Jaeyun Poop

6.6K 587 7
                                    



Hybrid Baby Daily


"Sudah belum?"

"Beyum," jawab Jaeyun singkat. Mukanya memerah, sibuk mengejan sejak sepuluh menit yang lalu.

Heeseung setia duduk di bangku kecil, memegangi sisi kloset, berjaga-jaga bayi hybridnya oleng. Belakangan bayinya memang mengalami kesulitan saat buang air besar, butuh waktu lama menungguinya sedang Heeseung tak boleh buru-buru menyudahi.

Pernah waktu itu, Heeseung tidak sabaran dan berpikir bahwa bayinya sudah selesai buang air besar. Membersihkan bokong Jaeyun dan membawanya keluar, mana tau bahwa bayinya belum tuntas mengeluarkan hasratya. Berakhir Jaeyun buang air besar di popok.

Kaki mungil Jaeyun saling menggesek, sesekali bersilang dengan tangan mungil setia mencengkeram kaus polos ayahnya di depan dada. Manik cantiknya menatap sekeliling, merasa bosan tapi perutnya masih mulas.

"Sudah belum?"

"Beyum."

Heeseung tergelak, lucu saja. Bayinya sangat lama ketika buang air, berkebalikan dengan mandi. Jaeyun belakangan jarang mau diajak mandi dengan alasan dingin.

Tangannya bergerak, menyingkirkan rambut depan bayinya ke belakang. Jaeyun tampak menggemaskan dengan surai agak ikal yang sudah memanjang, dia belum berniat memotongnya. Lebih suka menguncir rambut anak itu.

"Daddy pegi?"

"Tidak, daddy akan menemani Jaeyun bermain sepuasnya."

"Benal ya?"

Heeseung tertawa, "benar sayang."

Bayinya mengangguk, manik cantiknya berpendar senang. Heeseung akan menemaninya bermain, sepuasnya. Dia sudah membayangkan akan bermain apa nanti.

"Kau harus makan banyak sayur setelah ini."

Jaeyun menggeleng, "kue caja. Duwa."

"Kau menghabiskan lebih dari dua kue saat makan sayang, sesuka itu?"

Anggukan kecil di dapat, Jaeyun suka kue dan dia bisa menghabiskan setoples kecil dalam satu hari. Bukan hanya kue, Jaeyun juga suka buah jeruk, "jeyuk, Jeyun mau."

"Nanti kita belanja jeruk yang banyak, sama sayur."

"Ande!"

"Wae andwae?"

Kepalanya menggeleng kanan kiri sampai rambutnya yang setengah ikal bergerak rusuh, menatap sang ayah, Jaeyun menjawab lucu, "ciyo!"

Lelaki berperawakan tinggi itu menyipitkan mata sanksi, meski dia tau banyak balita yang menghindari sayur karena dirasa hambar dan pahit. Tapi belakangan Jaeyun benar-benar bermusuhan. Tidak kapok sama sekali padahal dia sudah mewanti-wanti kalau poopnya jadi susah gara-gara tidak makan sayur.

"Kenapa Jeyun tidak suka makan sayur?"

"Ciyo! Cayul ciyo!" Ekornya menyapu udara, ikut bergerak kanan kiri sama seperti kepalanya. Menolak keras sayuran. Bahkan telinga puppynya tergelitik heboh.

Tangan besarnya gemas bukan kepalang, ia meraih rahang lembut bayinya yang tengah mengerucutkan bibir. Mengecup singkat disana sebelum berujar, "kalau tidak makan sayur seperti ini, poopnya susah."

Jaeyun diam, memperhatikan wajah tampan ayahnya meski dia tidak mengerti apa yang dibicarakan Heeseung.

"Daddy akan mencari cara lain supaya kau mau makan sayur."

"Jeyun makan! Cedikit.." adunya. Dia ingat sup ayam kemarin dicampur sayur tapi Jaeyun hanya makan beberapa, "tidak cuka yang meyah.."

"Itu tomat."

Jaeyun mengangguk lagi, "tomat, ciyo."

"Katakan hal lain."

"Tomat, ande."

Okey, Heeseung menyerah. Ingat kemarin sup ayam buatan bibi Naya cukup disukai bayi hybridnya tapi tidak dengan beberapa komponennya, Jaeyun tidak suka tomat.

"Jeyun mau jeyuk, cemangka, duwa."

"Dua semangka terlalu banyak baby, satu saja. Kalau jeruk daddy maklumi."

"Jeyun mau duwa!" Tapi dia menunjukkan kelima jarinya di depan Heeseung. Anak ini memang belum bisa berhitung.

Sang ayah melipat tiga jari lainnya, menyisakan jari telunjuk dan tengah, "ini dua namanya."

Sontak Jaeyun merengut lucu, merasa ini tidak sebanyak yang dia mau, "cedikit cekali.."

"AHAHAHAHA.." Heeseung langsung tertawa keras, merasa sangat lucu sekali. Sampai Jaeyun berjengit kaget.

Tiba-tiba cengkeramannya menguat, jari-jari kecil yang gemuk itu memutih. Jaeyun mengejan kuat dan Heeseung mendengar suara samar. Menghentikan tawanya, ia ikut merasa lega saat Jaeyun sudah selesai melepaskan hasratnya.

"Cudah."

"Sudah?"

Jaeyun mengangguk, membiarkan sang ayah membersihkannya kemudian keluar kamar mandi. Tanpa celana sebab Heeseung tidak membawanya.

Kaki mungil itu berjalan pelan di depan Heeseung menuju ruang tengah dengan kepala geleng-geleng protes. Dua pantat sintalnya bergerak naik turun dengan ekor bergerak gusar.

"Mau jeyuuuuk.. cemangka... Banyak-banyak! Cayul ande! Ciyo ciyo!"

Heeseung hanya terkekeh di belakangnya, obrolan singkat mereka di kamar mandi dimenangkan oleh Jaeyun.



𝐇𝐘𝐁𝐑𝐈𝐃 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐃𝐀𝐘𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang