Clara berada di depan pintu ruangan Gavin, ya gadis itu pergi ke perusahaan Darendra cabang ke 2 yang di pegang oleh Gavin sahabatnya, sejak semalam perasaannya sangat tidak tenang dengan segera ia mengetuk pintu tersebut lalu masuk.
"Mengapa kau kamari ?" Tanya Gavin dengan nada dingin.
"Aku benar benar minta maaf, apa kau marah padaku" gadis itu memandangi lekat sahabatnya.
Gavin membalas tatapan Clara, pria itu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya "tidak, aku tidak marah padamu sekarang tolong keluarlah".
"Tapi, tolong dengarkan aku Vin, kemarin-".
"Ku mohon Clara keluarlah apa kau tidak mengerti, aku tidak ingin berdebat denganmu aku sedang sibuk..." Bentak pria itu, Clara benar² kaget tidak biasanya Pria itu seserius ini padanya, bahkan sampai membentaknya, ia rasa sepertinya Gavin benar² marah padanya kali ini.
"M-maafkan aku, aku akan pergi sekarang" ia melangkah menuju pintu keluar tetapi langkahnya terhenti saat Gavin menariknya dalam pelukannya.
"Maafkan aku..., aku benar benar sangat sibuk, aku tidak marah padamu, kumohon tetap seperti ini aku sangat lelah" Clara terdiam lalu membalas pelukan Gavin sepertinya pria itu benar benar sibuk sehingga tidak bisa mengendalikan emosinya.
"Tidak masalah aku mengerti" Clara tersenyum ia merasa lega sekarang.
"Apa kau sudah makan?.." tanyanya kepada Gavin.
"Belum, aku akan makan setelah ini".
"Tidak, aku akan membuatkan mu makanan tunggu disini hmm..." Hyunji ingin melepas pelukannya tetapi Gavin menahannya.
"Jangan pergi, aku sangat merindukanmu Clara ini adalah balasan karna kau tidak pergi bersama ku kemarin" Clara mencubit lengan Gavin sepertinya pria ini mulai lagi dengan membawa sifat kekanakannya.
*Aww...*
"Apa yang kau lakukan ini sangat sakit".
"Benarkah biar aku melihatnya" Clara melihat lengan pria itu kemudian mencubitnya sekali lagi, gadis itu berlalu menuju keluar ruangan Gavin dengan berlari.
Gavin tersenyum melihat itu ia tidak peduli dengan statusnya, ia akan segera mengungkapkan perasaanya sebelum Devan kakaknya merebut gadis yang ia cintai.
"Aku akan membuktikannya padamu Devan mahendra, kau tidak boleh merebut gadis ku" ucapnya sinis.
Tidak selang berapa lama Clara kembali dengan nampan berisi makanan, ia menghampiri Gavin yang tengah istirahat di sofa ruangannya.
Clara membangunkan pria itu perlahan ia tidak ingin Gavin kaget saat bangun, karna melihat Gavin yang tidak juga bangun Clara membiarkannya ia tau bahwa pria itu pasti lelah.
ia mengusap pelan rambut Gavin "istirahat yang banyak, aku tau kau lelah, seharusnya kau tidak bekerja sekeras ini, kau benar benar keras kepala" Clara tersenyum kecil lalu menutup makanan yang tadi ia bawa agar tidak dingin.
Melihat sahabatnya yang sedang tertidur membuatnya mengingat kembali awal pertemuan mereka.
Ia benar benar sangat malu saat itu, bagaimana mungkin ia menjahili Gavin yang sedang bermain dengan teman laki lakinya, saat itu Gavin sangat menyebalkan sehingga ia berniat untuk mendorong pria itu ke lumpur dekat sawah, tetapi karna tidak berhati hati ia juga terjatuh mengakibatkan semua orang yang berada di sana menertawakannya, Clara menangis karena merasa malu tetapi anehnya pria itu tidak, justru Gavin malah menenangkannya sampailah mereka berdua menjadi sahabat hingga sekarang.
Bahkan Gavin juga tau tentang trauma yang ia alami karna saat itu pria itulah yang menyelamatkannya dari pembullyan itu.
ia sangat beruntung karna Gavin masih ingin bersahabat dengannya walaupun pria itu tau dia hanyalah gadis dari kalangan bawah, bahkan bunda Gavin juga sangat baik padanya, ia seperti mempunyai kakak lelaki yang selalu menjaganya dalam situasi apapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Give up or hold on
Teen Fiction(Cerita pertama, semoga kalian suka ya) CLARA ADRIANA SALSABILA gadis biasa dari kalangan bawah yang menyukai seorang pria yang bahkan tidak pernah meliriknya sekalipun, pria itu bernama DEVAN RAFAEL MAHENDRA pria tampan yang terlahir sebagai anak s...