04. Am I get the feeling?

45 19 2
                                    

Eca sudah resmi menjadi anak SMA, apalagi dia sudah mendapat pembagian kelasnya, dia berada di kelas X MIPA 4, sedangkan Jordan berada 1 tingkat diatasnya. Meskipun seperti itu, Eca tetap berkomunikasi dengan baik kepada Jordan, setelah Eca beradaptasi di kelas selama beberapa minggu akhirnya Eca mendapat beberapa teman yang bisa dibilang lebih dekat dibanding dengan yang lain. Mereka adalah teman-teman Eca yang baru terhitung ada empat orang, yakni, Biel, Caca, Renata, dan Michelle. Jika dilihat-lihat, Eca memang lebih se-frekuensi dengan keempat teman-temannya ini, sehingga dia tidak akan sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Eca mulai akrab dengan semua teman-temannya di kelas, ternyata mereka semua memiliki banyak kesamaan sehingga Eca tidak merasa kesulitan untuk bersosialisasi dengan sekitarnya, di dalam kelas Eca terdapat salah satu teman laki-laki Eca, yang berteman akrab dengan kak Afandi namanya adalah Justin, karena teman akrabnya ada di kelas Eca maka kak Afandi sering juga bolak-balik ke kelas Eca untuk bertemu dengan Justin, sehingga makin lama Eca makin menyadari bahwa, 'dilihat-lihat kak Afandi manis juga ya, kok baru sadar pas sekarang sih' hampir setiap hari Eca pasti akan melihat atau berpapasan dengan kak Afandi, sehingga mungkin saja mulai ada rasa suka di dalam hati Eca.

"Justin, lu sama kak Afandi tuh gimana bisa akrab?" tanya Eca.

"Oh itu, gue udah kenal sama dia tu dari MOS, kan biasanya gue kalau sholat beberapa kali ketemu, makanya deh bisa kenalan." Jelas Justin.

"Owalah, kira-kira yang lu tau nih dia udah ada cewe apa ga?" tanya Eca.

"Wkwkwk, kenapa nih?? kepincut ya lo?" tanya Justin dengan nada mengejek.

"Duh gimana ya, dia kan kakak sangga gue nih, ya makin lama diliat kok manis amat gituloh, kayaknya gue naksir deh." Jelas Eca sambil tersenyum.

"Kalau suka ya minimal kenalan Ca, atau apa gitu, biar dia tau lu hidup." Sambung Justin.

"Dia mah tau gue kali, orang beberapa kali pernah ngobrol juga, tapi ya sebatas itu ajasih." Jelas Eca.

"Suka boleh Ca, tapi dia juga lagi deket ama temen gue nih, temen gue istilahnya pepetin banget dah, akhirnya fotbar mereka pas abis MOP." Sambung Justin.

"Ohh itu temen lu juga? gue tau kalau gitu mah, soalnya waktu itu temen gue juga minta tolong cariin instagram-nya kak Afandi buat dia." Jelas Eca.

"Buset dah, gue temennya si Fandi aja kagak tau instagram-nya apa, ngeri amat lu udah tau." Sambung Jordan.

"Yaelah instagram doang, kecil itu mah, lagian ya lumayan juga kan, gue jadi bisa tau duluan wkwkwk." Jelas Eca.

"Waduh, modus amat dek, tapi gapapa lah ya, ngomong-ngomong instagram, lu sendiri udah follow belum?" tanya Jordan.

"Belum sih, ntaran deh, malem gue follow deh." Sambung Eca.

Setelah perbincangan tersebut, Eca mulai bimbang apakah dia harus mulai menunjukkan sikap bahwa dia suka atau tidak, tetapi karena Eca takut tiba-tiba kak Afandi punya pacar, akhirnya Eca memberanikan diri untuk mem-follow akun kak Afandi. Pada malam hari, akun @809.missedcall sudah tertera mengikuti akun kak Afandi, setelah itu Eca merasa gugup karena dia tidak yakin kak Afandi bisa mengenalinya, tetapi dia tetap menunggu balasan dari si kakak manis ini hingga tertidur, keesokan paginya saat Eca sudah berada di sekolah dia mendapatkan notif bahwa telah diikuti balik. Tentunya, Eca sangat senang disitu karena menurutnya kak Afandi pasti mengenalinya.

Sehingga, dengan senang hati Eca mengajak Jordan untuk bersama ke kantin agar Eca bisa menunjukkan apa yang membuat dia senang.

"Jo, gue mau pamer nih lagi seneng bangettt." Ucap Eca dengan bersemangat.

"Ribut amat, pamer apaan lo?" tanya Jordan.

"Dih, tebak dulu napa, gaseru amat langsung gue omongin." Sambung Eca.

"Aduh Eca, lagi laper loh ini, lagian gue juga bukan peramal ya, mana bisa nebak, dah cepet bilangin aja." Jawab Jordan.

Karena Eca ingin Jordan melihatnya sendiri, akhirnya dia menunjukkan laman akunnya.

"Lah, diikutin balik kak Afandi? emangnya kenapa, kok bisa seneng amat lu, duh apa udah mulai suka nih?" tanya Jordan dengan senyum mengejek.

"Hehehe, iya nih udah mulai suka gue Jo, lagian dia kalau senyum manis banget, kan ngebuat repot perasaan gue banget ini." Sambung Eca.

"Mampus kata gue Ca, bisa-bisanya suka lu ya ampun, waktu kemarin aja bilangnya gabakal eh malah naruh hati." Ejek Jordan.

"Yaelah, gue juga mana tau bakalan suka, tapi ini masih suka awal-awal ajasih, gamungkin lama juga." Sambung Eca.

"Halah banyak ngomong lu, ntar disini bilang engga, tapi di hati iya." Jawab Jordan.

"Yaudah sih Jo, dukung aja napa, lu temen gue ga?" tanya Eca dengan ketus.

"Iyadah iya, gue dukung lo, tapi soal temen gue yang kemarin belum tau ya dia udah jadian apa belum." Jelas Jordan.

"Kata temengue yang sekelas, mereka deket ajasih, tapi ya semoga aja engga, gue udah mau bahagia nih suka orang lagi." Sambung Eca.

Lalu, mereka berdua kembali ke kelas masing-masing, Eca memang susah untuk menaruh pilihan hatinya, maka dari itu cukup sulit bagi dirinya agar bisa melupakan orang lama, karena dia mempunyai prinsip, ketika dia sudah menaruh hati maka dia akan sangat yakin dengan pilihannya itu.

Disaat pembelajaran sudah mendekati siang hari, tiba-tiba Eca diberitahu oleh Biel bahwa kak Afandi sedang ingin menuju ke kelasnya Eca, karena Eca kurang percaya akhirnya dia keluar sendiri dan mengecek diluar kelas, dan memang benar disana ada kak Afandi, tetapi karena malu akhirnya Eca masuk lagi ke dalam kelas. Tetapi, setelah dilihat-lihat ternyata kak Afandi sedang berjalan dan menawari anak kelas sepuluh untuk bergabung di organisasi pramuka, 'buset kak, manis amat si, senyumnya kayak candu banget' karena Eca begitu terpanah akhirnya dia terlihat seperti orang yang melongo saja disitu.

"Ca, Ca, Eca, woi, masuk udah anjir nih kakak-kakak pramukanya udah pada didalem." Ujar Biel sambil menepuk pundak Eca.

"Oh iya iya, nih gue masuk." Sambung Eca.

Saat di dalam ruangan Eca tidak melihat keberadaan kak Afandi, Eca berpikir mungkin saja dia berhenti dan pergi ke kelas di sebelah Eca.

"Selamat siang semuanya, kami dari pihak pramuka ingin mengajak adik-adik sekalian untuk masuk ke dalam organisasi kami, jika ada yang berminat bisa catat nama di kakak yang sebelah sini ya." Jelas salah satu kakak pramuka.

"Siap kak." Ujar teman-teman Eca.

Sebenarnya, Eca sudah diberitahu oleh Jordan bahwa kak Afandi adalah Ketua Dewa Ambalan di sekolah mereka pada saat angkatan tersebut, maka dari itu kata Jordan jika Eca masuk ke organisasi pramuka, maka akan lebih sering untuk melihat kak Afandi. Tetapi, menurut Eca dia tidak mau mencampur aduk masalah hati dengan sekolahnya, jika dia tidak niat mengikuti maka akan jadi kurang bagus untuk dirinya, maka dari itu Eca lebih memilih untuk tidak mengikuti dulu sekarang.

Disaat teman-teman Eca sedang sibuk mendaftar, Eca iseng keluar kelas, siapa tau ada kak Afandi diluar, dan ternyata memang benar dugaan Eca. Sehingga, karena Eca sudah terlanjur keluar dan berpapasan dengan kak Afandi di depan kelas akhirnya Eca pun tersenyum sebagai tanda menyapa, kak Afandi juga melakukan hal yang sama kepada Eca.

"Eh ini ya, yang user 809missedcall? nge-follow IG kak kan kemarin?" tanya kak Afandi.

"Hehehe, iya kak, gapapa kan ya? soalnya kan kakak kenal aku juga." Jawab Eca.

"Iya deh gapapa, aku kenal juga, aman kok." Sambung kak Afandi

"Yaudah kak, aku ke dalam dulu ya." Jelas Eca.

"Iya Ca." Sambung kak Afandi.

Sepanjang hari itu Eca selalu tersenyum, nampaknya hatinya begitu gembira ketika tau bahwa kak Afandi merasa baik-baik saja jika Eca ingin akrab dengannya, namanya juga anak SMA pasti ada cinta monyet seperti ini, tapi untuk yang kali ini Eca merasa ada suatu hal yang berbeda, dia merasa bahwa kak Afandi berbeda dari orang-orang yang pernah dia sukai, sehingga Eca mulai merasa yakin dengan pilihannya untuk menyukai kak Afandi, setelah hari itu Eca sering mencari cara agar dirinya bisa selalu berada di sekitar kak Afandi.

Semestaku, Afan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang