Chapter 11

188 138 12
                                    

Clara terbangun melihat seisi ruangan yang putih dan berbau obat obatan.

"dimana ini?" Tanyanya dengan suara serak.

Tatapannya terhenti saat melihat Devan berada tepat di samping brangkas nya tertidur di kursi dengan menggenggam tangannya.

Karna merasa tidak tega membangunkan pria itu dengan sangat berhati hati ia bangun dari posisi tidurnya.

Walau sangat berhati hati tetap saja pria itu terbangun "kau sudah bangun?..., Bagaimana keadaanmu?..." tanya Devan yang baru saja terbangun, Clara bisa melihat ada sedikit kekhawatiran di wajah pria itu tapi ia sadar itu tidak mungkin, ia yakin itu hanya perasaanya saja.

"Hmm, aku baik² saja, tapi kumohon dengarkan aku, aku benar² tidak melakukan itu pak Devan".

"Sudahlah, tidak perlu membahasnya sekarang" ucap Devan ingin mengalihkan pembicaraan.

"Tapi, apa kau benar² akan memecat ku?...".

"Tidak, saya hanya terbawa emosi karna melihat vidio itu, tetapi jika terbukti itu benar² kau, saya akan memecatmu".

*BRAK*

Suara dobrakan pintu terbuka dengan kasar menampilkan Gavin yang terlihat agak panik, dengan segera pria itu menghampiri Clara dan langsung memeluknya.

Clara membalas pelukan Gavin ia tau kalau pria itu pasti sangat khawatir "tenanglah aku baik² saja" ucap Clara lembut.

Gavin melepaskan pelukannya lalu melihat lekat Gadis itu "bagaimana bisa kau pingsan hmm?..." Tanya Gavin mengelus pipi gadis itu lembut.

Devan yang sejak tadi melihat itu mengepalkan tangannya, suasana ini sangat panas baginya "(sh*bal, aku akan membalas mu Gavin Narendra).

Clara terdiam ia bingung harus mengatakan apa "bukan apa² aku hanya kelelahan saja" ucapnya bohong.

"Aku sudah mengatakannya padamu bukan, untuk tidak terlalu keras bekerja, mengapa kau tidak mendengarkan ku hmm...".

"Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi" balas Clara menenangkan pria yang sekarang berada di samping brangkas nya.

(Waduh kayak udah pacaran aja sweet banget, authornya meng iri apa lagi yang baca coba, btw kayak ada yang kebakar ya tapi bukan api wkwk...)

Clara tersenyum sinis melihat Devan yang sepertinya memanas, Gavin merangkul Clara lalu menyuruh gadis itu agar lebih mendekat.

Devan yang melihat itu semakin mengepalkan tangannya "ayah memanggil kita segera ke kantornya, aku akan menunggumu di luar" ucap pria itu dingin lalu keluar.

"Kau pergilah, aku akan menghubungi Yura untuk menemaniku" ucap Clara yang lalu di angguki Gavin.

Pria itu pergi setelah mengetahui Clara baik² saja, hingga langkahnya terhenti tepat di belakang Devan yang berstatus sebagai kakaknya.

"Aku tahu itu hanya alasanmu bukan, dengar aku sudah memperingati mu agar menjauhi Clara kau tidak pantas untuknya" ucap Gavin dengan nada yang tak santai.

"Apa kau yakin ?..."menatap adiknya sinis.

"Saya akan membuatmu menyesali ucapanmu Gavin Narendra" ucapnya percaya diri lalu pergi meninggalkan Gavin.

[][][][][]

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Yura yang baru saja sampai.

"Aku sudah lebih baik sekarang".

"Maafkan aku, aku sangat menyesal karna tidak memberitahumu lebih awal" ucap Yura sendu.

"Tidak ini bukan salahmu" balasnya dengan tersenyum walaupun kondisinya masih lemah tetapi gadis itu berusaha agar terlihat membaik.

Give up or hold onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang