Selamat 2k. Terima kasih atas komentar dan kata-kata baiknya. Aku baca satu-satu loh. Maaf kalau mungkin belum ada yang terbalas.
Terima kasih dukungannya buat cerita ini. Ilysm!
*
Memacari belasan gadis selama tiga atau empat tahun terakhir sudah jadi makanan sehari-hari. Sejak akhir balik, tak terhitung berapa perempuan yang sudah jadi kekasihnya. Di Indonesia maupun di Amerika.
Jadi untuk Samudera Banyu Kencana, ciuman adalah hal yang sangat biasa. Level terendah dari sebuah hubungan. Tetapi, tidak dengan malam itu. Secara tiba-tiba, ingatan akan apa yang ia lakukan dengan Danisa terbayang hingga detik ini, pagi ini, bahkan ketika Samudera baru membuka matanya setelah dua hari berlalu.
Samudera masih ingat ketika melihat wajah marah Danisa saat gadis itu mendapati Kiano dan Isabella berciuman. Ada yang salah di dada Samudera kala menangkap raut wajah pada Danisa.
Berat, perih, sakit. Seolah-olah, ia merasakan kecemburuan seperti yang dirasakan Danisa. Tetapi, kecemburuan untuk siapa? Isabella? Gila! Not in a millon years!
Bukan! Samudera yakin kecemburuan itu bukan ditujukan untuk Isabella.
Tapi, apa? Siapa? Kiano? Samudera menggeleng lebih keras. Sinting! Samudera masih suka perempuan.
Danisa. Samudera menahan napas ketika mengingat gadis itu sebelum lagi-lagi mencoret nama Danisa dari kepalanya. Yang benar aja! Hubungan mereka cuma pacar pura-pura.
Danisa mungkin terpaksa harus berurusan dengan Samudera. Dan Samudera paham betul hal itu. Di awalnya, Samudera pun merasakan hal yang sama.
Tetapi, terlempar ke dalam hirarki terbawah membuat Samudera sadar, mungkin, kejadian ini adalah sebuah proses pendewasaan untuknya. Juga, karma setelah bertahun-tahun berada di atas angin untuk menindas mereka yang berbeda.
Jadi, ketika pengakuan Danisa tersebar dan saat pertama kali Samudera menawarkan Danisa menjadi pacar pura-puranya, Samudera tak terlalu banyak berpikir panjang. Ia tahu itu semua ulah Isabella dan merasa harus membantu Danisa yang notabene adalah teman satu-satunya yang ia punya saat ini, bahkan, hingga detik ini.
Karena akhirnya, mengenal Danisa membuat Samudera sadar, gadis yang berbeda ini... spesial.
Samudera berusaha bersikap keren. Ia tidak menghubungi Danisa setelah menurunkan perempuan itu di rumah. Tidak perlu dan tidak penting. Mereka hanya pura-pura pacaran. Lagipula, mereka tidak pernah saling menghubungi atau bertukar pesan secara intens sebelum ini. Tetapi, kenapa rasanya janggal.
Samudera membuka laman media sosialnya. Ia tersenyum miring mendapati unggahan akun gosip sekolah yang menampilkan dirinya dengan Danisa tengah berciuman di dekat kolam renang. Seisi media sosial gempar. Dan, itu yang Samudera inginkan.
Harusnya, sampai situ saja, bukan?
Samudera memasukan ponselnya ke dalam tas. Kemarin malam, Kiano mengabari bahwa tim fotografi sudah mengirimkan foto untuk di sortir. Jadi, pagi ini, akibat dikejar tenggat, Samudera dan Danisa mau tak mau harus datang lebih pagi untuk memfinalisasi unggahan yang akan dinaikan di media sosial.
Tetapi, Kiano masih belum datang. Dan tidak ada yang punya kunci ruang fotografi selain Kiano.
Jadilah Samudera berdiri di dekat tralis balkon. Menatapi tim basket yang sedang berlatih pagi demi pertandingan agar tidak membuat malu sebagai tuan rumah.
Samudera mendesis ketika melihat jam tangannya. Sudah lima belas menit tetapi Kiano dan Danisa belum menampakan batang hidungnya sama sekali. Dasar jam karet! Harusnya, ia tidak lupa tentang kebiasaan terlambat satu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PERFREAKTION
Genç KurguBagaimana rasanya kalau tiba-tiba satu proyek dengan orang yang disukai? Melayang? Kurang lebih, itu yang dirasakan Danisa ketika Kiano mengajaknya bergabung dalam tim Publikasi-Dokumentasi Festival Sekolah. Walaupun Samudera-si anak kepala yayasan...