Chapter 17

87 52 5
                                    

Clara dan Gavin memasuki rumah tersebut terlihat di sana Kiara dan daren yang berada di meja makan.

"Kemarilah nak" panggil Kiara.

Mereka berdua menduduki bangku yang berada di sana dengan posisi bersampingan.

Tidak lama mereka duduk suara pintu terbuka menampakkan Devan yang baru saja datang.

Pria itu langsung menarik kursi tepat berada di depan meja Clara, tentu saja Kiara bingung tidak biasanya putranya Devan seperti ini jika tidak di panggil terlebih dulu oleh dia atau Ayahnya.

Tanpa sadar senyum Kiara berkembang "karna kita semua sudah berada di sini sebaiknya kita mulai makan nee..." ucap Kiara lalu menaruh nasi ke piring suaminya.

Tidak ada percakapan setelah itu hanya dentingan sendok yang sering bertabrakan dengan piring.

[][][][][]

Setelah selesai makan mereka semua berkumpul di ruang keluarga kecuali Devan setelah makan tadi ia pergi ke kamarnya karna ada berkas penting yang ingin ia ambil.

"begini, Bunda pernah bilang bukan bahwa kita akan pergi liburan, Bunda sudah menyiapkan jadwal untuk besok apa kalian bisa" tanya Kiara kepada Gavin dan Clara.

Gavin mengangguk begitu pun Clara ia akan mengambil izin saja untuk besok karna merasa tidak enak jika menolak permintaan bunda Kiara.

Setelah perbincangan tersebut Gavin pergi kembali ke perusahaannya karena baru saja mendapatkan telfon dari sekretarisnya, sebelum pria itu pergi tadi ia sudah pamit kepada ayah bunda dan juga hyunji ia juga meminta maaf karena tidak bisa mengantar gadis itu kembali.

Devan turun dari tangga dan berhenti saat Kiara memanggilnya" Devan apa kau ingin keluar?..." tanya Bundanya.

Pria itu mengangguk sekali lalu bertanya balik "ada apa?...".

"Begini, bisakah kau mengantar Clara terlebih dahulu, lagi pula kalian satu kantor kan".

"Baiklah" ucap Devan lalu melanjutkan langkahnya menuju pintu.

***
Di sepanjang jalan tidak ada yang memulai perbincangan sedikit pun sampai Devan yang menghentikan mobilnya.

"Mengapa kita ke sini?..." tanya Clara karna pria itu bukan menghentikan mobilnya di apartemennya melainkan di taman tempat terakhir mereka kunjungi sebelumnya.

"Jam masuk masih lama tidak ada salahnya bukan jika kita kesini sebentar" ucapnya lalu terlebih dulu turun dari mobil.

Clara mengikuti pria itu yang sudah duduk di bangku panjang yang ada di sana.

"Duduk lah..." ucap Devan menepuk bangku agar gadis itu duduk di sampingnya.

Clara menduduki bangku tersebut dengan memberikan sedikit jarak antara mereka.

"Apa ada yang ingin kau bicarakan?..." tanya Gadis itu karena merasa aneh dengan sikap Devan, tidak biasanya dia seperti ini.

"Tidak, saya sudah membicarakan semua hal yang saya ingin bicarakan kepadamu" ucapnya dengan tersenyum.

"Tapi saya belum mendapatkan jawaban darimu" lanjutnya.

Clara menatap langit yang indah di sore ini "aku mencintaimu tapi kenyataan dan waktu tidak mendukung kita untuk bersama" ucap Clara beralih menatap pria di sampingnya.

"Bukan kenyataan yang tidak mendukung, hanya saja kita di pertemukan di saat yang kurang tepat".

"Tunggu di sini saya akan kembali" ucap Devan lalu beranjak dari duduknya entah pria itu ingin kemana ia juga tidak tahu.

Give up or hold onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang