Hi, Chictaa is back!
Sorry aku baru update lagi huhu, semoga kalian suka ya!💋
Selamat membaca.
***
Memutuskan untuk pergi begitu saja dari apartemen Api adalah sebuah keputusan yang sangat Gelora sesali saat ini.
"Ah, sial! Kenapa harus mati sekarang sih," Gelora merutuki dirinya sendiri. "Gue lupa bawa power bank lagi."
Dengan wajah cemas bercampur kesal, Gelora hanya bisa diam berdiri tanpa melakukan pergerakan apapun. Ia menoleh kearah kanan kiri untuk meminta bantuan tetapi tidak ada. Bahkan di area ini cukup sepi, hanya ada paparan lampu jalanan yang menyinari sisi jalan yang gelap.
Kakinya yang luka membuat perempuan itu tak mampu berdiri cukup lama lagi. Perempuan itu lalu duduk dekat tiang lampu disampingnya, rasa sakit masih menjulur lemas di sekujur kakinya.
"Sumpah demi apa sih, ini beneran nggak ada yang lewat apa?" cetus Gelora. Melihat ke arah sekitar yang tidak ada satupun orang disana. "Api, please tolongin gue."
Hampir 15 menit Gelora berada di bawah remangan lampu jalanan, akhirnya suara motor mulai terdengar di telinga Gelora. Tanpa ragu perempuan itu melambaikan satu tangannya untuk meminta pertolongan, tetapi usahanya sia-sia para pengendara itu melewati Gelora dan mengabaikannya begitu saja.
"WOI!! BUTA YA LO, GUE SEGEDE INI GAK KELIATAN APA DI MATA LO SEMUA?!!" teriak Gelora emosi, saat para pengendara itu melewatinya.
"API, PLEASE TOLONGIN GUE!! GUE MAU PULANG!!"
Motor sport hitam yang melaju kencang dari arah berlawanan membuat perempuan itu berbinar. Suara motor yang sangat ia kenali siapa si pemiliknya. Gelora melambaikan tangannya untuk kedua kalinya.
Laki-laki itu memberhentikan motornya tepat di depan Gelora, menampilkan tatapan tajamnya dari balik helm full face hitam miliknya.
"Naik," titah laki-laki itu dari balik helmnya.
"Nggak bisa. Kaki gue sakit," kata Gelora menahan mati-matian rasa nyerinya.
Lantas laki-laki itu mulai membuka helm full face miliknya, memperlihatkan raut wajahnya yang datar. "Udah tau kaki lo sakit kenapa maksain buat kabur?"
"Siapa yang kabur? Orang gue cuma pingin pulang," kata Gelora membela diri. "Udah deh, lo nggak usah nyalahin gue kayak gitu. Gue kayak gini juga karena ulah lo."
"Karena ulah gue?" laki-laki itu Api. Yang turun dari motornya, mendekati Gelora yang masih duduk mengamatinya. "Ulah gue yang mana sampai bikin lo kabur dari apartemen gue, hm?"
Gelora terdiam, mengamati mimik wajah Api yang kini sedang berada di hadapannya itu. "Banyak! Saking banyaknya gue sampai nggak pingin berurusan lagi sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
GELORAPI
Novela Juvenil🚫FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! HARAP BIJAK SAAT MEMBACA CERITA INI‼️ Nama yang menyandang gelar GELORA DAN API itu memang sulit untuk didefinisikan. Keduanya sama-sama menyalakan kobaran dendamnya masing-masing. Bagi Gelora, Api itu cowok...