Mayam-mayam

8.9K 741 110
                                        


Long time no see moms of baby ciyo?

Hybrid Baby Daily




Jay memberikan susu pisang pada Heeseung untuk bayinya. Tangan kanan sibuk memegang sosis milik Jungwon sementara Jungwon sibuk dengan sosis lainnya. "Menangisnya sampai begitu."

Heeseung meringis sembari menusuk sedotan kecil pada kotak susu pisang. Dia tak henti membujuk Jaeyun ketika bayinya masih saja menyembunyikan wajah pada dada sang ayah. Telinganya layu kanan-kiri dengan ekor lemas akibat menangis terlalu kencang. Heeseung yakin wajah bayinya memerah dengan sisa isak tangis.

"Paman Jay memberikan Jaeyun susu, minum ya?"

"Ciyoo~"

"Uwonie sudah tidak botak lagi, lihat."

Jaeyun mengintip sedikit setelah mengangkat sebagian wajahnya. Benar, Jungwon sudah tidak botak. Kini kepalanya tertutup topi bayi dan Jungwon tanpa rasa bersalah tengah menikmati sosis bakarnya.

"Sudah tidak kan?"

Bayi kecil milik Heeseung itu mengangguk lemah, dia membuka mulut kecilnya ketika sang ayah mendekatkan ujung sedotan.

Heeseung mengusap lembut sisa air mata pada pipi tembam si bayi yang masih betah bersandar pada dadanya. Jaeyun tidak mau turun dari pangkuan sang ayah setelah menangis ketakutan melihat kondisi kepala Jungwon. Benar-benar ketakutan serasa melihat hantu cilik.

"Kau apakan Jungwon, Jay?"

Pemilik marga Park itu menutup telinganya sesaat setelah Jungwon berteriak.

"BELI SENDILI! SOSIS UWONIE PAPA!"

Adalah peringatan keras dari Jungwon ketika Jay mencicipi sosis bakarnya. Pemuda itu menjawab pertanyaan Heeseung yang tadi, "dia menumpahkan lem di kepalanya sendiri. Aku sudah meletakkan lem di tempat yang tidak bisa dijangkau Jungwon tapi ternyata anak nakal ini naik ke kursi."

Heeseung langsung tertawa sampai Jaeyun ikut terguncang mengikuti tawa ayahnya. Pemuda Lee itu menatap Jungwon acuh tak acuh, "dia aktif sekali."

"Pagi ini dia melempar ponselku hingga pecah gara-gara ku suruh mandi."

"Aigoo..."

"Seung, bayimu tidur tuh."

Sekarang Heeseung benar-benar menyesal tidak membawa gendongan. Ia mencubit pipi bayinya sedikit keras, "bangun dulu Jae. Daddy tidak menggendong sambil menyetir."

"Ummm~" Bayi tampan itu membalik wajahnya menghindari cubitan sang ayah dengan mata terpejam. Dengan cepat telinga puppy Jaeyun ikut menutup matanya.

"Pakai saja milik Jungwon, baterai anak ini masih penuh." Pemilik marga Park itu meraih gendongan milik Jungwon dari bagasi motor pada temannya, "perbaiki posisinya cepat."

Dia membantu Heeseung untuk segera memperbaiki posisi Jaeyun lantas mengencangkan ikatannya. Jaeyun semakin melesakkan wajah pada dada sang ayah tanpa berniat bangun.

Jay berdecak kagum melihat wajah tampan dan menggemaskan milik hybrid kecil di gendongan Heeseung. Terlihat sangat tenang sekali. Lalu Jay menghela ketika menatap wajah Jungwon kini sudah belepotan kecap tetapi masih tekun memakan sosis bakarnya, "berbeda sekali sih."

"Jungwon sangat cantik Jay, dan bulat."

Jay mengangguk, "kau benar. Dia cantik sekali. Kecuali energinya yang over kapasitas itu." Ia menerima topi bayi Jungwon ketika balits itu melepaskannya.

"Aku pulang dulu, kabari aku jika bertemu gadis cantik."

Jay segera melempar topi milik Jungwon hingga mengenai punggung Heeseung. Lelaki bermarga Lee itu tertawa di atas motornya sebelum pergi.

•••

Sekarang Heeseung tidak tahu harus apa. Bayinya yang tadi tidak mau dibangunkan sekarang justru tidak ingin tidur. Jaeyun terus menagih jajanannya yang belum sempat ia beli.

Jaeyun dengan piyama biru muda panjang itu berdiri di tengah-tengah kamar menghadap ayahnya yang tengah duduk di ranjang, "pemen Jeyun ciyo?"

"Tidak ada sayang."

"Ciyo! Ciyo! Beyi duyu!" Bayi ini menggeleng-geleng lucu. Manik bulatnya masih menatap Heeseung sengit.

"Besok kita beli, sekarang tidur dulu. Kau tidak ingin susu, hm?" Ia menggoyangkan botol susu milik Jaeyun disana. Berusaha keras mengakhiri perdebatan dengan si kecil Jaeyun.

Tetapi bayinya benar-benar keras kepala. Ekor puppy-nya mulai bergerak lesu dengan telinga menurun. Kedua tangan mungil yang tenggelam pada lengan piyamanya terlihat bermain di depan perut si bayi, "Jeyun mau pemen..."

"Tadi kan sudah mencari di pasar malam, tapi tidak ada. Jaeyun ingat?"

Bibir basah si kecil semakin mengerucut, dia mengintip ayahnya dari balik bulu mata seakan menghindari tatapan sang ayah meski akhirnya sia-sia, "mini maket ada..."

Astaga pintar sekali! Heeseung kembali membujuk, "sekarang sudah malam."

"Mayam-mayam denan daddy. Ugh! Beyi duyu pemen Jeyuuun... Cuceyo~" Bayinya gigih sekali. Sekarang wajah kecil dengan pipi gembul itu mendongak dengan mata penuh permohonan.

"Bayi tidak keluar malam-malam."

"Mayam-mayam keyual denan daddy!" Jaeyun terus mengeluarkan jurus puppy terbuangnya dengan telinga layu. Menjatuhkan tubuh gempalnya di lantai lantas merengek, "Jeyun keyual mayam-mayam beyi pemen huks... Denan daddy, mini maket.. hukss umm~~"

Kasian sekali, bayi hybrid itu menangis dengan bibir mencebik ke bawah dan dua tangannya yang berusaha menghapus air mata sendiri, "daddy~"

Pemuda bermarga Lee itu sontak merasa tak tega, dia segera menggendong bayinya lantas meraih mantel tebal. Memakainya dengan Jaeyun di dalam mantelnya.

Pada akhirnya mereka pergi ke mini market untuk menuruti keinginan Jaeyun. Siapa yang tega membuatnya menangis seperti itu? Heeseung mana sanggup.

Maka ketika kepala Jaeyun menoleh dengan sisa lelehan air mata, Jaeyun segera menunjuk apa yang ia mau di jajaran rak makanan anak-anak.

"Pemen! Pemen Jeyun!" Kaki kecilnya memberontak di dalam mantel yang di kenakan sang ayah. Menyisahkan kepalanya saja, tangan Jaeyun mulai rusuh ingin meraih banyak permen.

Heeseung segera membuka mantelnya, membiarkan si bayi memilih dengan peringatan tegas, "permen jelly saja ya? Kalau yang lain belum bisa kau makan."

"Pemen jeyyi!" Ia segera meraih dua bungkus dan kembali ke pelukan sang ayah.

Saat di kasir, Jaeyun di sapa ramah kemudian berbalik menyembunyikan wajah pada ceruk leher sang ayah.

"Aih, malu ya?" Pemuda paruh waktu itu terkekeh geli, "bayi keluar malam-malam hanya untuk permen jelly?"

Jaeyun mengangguk, "Jeyun keyual mayam-mayam." Dia menunjuk permen jellynya, "pemen."

"Dia sedang rewel," timpal Heeseung setelah membayar.

Mereka kembali ke rumah dengan keadaan si bayi yang mulai mengantuk. Bayi kecil milik Heeseung itu berjalan menuju nakas di kamar mereka lantas meletakkan permennya untuk dimakan besok.

Heeseung segera menggendong si bayi lantas menggulingkannya di ranjang, buru-buru ia menyumpal mulut kecil Jaeyun agar cepat tidur.

"Semakin hari semakin pintar bicara saja."

Jaeyun hanya berkedip lucu, membuat Heeseung tak tahan menghujani pipinya dengan kecupan hingga Jaeyun mengerang merasa terganggu.

"Kau lucu sekali, besok kita cari mommy ya?"

Si bayi menggeleng dengan kelopak mulai sayu, "eungg~~"


𝐇𝐘𝐁𝐑𝐈𝐃 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐃𝐀𝐘𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang