Hi, chicta is back!
Jangan lupa tekan bintang dan komen di setiap paragrafnya!
Selamat membaca.
***
"Cewek manja kayak lo, enggak akan pernah bisa menang lawan gue!"
Perkataan Api barusan masih terngiang di telinganya, setiap inci kata yang laki-laki itu keluarkan membuatnya semakin muak.
Gelora meremas minuman kaleng yang dia genggam, tak habis pikir meskipun manusia panas itu tak lagi muncul di depannya tetapi emosinya masih susah untuk dihilangkan.
"Dasar Api setan!" teriaknya sambil melempar minuman kaleng yang masih tersisa sedikit kesembarang tempat.
Duk!
"Shit, what the fuck!"
Gelora melototkan matanya saat bekas minuman kaleng yang ia lempar justru mengenai seseorang yang kini sedang memegangi kepalanya.
"Astagaaa! Kena orang," Gelora menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Rahang cowok itu mengeras. "Siapa yang udah lempar gue pake kaleng bekasan kayak gini! Ngaku sekarang atau gue bikin menderita seumur hidup." Ancamannya tak main-main
Sementara murid disana hanya saling melirik, mereka tidak tahu siapa yang sudah melempar kaleng minuman itu.
Pandangan cowok itu berhenti pada seorang murid yang kini menatapnya dengan takut. "Pasti lo 'kan yang lempar kaleng minuman ini ke kepala gue! Ngaku lo, Ndut."
Cowok bertubuh gumpal dengan kacamata bulat nya itu menggeleng sambil gemetar kearahnya. "Bu—bukan sa—saya kak, bebe—neran. Su—suerr!"
"Ya' kalau bukan lo terus siapa?!" Cowok itu mulai menaikan satu intonasi suaranya.
Baru saja cowok gumpal itu ingin mengeluarkan suara, namun terlebih dulu di potong oleh seseorang yang kini mulai berjalan kearah mereka.
"Gue yang lempar!"
Itu suara Gelora yang kini berjalan dengan santai kearah mereka, beberapa detik saat itu juga cewek itu menjadi titik fokus para kaum laki-laki disana.
Kecantikan Gelora memang tak bisa di sepelekan, aura yang cewek itu pancarkan membuat kaum adam tak mengerjap. Saat Gelora melewati kumpulan para cowok disana, aroma khas dari cewek itu pun seolah mengajak menuju alam mimpi yang sempurna.
"Gelora, jadi lo yang lempar!" seru Cowok itu dan diangguki oleh Gelora.
Cowok itu menghela napas, menarik ujung bibirnya untuk tersenyum. "Bilang dong kalau ternyata lo yang lempar, jadi gue gak perlu marah-marah kayak tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
GELORAPI
Dla nastolatków🚫FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! HARAP BIJAK SAAT MEMBACA CERITA INI‼️ Nama yang menyandang gelar GELORA DAN API itu memang sulit untuk didefinisikan. Keduanya sama-sama menyalakan kobaran dendamnya masing-masing. Bagi Gelora, Api itu cowok...