijawab anggukan oleh Jean.
"Nggak waras tuh pacar lo. Masih minum obat udah sampe sini aja, " cibir Ethan sambil tertawa geli.
Yang mana buat Jean terkekeh dan Jake yang menatap Kayle kasihan.
"Anak ajaib dia, " balas Jean cuek.
"Thank's bro. Gue bayarin minum lo berdua malam ini, " katanya.
Jean masih struggle supaya Kayle nggak jatuh dari gendongannya. Dibantu Jake dan Ethan, akhirnya Jean bawa Kayle dengan gendongan didepan.
Bawa lelaki manis itu keluar dari bar sambil mengelus kepala bulatnya.
"Huhuhuhuuuu maaaf papa-hik Kayle nggak-hik berguna, "
Sudah dari setengah jam yang lalu sejak kepulangan mereka dari bar, Kayle terus saja meracau dengan kalimat yang sama. Klise, Kayle stress.
Jean cuma diam sambil peluk pacarnya sambil mengelus rambut tebal yang sudah mulai panjang itu. Sesekali kecup leher sama pipi bulat Kayle.
"Udah ya sayang nangisnya. Nanti kepalanya sakit, " bukannya berhenti, tangis Kayle malah semakin kencang.
Aduh Jean meringis. Salah ucap kayaknya dia.
"Huhuhuhu Jean nggak sayang aku lagiiiii-hik, " kepalanya semakin terbenam didada Jean dan kedua kakinya memukul kasur empuk itu brutal.
"Eh eh nggak gitu sayangku!!"