Dewangga Adiputra resmi menikahi Bunga Azzalea pada 22 tahun silam. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai bayi laki-laki yang tampan kemudian diberi nama Mahesa Octaviano. Ya simpel karena lahir di bulan Oktober. Kemudian dua tahun setelahnya, lahirlah bayi laki-laki kembar yang diberi nama Jay Alexander-yang tertua dan Jake Xavier-yang lebih muda.
Setelah memiliki tiga anak laki-laki, mereka berencana ingin memiliki anak perempuan. Sebenarnya yang ingin si ayah bukan si ibu. Soalnya kan ibu sudah capek mengejan mengeluarkan tiga bocah laki-laki dengan sifat yang berbeda. Tapi kan namanya rencana Tuhan tidak ada yang tau. Bunda hamil lagi ketika si kembar berusia tiga tahun dan mas Eca-panggilan Mahesa berusia empat tahun.
Sewaktu USG, mereka diberitahu dokter bahwa kemungkinan, anak keempat mereka perempuan. Maka dengan bangganya sang ayah menyiapkan nama Sharon Azzalea. Pertama kali mereka memberitahu anak-anak tetang kehamilan sang bunda, Mahesa hanya memasang wajah bingung karena tidak mengerti. Tetapi putra kedua mereka menangis tersedu-sedu sambil mengucapkan tidak mau punya adik lagi. Seolah mengerti perasaan kembarannya, Jake ikut menangis karena takut posisi bungsunya tergeser.
*****
"Ayahhhh tidak mau adik huweeeee!! " Jay menangis sambil memukul pundak sang ayah di gendongan.Mahesa hanya diam sambil memakan kue keringnya. Ia sendiri masih bingung. Mau senang apa sedih. Sementara Jake, bocah itu memandang ibunya dengan mata berkaca-kaca. Bibirnya menipis.
"Adek juga tidak mau adik? " Bunda bertanya dengan bibir mencebik dan wajah memelas.
Jake menggeleng pelan.
"Tidak mau adik huweeeee?!! " tangis Jake pecah.
Lengan kecilnya memeluk leher sang ibu sambil menangis diperpotongan leher bunda.
Bunda menatap ayah kalut. Ia hanya bisa membelai punggung putra kecilnya. Hanya Hesa yang terlihat biasa saja dengan calon adik barunya. Kalau mau sebenarnya bunda juga tidak. Tapi sudah jadi mau bagaimana lagi?
Kesalahan bunda juga lupa meminum pil kontrasepsinya dan berakhir kebobolan.
Hesa mulai senang berinteraksi dengan adik bayi ketika diberi tahu adiknya perempuan. Ia jadi membayangkan betapa lucunya jika mempunyai adik perempuan yang manis. Jay masih dengan tatapan sinisnya ketika semua orang membahas calon adik barunya. Sementara Jake mulai luluh ketika bunda membawa tangan kecil Jake mengelus perut buat bunda.
Sementara ayah hanya tertawa ketika melihat Jay tak berubah pada egonya sedikitpun. Hal itu juga yang membuat si kecil Jay lebih dekat dengan ayah.
***
Rasya AzzaleaFinal nama yang diberikan karena ternyata bayi tersebut terlahir interseks. Lahir pada 8 Desember 20XX dengan kondisi prematur. Dokter menyarankan untuk membiarkan bayi tersebut memilih gendernya ketika sudah berusia legal. Untuk kedepannya, pasangan tersebut harus mengamati pertumbuhan Rasya lebih dominan kemana.
Jay sudah berdamai dengan keadaan ketika bunda hamil diusia tujuh bulan.
Rasya Azzalea kini berusia tujuh belas tahun. Bayi kecil itu tumbuh menjadi lelaki yang manis. Meskipun begitu, tidak lupa bahwa dirinya ini interseks. Sampai sekarang dia belum memilih ingin menjadi laki-laki atau perempuan. Bunda juga meminta untuk tidak terlalu memikirkannya. Sementara sang kakak akan terima dengan apapun keputusan Aca-panggilannya.
Rasya merasa bingung. Secara fisik dia memang terlihat seperti laki-laki yang belum puber. Tetapi entah untuk kedepan. Dokter juga mengatakan, jika hormon dan reproduksi laki-laki dan perempuannya berfungsi dengan baik. Dia mendapatkan haid pertamanya pada usia keenam belas.
****
"Ca! " Rasya tersentak dari lamunanya. Suara kakak keduanya itu memang tidak pernah bisa santai.
Rasya hanya menoleh sekilas kemudian kembali melihat TV di depannya.
Jay datang dengan raut bahagia ketika melihat adik manisnya duduk diam dihadapan televisi. Ia kemudian memeluk gemas adiknya hingga merengek.
"Aaaa abangggg, " Rasya berusaha melepas tangan Jay yang melingkari apik di lehernya, sementara kakinya berusaha mendorong tubuh besar tersebut."Acaaaaaa~~" Ucap Jay mendayu.
"Aduh sakit abangg! " Rasya menatap Jay jengkel ketika pipinya dengan sengaja digigit.
"Aduhhh adik abang lucu banget sih, " tangan besar tersebut mengunyel-unyel gemas pipi tembem Rasya.
Mengubah posisi duduk mereka menjadi si adik dipangkuannya dengan mudah. Jay kembali memeluk Rasya. Membenamkan kepalanya di leher sang adik. Rasya hanya diam sambil mengelus kepala belakang sang kakak.
"Abang kenapa? " tanya Rasya pelan.
Bisa dirasakan Jay cuma menggeleng.
"Ya terus ada apa? " tanya Rasya lagi.
"Abang cape Ca," jawabnya.
Rasya mendengus sinis."Kalo cape ya tidur atuh, " jawabnya judes.
Jay terkekeh geli. Adiknya ini memang lucu. Dulu dia paling membenci kehadiran Rasya, sekarang dia paling bucin sama Rasya.
"Bang, Aca laper belum makan, " Ucap anak itu pelan.
Jay menatap Rasya cepat.
" Kenapa belum makan? "
"Ayah sama bunda pergi kondangan dari sore belum balik, " bibir tipis Rasya mengerucut.
"Oke adek mau makan apa abang beliin, " tawarnya.Rasya menggeleng tapi juga mengangguk. Jemarinya bertaut didepan dada. Ia sedikit gelisah sejak sore tadi. Perutnya tidak nyaman.
"Kenapa? Adek sakit? " Rasya menggeleng.
Jay merutuki dirinya yang tidak peka pada mood Rasya. Biasanya yang paling peka itu mas Eca, kemudian Jake dan Jay yang paling terakhir.
"Perut adek nggak enak abangg, " Akhirnya Rasya berbicara.
"Pengin maem pedes tapi perut adek nggak enak, " curhatnya.
"Mau mie ayam? " tawar Hesa tiba-tiba.
"Mas Eca! " teriak Rasya girang.
Mata bulatnya berbinar ketika melihat Hesa berjalan mendekat kearah keduanya. Ia kemudian duduk disamping Jay.
"Adekkk!! " Jake muncul sambil memegang paperbag kecil ditangannya.
Lelaki berkacamata itu meraih pipi Rasya kemudian mengecup pelan sebelum memberikan paperbag bawaanya kepada sang adik.
"Udah makan belum? " tanyanya sambil mengambil tempat duduk di sebrang Hesa.
Bocah itu menggeleng.
"Mau mie ayam yang kaya kemaren, " ucapnya.
"Tadi ditanya abang nggak tau mau makan apa, kok ditanya kakak jadi pengen mie ayam sih, " Jay menjawil hidung mancung adiknya.
Rasya melengkungkan bibirnya kebawah.
"Ihh kan tadi belum kepikiran, pas mas Eca nawarin baru aku pengen, " sewot Rasya balik.
Ia memukul dada sang abang dengan paperbag yang dipegang.
"Adek, makanan enggak buat mukul ya, " Jake memperingati.
Hesa hanya mengamati sambil terkekeh. Pusing dia.
"Ayo makan mie ayam abang, " tubuh kecil itu bergerak brutal diatas pangkuan Jay."Nanti ditraktir sama mas Eca kan? " Hesa mengangguk.
Rasya bersorak kegirangan. Jake hanya tertawa sambil mengusak rambut tebal adiknya.
Maaf kalo tidak nyambung
Sungguh ini tidak seperti yang saya inginkan
😭😭😭😭