Chapter 19

54 33 0
                                    

Di ruang makan Clara masih saja memikirkan hal yang semalam terjadi membuatnya tidak fokus pada sarapan paginya.

"Kenapa ra" tanya Gavin sedikit khawatir karna terlihat wajah gadis itu yang sedikit pucat.

"Nggak..., aku pamit ke kamar aja ya" ucapnya dengan tersenyum tipis lalu beranjak dari duduk.

"Ada apa dengannya?..." Batin Devan bertanya.

"Kalian lanjut saja aku akan menemani Clara, sepertinya dia kurang sehat hari ini" ucap Gavin mulai berdiri dari duduknya.

Gavin mengetuk pelan kamar Clara lalu masuk setelah gadis itu menyahutnya pelan.

"Ada apa, apa kau sakit??...".

"Tidak aku baik² saja, aku ingin bertanya sesuatu padamu".

"Hm..., apa??....".

Clara kembali berpikir "apa aku harus memberitahunya atau tidak, aku takut jika Gavin tidak tenang jika aku memberitahunya..." Batin Clara.

Gavin menjentikkan jarinya di depan wajah Clara karna melihat gadis itu yang melamun "apa yang ingin kau tanyakan??...".

"T-tidak bukan apa², aku hanya ingin agar kau lebih berhati-hati".

Gavin tersenyum tipis "apa kau sedang mengkhawatirkan ku hm...".

"Kau tenang saja aku akan menjaga diriku untuk mu" ucap Gavin dengan mengacak pelan pucuk rambut Clara.

"Berhenti menggodaku" balas Clara menyingkirkan tangan pria itu.

"Aku tidak bisa berhenti jika kau terus membuatku jatuh cinta pada-"

"Apa kalian sudah selesai?...".

"Kalian tahu bukan kita masih berada di villa sebaiknya jangan terlalu dekat, saya bertanggung jawab atas ini jadi berhenti menyusahkan" ucapnya lalu pergi begitu saja.

(Bilang aja cemburu susah amat dah bang🙄)

Dengan sangat kesal Gavin terus saja mengumpat Devan dalam batinnya.

"yasudah kau istirahatlah aku akan keluar sekarang" balas Gavin lalu berjalan keluar setelah Clara menganggukkan ucapannya.

[][][][][]
15:45 (sore)

Gavin dan Devan berada di dapur menunggu Clara dan yura yang menyiapkan bahan² dapur yang baru saja mereka beli.

"Apa yang akan kita buat" tanya yura.

"Bagaimana kalau ayam asam pedas" balas Clara yang lalu diangguki oleh yura.

Baru saja Clara memasuki dapur kedua pria itu sudah mulai berulah, Devan yang memegang wortel dan Gavin yang memegang timun ditangannya dan menjadikannya pedang²ngan.

Clara tidak heran dengan sifat sahabatnya Gavin tapi pak Devan...

"Jangan heran hampir setiap hari mereka seperti itu"

"kau mungkin jarang melihat Devan, itu sebabnya aku menyuruhmu menjauhinya, sifatnya lebih kekanakan dari pada Gavin"

"jika kau sampai menyukainya aku tidak akan tahu nasib mu nanti..." Ucap yura panjang × lebar.

"Itu tidak mungkin..."
Ucap Clara tidak percaya.

"Tentu saja, kau bisa melihatnya jika kau bisa membuatnya nyaman dengan mu".

"Sudahlah itu tidak penting" lanjut Yura mulai berjalan masuk ke dapur.

Peperangan yang dilakukan Devan dan Gavin sebelum Clara dan Yura masuk ke dapur...

Give up or hold onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang