....Jennie mencekal tangan jisoo, saat dirinya serta rose dan kedua sepupunya tiba di gua yang memiliki lubang terbatas.
"Kau yakin akan tinggal beberapa hari disini?" bisik jennie di telinga jisoo.
"Aku percaya pada gadis itu" sahut jisoo yang juga berbisik sembari melihat alice bermain bersama wolfnya didalam gua itu.
"Unnie. Rasanya aku ingin pulang saja" rose dapat melihat tempat tidur yang terbuat dari jerami dan juga banyak serangga yang hinggap di batu batu.
Minnie dan yeji menelan salivanya, lalu mengangguk setuju atas ucapan rose. Bagaimana mau orang seperti mereka yang hidup bersih harus tinggal di gua kotor meski itu hanya sementara.
"Tidak." sahut jisoo datar. Muka rose berubah masam lalu ia pergi dengan menghentak hentakan kakinya kedalam gua dan duduk di batu yang tersedia disana sembari mempoutkan bibirnya gemas. Keempat gadis cantik itu melongo melihat kelakuan bungsu kim kecuali alice yang hanya fokus pada serigala nya.
Jisoo menatap alice sebentar lalu ia mendekatinya perlahan. Duduk di samping alice yang sedang bermain dengan serigala nya.
"Mengapa kau membiarkan kami tinggal bersamamu?" jisoo memulai pembicaraan. Alice mendongak lalu ia melirik serigala nya.
"Aku hanya menuruti perintah luis. Dia yang memperbolehkan kalian menginap disini untuk beberapa hari." alice tersenyum tangan putihnya terus mengusap bulu tebal luis.
"Kau.. Mengerti bahasa hewan?" jisoo sungguh tidak percaya dengan gadis dihadapannya ini. Mana ada manusia yang bisa mengerti bahasa hewan kan?.
"Ya. Aku tumbuh bersama kawanan luis, mungkin sejak umurku masih enam tahun." alice mengingat ingat masa lampau nya dahulu. Jisoo mengangguk mengerti.
"Aku ingin tahu namamu" alice menoleh, dilihatnya wajah jisoo yang tampak memohon.
"Alice"jawabnya singkat. Jisoo menghela napas pasrah.
"Aku jisoo, juga yang tengah membangun tenda itu jennie bersama minnie, dan yang sedang duduk santai sembari makan itu yeji dan rose. Kau mungkin akan mengingat nama mereka." jelas jisoo tangannya menunjuk gadis gadis yang ia kenalkan.
Dalam penjelasan pertama jisoo, alice mengeryit bingung."Apa itu tenda??" alice bertanya dengan tampang polos, membuat jisoo tidak tahan melihat keimutan gadis hutan itu alhasil tangannya refleks mengacak rambut berponi alice.
"Kau benar benar ingin tahu ya? ck. Kau sangat lucu alice" gemas jisoo mengacak poni alice. Ia melepas kasar tangan putih jisoo lalu menatapnya tajam.
"Jangan menyentuh poniku." peringatnya penuh penekanan. Jisoo rasanya ingin tertawa saat itu juga, alice sungguh lucu-pikirnya.
"Iya. Aku tidak akan lagi" ucap jisoo disertai cengiran nya. Lalu rentinanya mengarah pada ke empat manusia yang tak jauh dari mereka.
"Hey kalian! Kemarilah" panggil jisoo melambaikan tangan. Mereka serempak menoleh, rose memandang jennie Yang tak jauh darinya seperti mengkode jennie 'kenapa jisoo memanggil kita?' jennie mengedikan bahunya acuh, dia juga tak tahu jennie juga mendekati jisoo dan alice.
"Kenapa kau memanggil kita?" jennie menatap sinis alice, tapi alice tak peduli dia melanjutkan mengelus luis. Rose, minnie, dan yeni juga sudah sampai di tempat jisoo.
"Aku akan membawa alice pergi bersama kita" bagai disambar petir disiang bolong, kelima manusia itu-kecuali jisoo terkejut mendengar tuturannya, bagaimana tidak? Unnie mereka ini langsung saja to the point memutuskan.
"Apa!?? Aku tidak mau pergi, disini adalah rumah asliku" bantah alice sangat tak Terima jika ia harus tinggal bersama kucing garong yang sejak bertemu sudah tak suka dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
live with wolves
Manusia Serigalapernahkah kalian berfikir bahwa serigala itu sangat buas terhadap manusia? tentunya yang kalian pikirkan itu salah. alice, manusia yang hidup bersama kawanan serigala sedari kecil ia dibuang ke hutan oleh ayah kandungnya saat umurnya masih menginjak...