Tamu jepang

361 30 0
                                    

Kakak beradik kembar ini sudah pulang sekolah dari 2 jam yang lalu. Keduanya sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton tayangan televisi.

Keduanya tampak fokus memperhatikan berita tentang hari ini.

Eh? Tunggu...
Ralat. Keduanya ternyata fokus menonton petualangan sinchan.
Sejak kapan jihoon mulai menyukai kartun favorite junkyu?.

Ting...tonnggg...

Suara bel rumah ditekan. Mengganggu dua insan yang tengah fokus dengan alur cerita si kartun.

Tingg ..tonggg....

"Berisik anjing.. Ga tau apa orang lagi fokus nonton". Gerutu jihoon yang benar-benar fokus pada layar televisi.

Tingg... Tongggg.....

" Kyu. Bukain pintu". Suruh jihoon tanpa beban.

"Dih! Kenapa gua?!".

"Lu ga liat gua lagi fokus!!!??".

" Lu kira gua lagi mantengin kulit kuaci dibawah sofa?".

Keduanya berdebat tanpa mengalihkan pandangan dari layar televisi. Emangnya seseru apa sih? Sampe kedip aja gamau.

"Park junkyu, Buka". Ucap jihoon sedikit menggertak.

" Oga-".

Ketika junkyu hampir saja menjawab dengan cepat jihoon menatap junkyu penuh intimindasi.

"Park junkyu, Buka". Ucapnya penuh penekanan di tiap kata.

Kalau sudah di panggil dengan nama lengkap+gertakan seperti ini junkyu hanya bisa menelan ludahnya. Dengan berat hati ia melangkah menuju ruang tamu untuk membukakan pintu.
Tak lupa mulut junkyu yang komat-kamit mengumpati orang yang sudah berani mengganggu waktunya menonton sinchan.

Oh. Haruto ternyata.

Darah junkyu mendadak mendidih dadalam sana.
Entah kenapa sejak kejadian di kelas jihoon waktu itu membuatnya sangat infeel kepada pria berdarah asli jepang yang dengan santainya muncul di hadapannya lagi.

Setelah membuka pintu junkyu berdecak kesal dan langsung melenggang pergi begitu saja. Membuat pria jakung dihadapannya menampilkan raut wajah penuh tanya.

Haruto tanpa basa-basi masuk kedalam dan menemui jihoon yang masih asik menonton televisi sendiri. Tak ada junkyu disana.

"Nonton apaan ji?". Tanya haruto membuka obrolan sebelum mendaratkan bokongnya di samping jihoon.

" Sinchan". Jawab pemuda park singkat.

"Oohh... Nih gua ada bawain lu snack". Ucap haruto memberikan kantung keresek yang berisi banyak cemilan.

" Wuuiiihhh". Kini atensi jihoon mengarah pada jajanan micin yang haruto bawakan untuknya.
Haruto memang tipe orang yang datang dengan buah tangan. Jika hanya tangan kosong terlalu memalukan katanya.

Tunggu. Ada satu kantong lagi. Dan isinya tak kalah banyak dari yang jihoon pegang. Tak mungkin keduanya akan memakan cemilan sebanyak ini kan?

"Yang gua pegang kan buat kita.
Terus yang lu pegang buat siapa?". Ujar jihoon bertanya pada haruto yang kini sedikit tertarik pada kartun di televisi.

" Ha?. Oh ini...
Ini buat junkyu". Jawabnya sambil menyerahkan sekantung snack itu pada jihoon.

"Oohh..thanks ya.". Tutur jihoon paham sambil menerima sekantung kresek lagi.

" Junkyu mana ji?".

"Tadi masuk kamar. Katanya mau lanjut nonton sinchan di hape".

" Huffftt....". Suara haruto membuang nafas kasar. Nampaknya sang 'pujaan hati' membencinya karena kejadian hari itu. Padahal niat haruto hanya ingin terlihat keren. Biasanya para wanita berteriak histeris saat haruto berlagak ala-ala bad boy. Dan ini tak berlaku pada junkyu rupanya.

Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang