8. Tamu (tak) di undang

1.6K 139 2
                                    

Empat hari belakangan Venus sibuk dengan tugas kampus dan sudah mulai menginap di rumah Anna__teman satu prodi di jurusannya. Belakangan juga papinya jadi lebih perhatian, yang biasanya satu hari hanya menelepon satu kali itu pun saat mencari maminya sekarang tiap ada waktu senggang selalu meneleponnya. Ponsel Venus tak pernah sepi setiap jamnya. Entah itu pesan dari Papinya, Maminya, atau bahkan kakak-kakaknya. Si kembar jadi sering mengirim chat tak jelas di grup keluarga mereka. Katanya, tanpa adiknya itu rumah terasa hampa. Tak ada yang berteriak kesal dan menangis.

"Ven, mbak Din panggil tuh, pesanan lo udah jadi!" Anna menyembul dari balik pintu kamar, mengode keluar karena sudah ada suara mbak Din memanggil. Mbak Din adalah penjual berbagai macam makanan di depan kompleks kos-kosan milik Anna. Biasanya anak kos di area itu sering langganan di warung mbak Din.

"Hm, bentar dulu. Ini dikit lagi selesai," Venus menoleh sekilas dan menumpukan dagu diatas punggung tangan, menatap Anna dengan agak malas. Dia kembali sibuk menarikan jemarinya diatas keyboard laptop. Kaca mata bulat yang membingkai wajahnya tampak pas, terlihat cantik.

Anna berdecak pelan dan lekas pergi dari kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna berdecak pelan dan lekas pergi dari kamar. Tau saja kalau Venus akan mendunda waktu makan sampai dirinya ikut di teror oleh keluarga gadis itu.

Tak berselang lama Anna datang membawakan nasi pecel pesanan Venus. Gadis dalam balutan dress rumahan itu tampak siap dengan make up tipis di wajahnya, rambut cokelatnya di gerai indah dengan ujung curly bergelombang indah.

"Jangan sampai gue di jegal Dalfa di kampus ya Ven. Kakak lo itu beneran sinting soalnya." ucap Anna membuat Venus kontan ngakak karena ingat kejadian satu hari yang lalu.

Lusa kemarin Venus benar-benar hetic sampai tak ada waktu bermain ponsel bahkan membalas pesan, saking sibuknya wawancara dengan warga dan membuat beberapa laporan. Sudah begitu tugas dari dosen lain juga tak kalah banyak, bahkan Atlas yang termasuk dosen baru pun sudah memberikan beberapa point penting yang harus di lengkapi sebelum memasuki UTS minggu depan.

Venus benar-benar kalang kabut. Untung saja kos Anna tepat berada di depan kampus, hanya masuk gang beberapa meter sudah sampai. Dengan begitu Venus jelas menghemat waktu untuk sampai ke kampus.

Oke lanjut soal Dalfa. Karena Venus yang sibuk dan tak bisa mengangkat panggilan jadilah orang rumah panik. Bahkan Papinya sudah menelepon Dekan kenalannya yang kebetulan jadi dosen Venus di kampus, menanyakan keberadaan anaknya karena tak bisa dihubungi bahkan pesan pun tak di balas. Keributan itu berujung sore hari saat Anna pulang dari foto kopian dan tak sengaja bertemu Dalfa yang pulang dari nongkrong. Karena tak menyadari keberadaan Dalfa, Anna hampir saja nyungsep karena cowok setan kakak temannya itu menjegal kakinya saat ia hendak lewat.

Benar-benar kurang ajar. Sudah begitu tak minta maaf dan malah membrondongnya dengan banyak pertanyaan seputar Venus. Sampai-sampai Venus harus minta maaf karena kelakuan kakaknya itu.

"Jadi jalan kemana?" Venus yang kini sudah duduk di meja dapur menikmati nasi pecelnya. "Kencan lagi?" tanyanya. Pasalnya beberapa minggu belakangan Anna mengaku lelah sendirian dan butuh support sistem. Dia butuh someone to talk seperti kata orang-orang.

Peta hidup Venus (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang