Mencari cara untuk hilang di saat semua tampak baik baik saja adalah cara ku agar tetap terlihat ada
.
.
."Bicarakan apa?"
" Oh itu Bunda bila dedek Mia lagi mau ganti popok" ucap dedek spontan
"Em ok, Bun ana pingin ke kebun teh sama para bocah tenang ada Wawan dan rindu yang bantu² kangen sama suasana kebun teh" ucap ana yang sambil menoel noel baby di pelukan bunda
" Ya udah hati hati jagain anak², dedek kamu balik jangan terlalu siang nanti gosong cekepnya nanti ilang" ucap bunda yang ingat dedek cuma sehari
" Tenang Bun, galap dikit gak ngaruh yang ada makin banyak semut yang datang karna manis" yang malah tebar pesona sok iye
" Bang dedek mah emang cakep " ucap rindu yang tiba tiba nongol
" Na kan ada yang setuju " yang makin besar kepala
" Sat sana cuci muka kita jalan jalan sekalian kamu bantu mantu Al dan El " balas dedek yang melihat gelagat asat yang ingin kembali berbaring
" Biarin aja Asat emang doyan tidur jadi gak biasa dia sama suasana kampung asrih kurang cocok mata dia" ucap ana yang udah bersiap² keluar menggunakan sendal sambil membantu si kembar
" Bangun lu, gua pergi disini lu laki paling gedek jangan pula buat si Wawan malah lebih bijak di banding lu sana " yang maksa Asat bangun
Yaa begini dedek itu walaupun otak sengklek kelakuan gak sepernah 100% bener tapi percaya deh apapun yang menjadi tanggung jawab udah di kasi kedua aurah ingin bersandar dan neduh ke dedek ini kuat banget mungkin ini juga yang buat dia tetap eksis di kalangan para ciwi ciwi bahkan mba Ratih kembang desa sini aja kepincut tu sama si dedek.
" Dek balik entar soreh aja la, gak kangen noh sama si Ratih kembang desa sini?" Ucap ana yang menggoda dedek sedang berkemas membawa barang dan menunggu bunda untuk membawa titipan ke ibu
" Kak ana gak boleh gitu, kak Ratih udah punya suami mana suaminya galak iiiii..." Ucap rindu
Dan di mulai la gosip panas si kembang desa di antara ana dan anak anak panti sedangkan asat yang habis cuci muka sudah bersiap untuk ikut bergabung hanya memandang datar.
Ana pergi bersama Wawan, rindu, Laila anak² yang sudah mulai puber sedangkan sisanya bocil² ada Udin, rapi, Kiki, Ainun, Ima bersama si kembar dan Asat yang lesu. Perjalan ke tempat tujuan hanya memakan 15 menit dan disana tempat favorit untuk bermain selain karna i j area pengunungan jadinya sejuk walaupun menjelang siang disini juga tempat yang cocok untuk bermain banyak permainan.
Di saat para bocah bermain sedangkan ana dan Asat menunggu dan memantau Al dan El sibuk menjadi anak bawang yang apapun permainannya mereka ikut kalah atau menang suka suka tu bocah di bantu dengan rindu dan Wawan yang mengawasi.
Bagi asat ini suasana bener bener baru dia pernah berlibur di area pegunungan dan suasana memang sejuk dan menyegarkan tapi itu karna dia datang sebagai wisatawan yang hanya berkunjung demi keindahan bukan sebagai penduduk yang bermasyarakat, dia melewati banyak rumah orang orang yang dari latar belakang yang berbeda dengannya berjalan kaki yang malas dia lakukan sepanjang hidupnya, beramah Tama yang bukan dirinya itu menyebalkan karna di tampak asing dengan segala hal ini.
" Gimana rasanya datang ke kampung kecil seperti ini yang jauh dari dunia perkotaan?" Tanya ana pada asat
" Aneh hanya itu" yang tampak jujur terlihat di ekspresinya
" Dimana tampak aneh?" Yang mulai bisa membaca keadaan
" Permainan yang melelahkan yang mereka lakukan, tapi wajah mereka puas, bersapa dan beramah Tama dengan orang orang yang baru bertemu pertama kali, makan sederhana tapi anehnya nikmat di lidah, anak anak yang sederhana tapi mereka lebih dewasa dari ku secara mental dan Masi banyak lagi" ucap asat tampak malu mengingat kehidupannya yang kalau di pikir pikir dianya yang suka mempersulit bukan keadaan yang sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
○Little Crazy Baby Twins○
HumorLu tomboy orangnya Praktis gak suka ribet ditambah Cuek Tapi Mesti dihadapkan dengan kenyataan lebih dari pada mimpi padahal lu ajah belum tidur dan lagi depan pintu rumah lu di munculkan dengan kotak pempers berisi dua bocah yang ternyata lebi...