Chapter 3

293 205 40
                                    

Dengan sangat terburu buru Clara memasuki kantornya, ya hari ini ia terlambat, padahal baru semalam ia meminta semoga tidak ada masalah tapi sepertinya tidak akan terwujud.

"Pabo clara kau benar benar bodoh mengapa kau bisa selalai ini..."gerutunya pada dirinya sendiri, dan sampailah ia tepat di depan pintu ruangan Devan.

Dengan perlahan ia membuka pintu tersebut lalu masuk, terlihat Devan yang masih fokus pada pekerjaannya, dengan sangat berhati hati ia mulai berbicara"maaf saya terlambat" ucap Clara gugup, Devan beralih melihatnya dengan tatapan dingin "apa kau tau ini sudah jam berapa..."ucapnya ketus.

"Jika kau tidak berniat untuk bekerja maka pergilah, saya bisa mencari sekretaris yang lebih disiplin darimu "j-jangan, aku janji tidak akan terlambat lagi" tidak bisa berpikir tentu saja gadis itu sangat gugup ditambah lagi ia sepertinya kurang sehat hari ini.

Devan menghembuskan nafasnya kasar lalu mulai berbicara "sudahlah, sekarang sebaiknya kau menyiapkan berkas sekarang kita akan pergi sejam lagi, jika kau terlambat lagi saya akan memecatmu Clara".

Devan dan Clara berada di depan gerbang perusahan Dirgantara, terlihat disana sangat ramai sepertinya perusahan ini mengadakan sebuah acara perusahaan penting.

Clara merasa bingung tetapi saat melihat Pak Devan yang langsung masuk ia mulai mengikutinya, sepertinya pria itu juga di undang dalam acara ini.

Sampailah sekarang mereka berada di ruangan yang penuh banyak orang "Devan kau sudah datang, kemarilah aku ingin banyak bicara hari ini dengan mu" ucap salah satu tamu itu.

"Bagaimana kabarmu sudah lama kita tidak bertemu, oh ya dimana adikmu Gavin apa kau tidak mengajaknya?" Sepertinya yang berbicara ini adalah tuan Dirga pemilik perusahaan ini tebak Clara.

"Jangan membahasnya di sini, saya tidak ingin mendengar namanya" ketus Devan terlihat sekali ia sangat tidak suka dengan Gavin yang sekarang berstatus sebagai adiknya.

"Kau pergilah kesana setelah acara ini selesai kembalilah kesini, kita akan memulai rapat" ucap Devan menunjuk meja yang berada di pojok kanan.

"Baiklah, aku mengerti" balas Clara lalu berjalan menuju meja yang di tunjukkan Devan tadi.

Beberapa menit menunggu membuat kepalanya terasa sakit dan wajahnya agak pucat saat ini, gadis itu beranjak dari duduknya ia mencari dimana toilet berada, saat mencari toilet tidak sengaja ia menabrak seseorang dengan cake di tangan tamu tersebut.

"Astaga apa yang kau lakukan hah..., apa kau tidak punya mata" teriak gadis itu karena cake yang ia pegang terjatuh di gaunnya.

"M-maaf saya benar benar tidak sengaja" ucap Clara sambil menahan rasa sakit kepalanya.

"Maaf kau bilang, apa kau tau harga gaun ini, bahkan kau tidak akan bisa menggantinya dengan gajimu" ucap gadis itu lagi, tak lama kemudian Devan datang menghampiri kedua gadis tersebut.

"Apa yang terjadi " tanya Devan padanya, tatapan tajam yang di berikan Devan membuat gadis itu agak ketakutan.

"Lihatlah apa yang dilakukan sekretaris mu tuan Devan mahendra, dia menjatuhkan cake ke gaun mahal ku" ucapnya tanpa berhenti gadis itu terus saja mengoceh, Devan menatapnya sekali lagi dengan tajam.

"Tapi aku benar benar tidak senga-"

"DIAM...,apa kau tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar, bagaimana sekarang kau bahkan tidak bisa bekerja dengan benar, kau hanya bisa menyusahkan orang yang berada di sekitarmu, seharusnya kau sadar Clara adriana" kata kata itu seperti angin panas yang tiba tiba lewat sangat menyakitkan.

Tanpa sadar air mata Clara keluar ia tidak peduli lagi dengan sakit yang ia rasakan, "CUKUP..., Aku tidak masalah jika kau memarahiku, ya benar ini kesalahanku karena tidak berhati hati, tapi tidak bisakah kau sedikit lebih baik padaku, aku memang bawahanmu tapi tidak sepantasnya kau berbicara seperti itu padaku..."ucapan Clara membuat Devan terdiam ada sedikit rasa penyesalan di hati pria itu, tapi wajahnya terlihat sangat datar sehingga gadis itu mengira ia sama sekali tidak akan merasa menyesal.

Clara ingin pergi dari tempat itu ia tidak peduli jika setelah ini Devan memecatnya, tentu saja ia harus mempertahankan harga dirinya bukan, tetapi tiba² saja kepalanya sangat sakit ia tidak bisa menahannya sehingga membuat gadis itu pingsan di tempat.

Devan yang melihat itu segera membopong gadis itu menuju mobilnya, pria itu tidak peduli dengan bisikan bisikan yang membicarakannya.

Skip Rumah Darendra...

Ya Devan membawa Clara kerumahnya, pria itu memasuki rumahnya dengan membopong Rasya, Gavin yang baru saja turun dari tangga dengan segera menghampiri sahabatnya yang sangat terlihat pucat.

"Apa yang terjadi mengapa Clara sampai begini"tanya Gavin panik dengan segera ia mengambil alih dan membopong Clara.

Gavin membawa gadis itu ke kamar tamu dengan diikuti Devan dibelakangnya, sejak tadi Devan terdiam entah apa yang ia pikirkan.

"Ada apa dengannya mengapa Clara sampai pingsan hah..., jangan bilang jika ini karenamu" entah mengapa Gavin sangat emosi pria itu tidak bisa berpikir melihat kondisi sahabatnya terbaring lemah dengan wajah yang sangat pucat.

"Aku tidak tahu, sebaiknya kau urus saja dia" ucap Devan lalu pergi dari kamar tersebut.

Selang beberapa menit kemudian Clara terbangun, dengan perlahan gadis itu membuka matanya ia melihat ke sekeliling ruangan yang ia tidak kenal,"dimana ini?" tanyanya, terlihat pintu ruangan terbuka menampakkan Gavin sahabatnya dengan nampan berisi obat dan makanan ditangannya.

"Kau sudah bangun, bagaimana keadaanmu apa kau baik baik saja?..., bagaimana kau bisa pingsan hah?...,apa Devan menyakitimu?..., jawab aku Clara" pertanyaan demi pertanyaan pria itu lontarkan.

"Bagaimana bisa aku menjawabnya jika kau terus bertanya" balas Clara lemah.

Gavin menarik nafas panjang
"Maafkan aku, aku sangat khawatir padamu" Clara yang mendengar itu seketika terdiam sekali lagi ia termenung mengigat semua perlakuan Devan padanya.

"Ada apa mengapa kau hanya diam, apa ada yang sakit" tanya Gavin kembali khawatir karna melihat sahabatnya yang hanya terdiam.

Clara menatap Gavin lalu mulai berkata"vin kamu bisa kan bantu aku lupain dia?" tanya Clara pasti tidak ada keraguan pada dirinya sekarang.

"Apa kau yakin, tapi menurutku sebaiknya seperti itu dia tidak pantas untukmu".

"Mungkin akan berat untuk melepasnya tetapi jika aku mempertahankannya terus, itu hanya akan menjadi luka untukku sendiri" ucap Clara sepertinya gadis itu benar benar serius dengan ucapannya.

"Baiklah aku akan mencoba membantumu" balas Gavin seraya tersenyum.

"Aku benar² berterimakasih padamu" tanpa mereka sadari di balik pintu tersebut ada seseorang yang sejak tadi mendengar perbincangannya.

"Dia menyerah, itu bagus tapi mengapa aku merasa berbeda, ada apa ini?"

Bersambung...

Nah loh siapa tuh yang nguping, btw udah pada tau belum siapa yang suka sama Clara jawab kolom komen ya...

See u next time army✨💜
Jumat
11/8/2023

Give up or hold onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang