Pagi ini di kantor Clara terbangun gadis itu sangat lelah akibat mengerjakan berkas yang di beri Devan, ya gadis itu pergi sangat awal karna takut jika ia terlambat.
Tapi ia bersyukur karna beberapa hari ini ia tidak memikirkan perasaanya terhadap pria itu, entah mengapa perasaan itu hilang walau masih ada sisa tetapi ia akan berusaha untuk melupakannya dengan menyibukkan diri.
Clara beranjak menuju ke ruangan Devan, ia berharap pria itu ada di ruangannya sekarang.
Setelah mengetuk pintu ruangan dan mendengar suara dari dalam Clara masuk, terlihat Devan yang melihatinya berjalan menuju meja pria itu.
Ia menaruh berkas tersebut, "aku sudah menyelesaikannya, tapi jika ada yang mungkin kurang aku akan mengubahnya" ucap Clara memeriksa kembali berkas tersebut.
"Tidak perlu, biar saya yang akan mengurus sisanya" menarik berkas tersebut dari tangan Clara.
"Apa yang kau tunggu, pergilah" menatap Clara yang masih berdiri dengan wajah bingungnya.
"Ah.., aku akan keluar sekarang"entah mengapa hyunji merasa aneh dengan sikap Devan yang agak berbeda hari ini.
Ruangan Devan mahendra...
"Maaf saya tidak bisa membantu anda tuan Vano, berkas itu sudah sangat lama sepertinya tidak mungkin jika masih ada disini" ucap Devan meyakinkan tuan hwang klien ayahnya dahulu.
"Saya tidak mau tau tuan mahendra, saya ingin berkas itu kembali jika tidak saya akan menuntut perusahaan anda" ancamnya membuat Devan geram dengan orang yang berada di depan nya sekarang.
"Kalau begitu beri kami waktu untuk mencari berkas itu tuan" ucap Clara karna melihat Devan yang sepertinya tidak bisa menahan emosinya.
Devan menatapnya tajam, terlihat dari mata pria itu sepertinya ia tidak setuju dengan keputusannya, "baiklah saya akan memberi kalian waktu sampai dua hari kedepan" ucap tuan Vano lalu beranjak pergi.
"Apa yang kau lakukan, berkas itu sudah sangat lama tidak mudah untuk mencarinya dalam dua hari" marah Devan pria itu melampiaskan emosinya pada Clara.
"Maaf kan saya, saya hanya mencoba membatu tuan, saya janji akan menemukan berkas itu" Clara menundukkan kepalanya ia tidak berani menatap Devan .
Devan mendudukkan dirinya lalu menarik nafas panjang menenangkan diri "ikuti saya..." Ucap Devan lalu beranjak menuju ruangan yang sudah sangat lama terkunci, Devan membuka ruangan tersebut terlihat di dalam sangat gelap dan dipenuhi berkas berkas yang sangat lama.
Pria itu memasuki ruangan tersebut sedangkan ia terdiam melihat ruangan yang sangat gelap itu.
"Apa yang kau lihat, cepat masuk kau bilang akan mencari berkas itu sampai ketemu bukan" dengan segera Clara memasuki ruangan itu perlahan lahan, sangat gelap membuat gadis itu mengigat masa lalunya.
Clara berusaha agar tidak mengingat kejadian itu, dimana ia pernah di bully dan di kurung di ruangan gelap seperti ini, dan sampai sekarang itu menjadi trauma baginya, kejadian itu sudah sangat lama tapi ia tidak bisa melupakannya.
Mereka berdua mencari berkas itu di setiap rak, sehingga tidak sadar pintu yang tadinya sedikit terbuka sekarang tertutup sangat rapat.
"Sepertinya berkas itu bukan di sini" ucap Devan lalu berjalan menuju pintu diikuti Clara di belakangnya, gadis itu terlihat sangat ketakutan ia ingin cepat² keluar dari ruangan ini.
Devan menarik pintu tersebut tetapi entah mengapa tidak bisa terbuka, "ada apa, apa ada masalah" tanya hyunji sedikit panik, tidak ada respon dari suga membuat gadis itu sangat ketakutan ingatan masa lalu bermunculan membuat ia tidak bisa berpikir dengan tenang.
Pria itu menyerah pintunya benar benar tidak bisa terbuka, Devan melirik Clara yang sudah sangat gemetar ia tidak tau ada apa dengan gadis itu.
"Ada apa dengan mu?" tanyanya.
"Ti-tidak, aku baik baik saya" ucap Clara lalu menundukkan kepalanya, ia tidak mau jika Devan melihatnya seperti ini.
Clara memundurkan langkahnya ingin menenangkan diri entah mengapa ia sangat ketakutan, ruang gelap, pintu yang tidak bisa terbuka, dan hari dimana ia dibully sehingga hampir membuatnya mati.
Devan yang merasa aneh dengan sikap Clara menggenggam tangan gadis itu " kau mau kemana, disini sangat gelap" ucap jaeyoon tetapi Clara menghempas tangan pria itu "a-aku mohon tolong buka pintu itu, aku benar benar sangat ketakutan" ucap Clara di sertai isakan, ya tanpa gadis itu sadari ia kembali dan mengucapkan hal yang sama dimana ia dikurung di ruangan yang membuatnya trauma.
"Aku janji akan menuruti semua yang kau minta, tapi kumohon buka pintu itu" isaknya, Devan yang melihat itu refleks memeluk Clara ia tidak peduli walau Clara memberontak dalam pelukannya, ia berusaha untuk menenangkan gadis itu.
Setelah beberapa menit Clara akhirnya merasa tenang begitu pula pintu yang sudah terbuka, terlihat beberapa karyawan yang membukakan pintu tersebut, untung saja jaringan di sini masih stabil sehingga Devan bisa menelfon karyawannya untuk membukakan pintu.
Devan melepas pelukannya lalu berdiri dari duduknya, "apa yang kalian lihat bantu dia" tegas Devan karna melihat karyawannya yang hanya melihat saja, Devan pergi dari ruangan itu tanpa mempedulikan Clara.
"Apa kau baik baik saja, minum lah dulu" ucap Yura salah satu karyawan itu, hyunji mengangguk, tubuhnya masih gemetar karna merasa sangat ketakutan, "bisakah kau membantuku keluar" tanyanya lemah, dengan segera Yura membantu Clara keluar dari ruangan tersebut.
(YURA HANNI ADELIA)
"Ada apa dengan Clara mengapa dia ketakutan" tanya Gavin yang berada di ruangan Clara, ya pria itu menuggu Clara sejak tadi.
Dengan segera Gavin membantu Clara duduk," ada apa dengannya, apa yang terjadi?" Tanyanya lagi kepada Yura karyawan yang membantu Clara ke ruangannya.
"Aku tidak tau, aku hanya di suruh untuk membukakan pintu ruang berkas lama tersimpan oleh pak Devan, dan aku melihat pak Devan dan Clara berada di dalam" jelas Yura.
"Apa..., Aku akan menemui Devan sekarang, kau tunggu di sini" ucap Gavin ingin berlalu tetapi di tahan oleh Clara, sepertinya Gavin salah paham pikir Clara .
"Kumohon jangan memulainya Gavin, aku sangat lelah saat ini, bisakah kau menemaniku saja" ucap Clara gadis itu sangat lemah energinya terkuras oleh ketakutannya tadi.
Gavin menari nafas pasrah "bagaimana jika kau pulang saja, sepertinya kondisimu kurang baik" Gavin sangat khawatir dengan sahabatnya itu.
"Tidak perlu, aku baik baik saja" balas Clara meyakinkan pria itu dengan tersenyum.
"Kalau begitu aku akan menemanimu sampai selesai" Gavin benar² tidak menyerah dengan terpaksa ia membiarkan Gavin tetap berada di sini.
Beberapa menit berlalu sekarang adalah jam istirahat tetapi Clara masih saja sibuk dengan pekerjaannya, Gavin terus saja memaksa Clara untuk makan tetapi gadis itu selalu membuat alasan.
"Buka mulutmu Clar" ucap Gavin ingin menyuapi sahabatnya, dengan begini Clara tidak akan membuat alasan bukan (pikirnya).
Clara menuruti pria itu, sesekali mereka juga bergurau dan bercanda bersama, jika orang melihatnya mungkin akan mengira mereka adalah pasangan yang sangat serasi.
Tetapi di sisi lain ada seseorang yang sedang memperhatikan dua insan tersebut, dengan tatapan yang sulit untuk diartikan "dia milikku, saya tidak akan membiarkannya menjadi milikmu GAVIN NARENDRA..." Sinis Nya.
BERSAMBUNG...
Authornya lagi rajin nih guys makanya kalian juga rajin vote dan komen ya, btw siapa sih itu, ganggu aja orang lagi makan juga ㅋ ㅋ ㅋ ㅋ...
See u next time guys✨💜
Minggu
13/08/2023

KAMU SEDANG MEMBACA
Give up or hold on
Novela Juvenil(Cerita pertama, semoga kalian suka ya) CLARA ADRIANA SALSABILA gadis biasa dari kalangan bawah yang menyukai seorang pria yang bahkan tidak pernah meliriknya sekalipun, pria itu bernama DEVAN RAFAEL MAHENDRA pria tampan yang terlahir sebagai anak s...