_41_

145 7 0
                                    

Mengukir kenangan sesaat melupakannya seumur hidup itu semua tentang bagaimana melupakan mu
.
.
.

Pulang dari panti ana menelfon bunda dan menanyakan semua tapi sepertinya bunda lebih memilih diam sekarang belum saatnya itu ucapan bunda di saat yang tepat dan ana sudah aman bunda akan cerita semuanya ana hanya perlu sabar dan hanya cukup berhati² dengan pria tadi.

Sesampainya di masion nenek si kembar sudah menyambut dengan semangat dan mulai mengoceh banyak sedangkan asat mengeluarkan beberapa barang² miliknya sisahnya di urus pelayan.

" Asat masuk dulu mau istirahat mom" ucap asat pergi

Sedangkan bu Yasmin memandang bingung pada anak bungsu yang biasa adu bacot saat berhadapan dengannya namun kali ini tampak aneh lebih anteng

" Na tu anak Napa? Kok jadi kalem?" Tanya Bu Yasmine mendekati ana yang juga melihat semua barang bawaannya

" Mungkin karna habis ketemu bunda pemilik panti, biasanya emang jadi anteng Tan" ucap ana

" Oh hebat ya bunda mu" ucap Bu yasmin kagum dan ana hanya meladeni dengan tertawa kecil

Setelah hari itu juga malamnya raksa pulang dengan wajah lelah dan tampak capek sedangkan ana baru saja menidurkan kedua tuan muda kembar dan ingin menuju kamar tapi siapa yang menduga mereka bertemu mata saat raksa ingin menaiki anak tangga

" Assalamualaikum pak" ucap ana senyum entah mengapa dia hanya ingin menghibur sedikit sosok di hadapannya

Raksa yang mendapatkan reaksi seperti tentu saja rasanya beban di hatinya entah mengapa terasa terangkat

" Waalaikumsalam na, belum tidur?" Tanya basa basi

" Ini udah mau siap² pak" sambil memperlihatkan dirinya yang menggunakan pakean tidur sambil menunjuk arah kamar

" Ya udah good night na, saya juga harus istirahat" ucap raksa yang merasa bingung harus melanjutkan ya bagaimana

" Iya pak, pak raksa juga" ucap ana yang memasuki kamarnya dan raksa juga melanjutkan ke kamar miliknya yang berada di lantai dua

Raksa berdiri di depan kamar dengan pintu terbuat dari pintu jati dengan ukiran yang rumit namun tampak elegan melihat kamar ini rasanya dia tau di balik kamar ini dirinya hanya akan merasakan sesak saja namun hanya kamar ini juga tempat dia merasa menjadi dirinya

Dia dorong pintu itu perlahan memasuki kamarnya yang tampak rapi bernuansa elegan dan tampak cerah dengan banyaknya aksesoris dan pajangan yang menggambarkan dirinya sangat menyukai bangunan² indah dan foto yang selalu tampak tertutup dengan perasaan yang berat di tambah rasa lelah membuatnya semakin buruk.

Tuk
Tuk
Tuk

Raksa yang membersihkan diri niat menyegarkan diri sebelum tidur atau tengah membuang sial agar tidur nyenyak mendengar suara ketukan dari arah pintu membuatnya mengentikan aktivitasnya sejenak

" Siapa?" Tanya sambil mengintip dari pintu kamar mandi

" Ana pak" sahut dari luar pintu

" Napa na? Ada butuh sesuatu?" Tanya raksa bingung

" Gak pak cuma mau ngasi teh oleh² dari kampung cocok buat bapak saya taruh di meja samping pintu ya pak!" Ucap ana dari sela pintu kamar agar terdengar " saya kembali tidur pak bay selamat istirahat pak raksa udah bekerja begitu baik!" Sambil memberikan jempol dari sela pintu kemudian pergi

○Little Crazy Baby Twins○Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang