6. Bukan seorang adik

1.5K 133 4
                                    

H A P P Y R E A D I N G

•••

"Sumpah demi apa! Pak Sam ganteng banget woi!" pekik Nasya begitu histeris kala dosen pengganti pak Ridwan keluar dari kelas.

Beberapa mahasiswi juga memekik saling berbisik membicarakan Atlas.

Venus tak tau mengapa Atlas memperkenalkan dirinya dengan panggilan Samudra karena biasanya lelaki itu dipanggil Al oleh orang-orang di sekitarnya.

Ah, mungkin saja Atlas membuat beberapa perubahan dan semua itu dimulai dari namanya.

Venus mengangguk ringan meski hatinya masih kesal mengingat Atlas adalah dosen pengganti pak Ridwan.

"Iya kan! Venus aja ngangguk. Jarang loh dia puji cowok ganteng!" seru Nasya lagi, membuyarkan lamunan Venus.

Dengan malas Venus memasukkan buku dan laptopnya. "Kalem kali sya, coba lihat Melody biasa aja!" ucapnya melirik Melody yang diam sibuk dengan ponselnya.

"Elo nggak tau aja!" Nasya pun merampas ponsel Melody dan memperlihatkan apa yang sejak tadi gadis itu perhatikan. "Nih!"

Ternyata akun instagram milik Atlas.

Venus pias dengan gelengan kepala kecil. Apa pesona Atlas sebesar itu sampai kedua temannya pun ikut terpesona?

"Ganteng banget. Tadi nggak di jawab waktu ada yang tanya udah nikah atau belum. Harusnya belum lah ya, di jarinya aja nggak ada cincin kan?" ucap Melody.

Nasya mengangguk cepat sambil sibuk mencari status Atlas di akun sosial medianya.

Venus menarik napas panjang dan menidurkan kepalanya di atas meja.

Jujur saja dia cukup kaget saat melihat Atlas ada di kelasnya. Memperkenalkan diri sebagai dosen pengganti selama sisa satu semester ini.

Harusnya Venus marah. Dia tak mau bertemu dan berhubungan lagi dengan apapun tentang lelaki itu. Namun ada sesuatu yang membuatnya diam dan hanya bisa berpikir dalam hati.

Atlas kembali dan itu bukan lagi urusannya. Meski keduanya kembali berurusan tetapi Venus hanya ingin sebatas dosen dan mahasiswa saja. Tak lebih.

Toh, semua orang bebas datang dan pergi sesuka mereka. Antagonis akan tetap memerankan perannya karena telah mempunyai panggungnya sendiri. Sekuat apa pun Venus mengusir lelaki itu pergi nyatanya mereka akan tetap bertemu.

Venus tak bisa mengendalikan jalannya takdir.

Atlas kembali dan itu bukan urusannya lagi.

Venus tekankan sekali lagi.

Dia dan Atlas tak punya urusan lagi.

"Ven, Daru ke sini!" Melody menoel lengan Venus kala Daru masuk ke dalam kelas dengan senyum khas yang di mata Venus terlihat sangat menyebalkan.

"Lo free?" tanyanya lembut. Tak ada yang tau dibalik perhatian kecilnya ini tersimpan umpatan yang tertahan.

Venus memutar bola matanya malas. Dia sedang malas bertemu dengan Daru karena masalah sebelumnya.

Ingatkan Venus untuk mencari alibi yang kuat.

"Nggak enak badan, pengin pulang!" kata Venus dengan wajah dibuat selemas mungkin.

Nasya dan Melody kompak menoleh dengan wajah heran. Setahu mereka tadi si princess itu baik-baik saja bahkan masih bisa mengumpati dosen baru dengan wajah julidnya.

Daru mendekat dengan raut wajah khawatir. Lelaki itu mengecek tanggal hari ini. Biasanya di pertengahan bulan Venus akan sakit karena nyeri haid.

Dan betul saja sekarang sudah tanggal 16.

Peta hidup Venus (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang