1. MULAI

1.3K 701 570
                                    

Hallo semua?!!!🧚🏻

Gimana, kalian udah follow akun author belum? Kalau belum, silahkan follow terlebih dahulu ya!!

Semoga kalian suka dan happy baca cerita aku!

Selamat membaca.

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"TREEZGAR KELUAR LO BANGSAT!!"

"ANGGOTA LO HARUS TANGGUNG JAWAB SAMA APA YANG DIA PERBUAT!!"

"KELUAR LO ANJING!! JANGAN JADI PENGECUT YANG BERLINDUNG DI KANDANG SENDIRI!!"

Anggota yang berjumlah lebih dari 20 orang itu mampu mengobrak abrik markas utama TREEZGAR yang diduga telah menghabisi nyawa sahabatnya.

Dengan wajah yang murka, laki-laki berbadan besar dengan berbalut jaket kulit bertuliskan HitWorld yang tersampir di bahu kirinya. Melayangkan batu besar mengenai jendela kaca dengan keras.

Prang!

Tak lama anggota TREEZGAR keluar dengan di pimpin oleh laki-laki ber-slayer scarf hitam yang terikat di lehernya. Kemarahan pun terpancar jelas di wajah sangar mereka semua.

"WOI PASUKAN PEMBUNUH!! GENG MOTOR MURAHAN. BAJINGAN LO SEMUA!!"

Nakula SadewaLeader Of HitWorld. Melangkahkan kakinya lebih dekat mendekati ketua Treezgar dan langsung mencekram keras jaket hitam milik lelaki itu.

"Anggota lo harus tanggung jawab atas apa yang mereka perbuat ke anggota gue!" Ujar Nakula dengan deru nafas yang naik turun.

Dia emosi rupanya, smrik ketua Treezgar dengan tenang.

"Tanggung jawab buat apa? Anggota gue ngehamilin anggota lo?! Hm," ucap ketua Treezgar dengan menaikan satu alis tebalnya.

Madhlava Api TenggaraLeader Of Treezgar. Sosok laki-laki berjiwa sadis serta mematikan itu mampu membuat sang lawan semakin emosi di tempat.

Tap!

Api mencekal keras kepalan tangan Nakula saat dia mulai melayangkan bogeman kearahnya.

"BANGSAT!! LO FIKIR UCAPAN LO LUCU ANJING."

Emosi Nakula semakin menggebu, dia mengarahkan anggotanya untuk melawan Treezgar dengan sangat brutal.

"SERAAANG!!!"

Mata elang Api menajam saat menyadari pergerakan lawan dari arah samping. Tanpa menoleh, tangan yang memamerkan urat menyembul itu menangkis tongkat bisbol yang semula di arahkan padanya.

Bugh!

Tatapan Api mulai menelisik tajam kearah netra biru Nakula dan melayangkan satu pukulan keras di bagian rahang, pelipis serta menendang bagian perutnya.

GELORAPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang