9. Terjebak bersama

1.6K 146 3
                                    

Banyak yang bilang cinta itu bisa habis pada orang di masa lalu. Venus pernah mendengar itu, alih-alih melihat dirinya sendiri ia malah merasa kalimat itu tak masuk akal. Bayangkan saja, seumur hidup yang panjang itu tidak mungkin bukan jika dihabiskan hanya untuk mencintai orang yang salah?

Prinsip Venus mengatakan bahwa siapa pun yang menjadi masa lalu maka kisah mereka telah berakhir dan orang itu bukan untuknya. Venus tak mengatakan bahwa ia mencintai orang yang salah, tetapi ia hanya berpikir bahwa takdirnya memang harus begitu. Sebaik apa pun hubungan mereka jika takdirnya bukan untuk dirinya orang itu akan pergi seerat apa pun dia menggenggamnya.

Contohnya adalah Atlas.

Dulu Venus bersikeras mempertahankan hubungan keduanya. Ia pikir dengan begitu Atlas tak akan pergi dari hidupnya, Atlas akan melihat bagaimana dirinya berjuang untuk hubungan mereka. Venus juga masih terlalu muda dahulu, terlalu mendambakan cinta yang begitu besar dari seseorang laki-laki. Bukan merasa cinta kedua orang tuanya tak cukup, dia hanya ingin di usianya yang saat itu masih SMA dia menginginkan seseorang untuknya, setidaknya bersamanya berbagi cerita.

Naasnya yang Venus pertahankan tak ingin dipertahankan. Atlas tetap memilih pergi, Atlas tetap pergi dari hidupnya dan muncul empat tahun kemudian setelah Venus berhasil menata hati.

Atlas hadir lagi di usianya yang menginjak dewasa. Lelaki itu datang menawarkan harapan seolah ingin melanjutkan masa depan bersama.

Padahal lelaki itu hanya kembali, entah karena apa, dan untuk memadamkan lilin harapannya Venus memilih mengambil jarak. Dia dan Atlas tak boleh dekat lagi dalam hal apa pun, meski perasaannya sering berantakan di dekat lelaki itu Venus akui dia tak boleh menyerah.

Empat tahun berhasil menata hati Venus tak boleh jatuh lagi pada lubang yang sama. Karena lubang inilah yang membuat masa SMA-nya berakhir menyedihkan.

Atlas seperti racun. Dan karena racun inilah Venus harus berusaha keras untuk menjaga dirinya sendiri.

"Dek, mau makan apa?" lamunan Venus buyar kala sosok lelaki berpakaian begitu rapi datang membawakan buku menu, Atlas mengambil alih apa yang seharusnya dilakukan oleh pelayan. Katanya restoran mahal tempat mereka makan ini adalah milik saudara jauhnya.

Dengan kemeja panjang yang dilipat sampai siku Venus akui mantannya ini memang tampangnya luar biasa. Bahkan ia menyadari tatapan lapar kaum hawa di sekitarnya.

"Dek?" panggil Atlas lagi.

Venus menoleh dan menatap tak minat pada buku menu yang Atlas letakkan. Sejujurnya dia enggan sekali keluar malam apalagi sedang mengerjakan tugas seperti tadi. Atlas berubah semakin menyebalkan sekali.

"Samain aja," ucapnya pelan.

Restoran mahal milik saudara jauh Atlas ini cukup ramai. Venus yang memang sejak dulu sangat introvert parah merasa semakin malas dan pusing. Dia ingin segera pulang dan istirahat. Tenaganya sudah terkuras habis saat mengerjakan tugas dan sekarang ia malah dibawa ketengah kerumunan.

Atlas benar-benar sesuatu.

Pandangan Venus jatuh pada sepasang muda mudi yang seperti sedang menghabiskan malam minggu. Venus kontan memutar bola matanya malas. Mereka pikir pacaran bisa membangun masa depan yang cerah? Cinta yang mereka agung-agungkan itu dapat dimakan?

Cih, Venus berdecih dalam hati. Entah iri atau memang moodnya sedang sangat berantakan sehingga apa pun yang dilihatnya kini terasa salah.

Sekarang pun saat pandangan matanya kembali pada Atlas yang menatapnya___ralat, sepertinya Atlas sejak tadi tak mengalihkan tatapan darinya, Venus pun berdecak kesal. Lelaki itu kenapa sekali sih? Memangnya Venus tontonan yang bisa di lihat terus menerus dan sesuka hati?

Peta hidup Venus (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang