12. Save the princess

1.4K 139 1
                                    

Princess

Venus membenci panggilan itu sejak usianya menginjak enam belas tahun. Sejak dirinya mulai mengenal rasa sakit dari perkataan buruk orang lain. Saat menginjakkan kaki di bangku SMA Venus mulai sensitif dengan bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya. Contoh sederhana, saat Papinya menjadi donatur terbesar di sekolahnya dan semua orang tau bahwa Venus adalah anak dari orang kaya, jelas pandangan orang akan berubah. Yang tadinya menatap Venus dengan pandangan biasa saja kini berubah kagum bahkan mencemooh. Terkadang perkataan buruk mereka memang benar namun sebagian yang salah cukup menyakiti nuraninya sangat dalam.

Venus memang manja karena terlahir sebagai anak bungsu. Sebagai anak terakhir yang jelas semua kebutuhan dan kemauannya akan di turuti oleh orang tua terutama oleh Papinya. Ia juga mempunyai tiga orang kakak yang jelas sejak kecil sudah memanjakan dirinya sebagaimana rupa sampai mungkin saja Venus tak mengenal kehidupan sulit. Namun di balik dari pada itu Maminya selalu mengenalkan Venus akan artinya rasa peduli, empati bahkan mengasihi orang lain. Tak jarang maminya kerap mengajak keempat anaknya untuk mengadakan bakti sosial di beberapa panti asuhan, mengenalkan pada anak-anaknya artinya bersyukur. Mensyukuri apa yang dimiliki merupakan nikmat dari takdir terbaik yang telah di gariskan oleh Tuhan.

"Namanya juga princess, udah jelas hidupnya dilayani, mana mau di ajak hidup susah. Siapa mau ngurus anak manja seumur hidupnya!"

Venus tak semanja itu. Ia juga tak seprincess itu. Hidup dalam lingkungan konglomerat jelas punya banyak sekali kekurangan. Bahkan saat SMP Venus merasa tak punya teman yang benar-benar tulus, tak ada yang benar berteman kecuali saat mereka menginginkan sesuatu. Saat itu Venus masih menerimanya, ia beranggapan bahwa dengan begitu ia bisa memiliki teman.

Berjalan tiga tahun sekolah menengah pertama usai, Venus menginjak usia remaja dan berbaur kembali bersama orang lain. Venus yang mudah akrab jelas memiliki banyak teman. Venus juga berharap bahwa kehidupan sekolahnya akan menyenangkan, namun siapa yang tahu bahwa disinilah Venus terkadang membenci latar belakang keluarganya.

Princess.

Dulu papinya kerap memanggil dirinya dengan sebutan itu, katanya Venus adalah putri paling cantik yang ada di kerajaan Papinya setelah mami. Dan Venus jelas sangat senang, baginya princess adalah tuan putri berhati baik dan juga sangat ramah. Itu dulu saat dirinya masih kecil. Namun saat beranjak dewasa Venus membenci panggilan itu.

Karena panggilan itu mengingatkan dirinya akan caci maki menyebalkan teman-temannya. Mungkin sebagian orang akan dengan mudah memaafkan kesalahan orang lain, tetapi tidak dengan Venus. Dia pendendam, dia keras kepala dan sangat sulit di bujuk. Venus bisa mengingat kesalahan sekecil apa pun orang lain terhadapnya, meski hanya candaan sekalipun.

Sejak kecil Venus di ajarkan oleh Maminya untuk membatasi diri. Untuk tidak meletakkan banyak harapan pada manusia termasuk orang-orang di sekitarnya, kecuali keluarga. Karena kata maminya, yang mengecewakan itu bukan sifat manusia melainkan karena dia manusia dia mengecewakan.

Namun Venus meletakkan itu pada Atlas. Bersama lelaki itu dulu Venus mengerti arti debaran jantung yang menggila, bertalu cepat seolah ada banyak oksigen masuk ke dalam tubuh, tersenyum hanya karena bertemu dan masih banyak sekali hal-hal sederhana yang menyenangkan. Bersama Atlas Venus meletakkan banyak harapan, termasuk masa depan mereka bersama.

Dulu Venus pikir Atlas bisa menjadi seperti papinya, Venus pernah berpikir mungkin saja mereka bisa membangun masa depan suatu hari nanti.

Namun siapa yang sangka, Atlas pergi. Lelaki itu memang tak pernah menjanjikan apa pun dan Venus sudah terlanjur basah, ia terlanjur tenggelam. Venus sudah terlanjur mencintai lelaki itu. Di samping usia mereka terpaut sangat jauh, Venus tak peduli. Ia ingin menjadi apa yang Atlas mau.

Peta hidup Venus (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang