Hi, chictaa is back!
Wajib vote and comment sebelum membaca. Oke?!
Selamat membaca.
***
Sepulang dari pertemuannya dengan Yudha Manggala. Api menuju arena belakang apartemen-nya. Disana terdapat sebuah ruangan khusus yang Api buat untuk meningkatkan keahliannya dalam menembak.
Malam ini Api benar-benar sangat butuh pelampiasan. Dia butuh tempat dimana dirinya bisa meluapkan segala emosinya.
Dor!
Dor!
Dor!
Beberapa tembakan melesat dengan mulus pada titik tertentu dan di susul dengan tembakan berikutnya yang saling bersautan.
Sorot matanya yang tajam membuat seisi ruangan di penuhi oleh suara lutupan pistol yang Api tembakkan.
Di balik tubuh kokoh-nya, Api menahan mati-matian rasa emosinya yang memuncak. Rasa amarah serta kebencian itu datang kembali, setelah sekian lama ia kubur dalam-dalam memori ingatannya tentang semua hal yang membuatnya kehilangan dunianya.
"Kamu tidak perlu mencemaskan hal itu Api. Sampai saat ini Om dan juga rekan-rekan kepolisian masih terus mencari tahu tentang siapa dalang dari semua ini," ucap Yudha Manggala.
Yudha Manggala memegang pundak Api seraya menatap bola matanya dengan dalam. "Lebih baik kamu berdamai dengan masa lalu kamu. Kamu nggak perlu menyimpan dendam terlalu lama. Ya! Saya tau kamu masih belum bisa melupakan itu semua. Termasuk kamu belum bisa melupakan kesalahan Mama kamu kan."
Entah kenapa disaat Yudha Manggala menyebutkan nama itu Api merasa tidak suka. Api bangkit dari tempat duduknya dan membalas tatapan Yudha dengan tatapan kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GELORAPI
Novela Juvenil🚫FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! HARAP BIJAK SAAT MEMBACA CERITA INI‼️ Nama yang menyandang gelar GELORA DAN API itu memang sulit untuk didefinisikan. Keduanya sama-sama menyalakan kobaran dendamnya masing-masing. Bagi Gelora, Api itu cowok...