#Steep two

584 38 0
                                    




Pemandangan kantin sekolah menangkap banyak insan yang sedang melakukan kegiatan masing masing.

Ada yang sibuk mengantri panjang, sibuk merangkul pacar, dan ada beberapa yang hanya berdiam diri di meja kantin.

Jangan tanya junkyu sedang apa. Sudah jelas kan?. Dia bukanlah tipe orang yang dari pangkal rambut hingga ujung kaki dipenuhi kata 'semangat'. Dia bahkan sangat malas jika disuruh berdiri, apalagi mengantri. Kalau sudah begini jihoon lah yang rela mengantri panjang agar mereka dapat menikmati semangkuk mie ayam berdua. Untung saja jihoon tak pernah yang namanya mengantre panjang. Karena para ciwi ciwi pasti tak tega melihat 'calon pacar' kelelahan saat mengantre. Alhasil mereka merelakan antrian mereka untuk jihoon. Yahh... Di beri visual dewa jika tidak di manfaatkan maka harus diapakan?.

Tapi kali ini sosok park jihoon belum nampak sama sekali. Tak biasanya ia keluar kelas terlambat. Apa terjadi sesuatu? Pffttt.. Ga mungkinn. Jihoon dengan ototnya sudah cukup untuk mengalahkan 10 preman pasar.

Junkyu yang tak ingin mati kebosanan pun akhirnya mengeluarkan earphone kabel dari saku seragam dan mulai memutar lagu lagu favorit nya. Ia memejamkan mata sambil bersenandung tipis tipis. Ga mau munafik tapi emang suaranya bagus. Matanya ditutup biar best experience katanya.

"You magic in my mind—"

Baru saja tiga lagu yang ia putar. Haruskah terpotong secara paksa seperti ini?.
Saat tengah asik mendengar musik. Tiba-tiba earphone sebelah kanannya di cabut paksa oleh seseorang yang menemaninya dari dalam rahim hingga saat ini.

Cengiran bodoh itu sudah menjelaskan siapa dia.

Junkyu hanya menatap sekilas sang kembaran sebelum mencabut sambungan pada earphone nya.

Pria ber name tag kan park jihoon itu mendaratkan bokongnya di bangku kosong yang berhadapan langsung dengan si adik maniez.

"Nungguin lama ya? ". Tanya jihoon basa basi walaupun dia udah tau jawaban pertanyaan nya sendiri.

"Pake nanya. Lu mau gua mati kelaperan? ". Tanya junkyu dramatis seolah ia menunggu jihoon 50 abad lamanya.

" Yaelah mbar. Nunggu bentar bisa kali. Kan gua sibuk anaknya".

"Iyee... ". Balas junkyu sedikit mendengus sebal.
Tunggu, mana makanan nya? Bahkan jihoon tak mengantre.

"Mau lu kasi makan apa gua?". Tanya junkyu bak seorang istri yang tak mendapat uang bulanan dari sang suami.
Canda doang ye:p

"Gua make jastip. Jasa nitipp". Balas jihoon yang kini tengah mengusap usap benda pipih kamera tiga di genggaman tangannya.

Junkyu hanya meng ooh ooh paham sebelum netra nya kini menangkap sesuatu yang aneh.

"Lu abis nangis?". Tanyanya sambil sedikit mendekat ke wajah tampan sang kembaran. Guna memastikan yang ia lihat tak salah.

Pasalnya wajah jihoon nampak sembab. Matanya pun merah dan kantung matanya sedikit membengkak. Hidung mancungnya juga tak kalah merah.

"Nah! Pesenannya dateng". Seru jihoon menerima dua mangkuk mie ayam yang di bawa oleh dua orang wanita.

"Thanks ya". Ucap jihoon memberikan senyum senyum modus yang dibalas cinta oleh kedua ciwi ciwi itu. Kedua anak hawa itu pergi sambil cekikian gajelas bak orang kesurupan kuntilanak stres.

Junkyu yang diabaikan pertanyaannya hanya menatap aneh kearah sosok yang ditanya.
Ah sudahlah. Palingan masalah cewe

Mereka berdua menyantap mie ayam yang masih hangat itu dengan lahap.


Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang