Jaeyun's New Teeth

6.4K 598 15
                                    






Hybrid Baby Daily






"Umm~~"

Heeseung mengerang, membuka mata pelan kemudian mendapati Jaeyun tengah mencebikkan bibir dengan rengekan kecil sedang mata ciliknya terpejam lelap. Entah mimpi apa bayinya, dia sering sekali seperti ini. Kadang tiba-tiba terkekeh, tersenyum, atau menangis seperti ini.

"Um.. uwaaaa.. daddy~~"

Tapi tidak bangun sama sekali, tangisannya pun sebatas rengekan kecil. Heeseung hanya mengusap pelan punggung cilik Jaeyun atau sekedar memberi bisikan penenang maka Jaeyun akan tidur lagi.

Setidaknya tangisan itu tidak berlanjut jika sadar ayahnya ada disana. Sebab beberapa kali Jaeyun melanjutkan tangisannya sampai menjerit saat Heeseung meninggalkan dia ke kamar mandi.

Masalahnya itu terjadi di jam-jam malam, nyaris dini hari yang membuat Heeseung harus merelakan tidur nyenyaknya.

"Huks.. uwaa..."

"Sstt... Daddy disini sayang..."

Dia menaikkan selimut Jaeyun, meletakkan bantal besar di belakang punggung Jaeyun sebelum melanjutkan tidurnya.

Menyempatkan diri untuk mencium pipi gembulnya seraya memastikan si bayi sudah tidak bermimpi lagi.

Paginya, Jaeyun bangun terlambat. Dia sudah melihat ayahnya rapi dengan kaos putih yang lengannya digulung dan celana pendek. Sedang dia masih acak-acakan. Belum mau bangkit sama sekali.

Menyadari si bayi sudah bangun, Heeseung berjalan mendekat. Menyibak surai tebal Jaeyun yang menutupi dahi kecilnya, "ayo bangun."

"Ciyo.." jawabnya lesu. Jaeyun justru berbalik memunggungi ayahnya.

"Tidak mau susu?"

"Mau.."

"Bangun dulu, cuci muka dan gosok gigi. Meskipun hanya empat biji, kita harus menjaga kebersihannya." Dia tertawa geli atas ucapannya sendiri.

Si bayi hanya menggeliat, mengeluarkan kepalan tangannya dari balik selimut dan kembali menatap sang ayah.

Membuat Heeseung gemas bukan kepalang, dia memilih mengukung bayi hybrid ini. Memainkan dua pipi bulatnya sembari mencium gemas seluruh wajah Jaeyun.

"Bau pemen," katanya. Dia mencium aroma mint segar dari mulut ayahnya ketika dicium.

"HAH!"

"BAU CEKALI!" Pekiknya ketika Heeseung sengaja menghembuskan nafas tepat di wajah kecil Jaeyun. Tangan gembul itu menangkup wajah besar ayahnya, "buka mulutnaaaa~ daddy mam pemen?"

"Tidak ada permen, daddy kan sudah gosok gigi. Jadi wangi."

"Ciyo!"

"Wae? Jaeyun juga harus gosok gigi."

"Cakit cekali daddy..." Keluhnya. Air liur itu terus menetes sampai dagu.

Ada yang salah dengan bayi ini, dia segera membuka mulut Jaeyun dan memeriksanya, "buka mulutnya baby. Daddy mau liat, A—"

"Aaa~~"

Lidah kecil itu menendang-nendang gusi bagian atas, Heeseung bisa melihat gigi susu yang menyembul sedikit dari sana. Berlumuran liur dan dua sekaligus gigi serinya yang tumbuh, pantas saja sakit.

Kembali dia tatap mata bulat Jaeyun yang mulai berair. Mukanya sudah memerah, kemudian isakannya terdengar seperti tadi malam.

"Kau punya gigi baru sayang."

"Um.. cakit cekali~~"

Ayah muda itu langsung menggendong tubuh Jaeyun, meraih gendongan bayi dan turun ke lantai satu dimana bibi Naya dan bibi Yura sedang memasak.

"Jaeyun kenapa sayang?"

Yang biasanya menyahut riang, kini hanya menatap basah dua wanita itu. Kepala Jaeyun lunglai di dada sang ayah dengan jari telunjuknya yang menyentuh-nyentuh gusi sendiri akibat rasa menyebalkan yang makin mengganggu.

"Seung?"

"Tumbuh gigi baru."

Dua wanita itu sontak menghentikan kegiatan, dia menatap gemas putra semata wayang majikannya. Pun Heeseung yang sudah lama menanti kapan bayinya tumbuh gigi baru.

Jaeyun menggeliat, merengek dengan air liur menetes ke piyama tidurnya sendiri, "daddy cucu.."

"Sarapan dulu, makan bubur ya? Lihat, bibi Naya sedang membuat bubur untuk Jaeyun."

"Ciyo! Cakit cekali.."

"Coba tunjukkan gigi baru Jaeyun pada bibi Naya dan bibi Yura," pinta Heeseung yang langsung membuat Jaeyun membuka mulutnya lebar-lebar. Menunjukkan dua gigi seri yang masih menyembul malu-malu.

Gemas sekali.

"Daddy, Jeyun puna gigi bayuuu~~"




Gigi bawah Jaeyun— yang atas masih rahasia.

Gigi bawah Jaeyun— yang atas masih rahasia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐇𝐘𝐁𝐑𝐈𝐃 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐃𝐀𝐘𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang